"Wonyoung.""Kak." Yujin dan Wonyoung terkekeh, begitu mereka memanggil bersamaan.
"Ya udah, lo duluan." Akhirnya Yujin mengalah, lalu memposisikan dirinya menghadap Wonyoung. Wonyoung hanya tersenyum simpul melihatnya.
"Kemaren-kemaren...lo ketemu kak Minju?" Tanya Wonyoung. Yujin yang setia mendengarkan sontak terkekeh kecil. "Lo tau dari mana? Dari Yena? Atau dari Chaewon? Gue baru pengen ngomongin itu tadi." Ucap Yujin, tersenyum sembari memukul meja kecil.
"Enggak lah, aku aja nggak deket sama mereka. Kemaren Liz cerita, waktu lagi jajan dia ngeliat kalian di gerbang. Ngobrol lagi." Jawab Wonyoung. Yujin hanya mengangguk kecil.
"Sebenernya, beberapa hari lalu, kita ketemu di minimarket. Dia lupa bawa dompetnya, terus akhirnya gue bayarin. Gue seneng sih, itu pertama kalinya kita ngobrol lagi." Ujar Yujin.
"Terus?" Wonyoung menanggapi.
"Ya, kemaren dia janji mau ngembaliin duit gue di gerbang. Eh, terus tiba-tiba kita ngeliat Yena sama Yuri lagi pacaran depan dia. Akhirnya dia tau soal salah paham kemaren."
"Jadi...udah damai?"
"Nggak tau, jadi canggung malah." Yujin menggaruk kepalanya, frustasi mengingat kejadian kemarin. Wonyoung yang mendengarnya jadi bingung.
"Maksudnya?"
"Kemaren, gue ngaku masih punya perasaan sama dia. Kalo dia sih, belum jawab. Gue minta nggak usah dijawab dulu. Cuman malu anjir gue harusnya nggak usah ngomong gitu! Keliatannya ngarep kan, Nyong?" Yujin menatap Wonyoung, sembari menghela napas kasar.
"Hm, gue...no comment deh." Wonyoung tersenyum simpul. Jujur aja, dengernya bikin nyesek sih. Nyesek dikit. Eh gak tau, nyesek banget kali ya buat dia. Dia udah pasrah aja kalo misalnya Yujin bakal balikan sama Minju.
"Yah, lo gimana sih? Kan gue cerita sekalian pengen konsul!" Protes Yujin.
"Coba tanya sama kak Chaewon aja." Balas Wonyoung singkat.
"Mana bisa? Dia aja belom pernah pacaran."
"Masa sih?" Tanya Wonyoung, baru mengetahui fakta tersebut. Yujin hanya manggut-manggut. "Kalo gebetan sih ada, masih pdkt-an mereka."
"Oh..."
"Ah gak tau deh! Gue balik ya Wonyoungie, udah sore nih." Yujin berdiri, menepuk kepala Wonyoung kecil. Gadis itu sontak langsung mengambil tangan Yujin, mengenggamnya.
"Ih! Bareng lah kak."
"Gak mau ah, wlee!" Yujin dengan sikap jahilnya mengeluarkan lidah, meledek Wonyoung. Gadis yang lebih muda darinya itu langsung memeluk leher Yujin dari belakang, memaksa ikut.
"Ah, lepasin Won!" Yujin tertawa, sembari mencoba melepas pelukan Wonyoung. Gadis yang sedang memeluknya itu hanya tertawa-tawa saja, mengetahui Yujin yang memang tak terlalu suka skinship, bahkan sekedar pelukan dengan sahabatnya.
"Ya udah iya, gue anterin! Makanya lepasin dulu." Wonyoung akhirnya melepas pelukannya, lalu mengekori Yujin dari belakang. Ampun deh, pikir Yujin.
"Eh, ada Yujin?" Begitu Wonyoung membuka pintu, terlihat mamanya yang sedang duduk santai di ruang tamu, menyambut kedatangan Wonyoung, dan juga Yujin di belakangnya.
"Hai, ma." Sapa Yujin, lalu menyalami mamanya Wonyoung.
"Salim sini!" Ledek Yujin, kepada Wonyoung, yang sebenarnya masih kesusahan membuka sepatunya.
"Bentar ih! Ini susah banget." Keluhnya, yang hanya ditanggapi kekehan dari Yujin dan mamanya. Yujin akhirnya menghampiri gadis itu, lalu dengan sekejap membuka ikatan tali yang katanya susah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...