41. Epilogue

1.2K 83 4
                                    


"Sini, dong!" Yena merangkul Yujin, yang baru saja datang, bersama Wonyoung tentunya. Hanya sekedar kumpul bersama, merayakan ulang tahun Chaewon, di restoran rooftop, milik ayah Chaewon. Ada Yena, dan pacarnya Yuri. Chaewon, dengan pacarnya Sakura. Dan Hyewon, yang sudah putus dengan Eunbi.

Tak perlu ditanyakan alasannya lagi, tetapi di setiap hubungan pasti ada perpisahan. Dan kisah Hyewon Eunbi mungkin tak seindah asmara yang lain. Namun, Hyewon sepertinya sudah berhasil melupakan mantannya itu. Ada Liz juga Rei, couple baru yang entah mengapa ikut nimbrung di acara makan-makan mereka. Suatu kejutan, bukan? Rei berpacaran dengan Liz, sahabatnya juga.

"Pokoknya, sekali lagi, happy birthday buat rich girl kita!" Hyewon bersorak.

"Aku sayang kamu, Chaewon sayang!" Yena berteriak, yang langsung dibekap mulutnya oleh Yujin setelahnya. Mereka tertawa terbahak bersama. Rasanya, mereka kian akrab.

"Tapi sumpah deh, Chae. Ini tempat bagus banget anjrit. Udaranya juga gak terlalu dingin." Puji Yena.

"Lo liat aja pemandangan kota di bawah tuh, gile." Timpal Hyewon.

"Adem, jadi pengen ngudud." Yena terkekeh kecil, sembari mengeluarkan kotak rokok dari sakunya. Yujin mengernyit mendengarnya.

"Ah lo pindah pojok sana!" Perintah Yujin, kepada Yena yang duduk di sebelah Wonyoung.

"Kenapa sih?"

"Asepnya, entar kena Wonyoung. Jauh-jauh lo sana!" Yujin mendorong-dorong tubuh temannya itu.

"Elah, bucin ribet amat!" Protes Yena, yang mendapat tawa dari mereka semua. Wonyoung diam-diam melihat ke arah pacarnya. Perhatian Yujin tak pernah gagal membuatnya berdebar. Bahkan hal sekecil tadi. Wonyoung bahkan tahu Yujin sudah tak pernah lagi merokok sejak berpacaran dengannya, setidaknya sebelum bertemu dengannya. Wonyoung sangat menghargai itu.

Yujin mengaitkan tangan mereka berdua di bawah meja, tersenyum manis dengan lesung pipinya. Wonyoung menyentuh lesung pipi pacarnya itu, lalu tertawa setelahnya.

"Kenapa sih?" Yujin terkekeh heran.

"Gak apa-apa. Lucu aja lesung pipinya."

"Idih, aneh."

"Duh, iri berat gue bos!" Protes Hyewon, yang berada di seberang Yujin.

"Makanya cari cewek, Hyewon!" Ucap Yujin, sembari memeluk erat Wonyoung dari samping, sengaja pamer. Hyewon yang melihat memutar bola matanya kesal.

"Pamer banget, ye." Begitu Hyewon mengalihkan pandangannya ke arah yang lain, mereka ternyata juga sedang memeluk pacar masing-masing, memandangnya dengan sengaja.

"Suek! Pada ngeledek gue lo pada ya!" Mereka semua tertawa mendengar cibiran Hyewon malam itu.
















Mereka semua sudah pulang. Hanya sisa Yujin dan Wonyoung disitu. Wonyoung sebenarnya ketiduran di bahunya, dan Yujin memilih untuk tak membangunkannya. Gadis itu terlihat sedikit lelah, karena sekarang memang sudah pukul 9 malam. Yujin bisa merasakan kepala gadis itu bergerak dari bahunya.

Wonyoung mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu melihat sekeliling. "Loh, yang lain mana?" Tanyanya, dengan nada yang sedikit lucu.

"Udah pulang." Yujin menopang kepalanya dengan satu tangan, yang ia letakkan di meja. Matanya fokus menatap Wonyoung yang masih sedikit kebingungan. Terlihat menggemaskan.

"Kok kamu gak bangunin? Kan belum pamit?" Tanya Wonyoung, yang tak kunjung mendapat respon dari Yujin, karena pacarnya itu masih melihatnya, dengan senyuman manis.

"Apa sih?"

"Gak apa-apa, cantik."

"Siapa?" Tanya Wonyoung tersenyum kecil, pura-pura tak tahu.

"Aku, aku yang cantik, Won." Yujin terkekeh kecil.

"Ih!" Wonyoung memukul pelan bahu pacarnya.

"Ya kamu lah, pacarku, sayangku, cantik." Yujin tersenyum gemas, lalu dengan gerakan cepat mencium pipi gadisnya.

"Panggilannya geli banget, sayang."

"Maunya apa? Gadisku? Ayang? Baby?"

"Wonnie." Wonyoung tersenyum, menepuk kedua pipi pacarnya. Nama itu punya sejuta makna dan kenangan dalam benaknya. Karena itu spesial, dan hanya Yujin yang memberinya.

"Iya, Wonnie, sayang." Wonyoung bisa merasakan pipinya merah karena ucapan Yujin itu. Duh, Yujin sungguh gemas melihat tingkah pacarnya itu.

Siapa sangka, ini semua akan terjadi? Mereka sudah berpacaran hampir 1 tahun, dan Yujin merasa sungguh bahagia. Berpacaran dengan Wonyoung, benar-benar membuatnya bahagia. Seribu bintang di malam itu pun tak bisa menjelaskan bagaimana bersinarnya gadis di depannya ini.

Sungguh, Wonyoung sungguh cantik. Bukan hanya malam ini, bukan ketika ia menggunakan gaun megah atau pun bagus. Bagi Yujin, Wonyoung cantik setiap hari, kapanpun ia melihat pacarnya itu.

Yujin bersyukur, bisa bertemu bocah kelas 5 sd yang menangis tak jelas di supermarket itu dulu. Melihatnya tumbuh, bersama-sama. Dan, mencintainya.

"Wonnie," Panggil Yujin.

"Apa?"

"Wonnie." Panggil Yujin lagi, dengan lembut.

"Apa sih?"

"I love you..." Rasanya Wonyoung membeku mendengarnya. Ini pertama kalinya, dalam hidupnya----seseorang mengungkapkan cinta kepadanya. Terlebih lagi, itu Yujin. Ini adalah pertama kalinya, setelah hampir 1 tahun berpacaran.

"To the moon and back," Tambah Yujin.

"H-hah?"

"I love you to the moon and back, Wonnie." Ucap Yujin lembut, tak lupa dengan senyumnya.

Malam itu sungguh sempurna bagi Wonyoung. Rasanya sungguh sempurna. Ia menatap Yujin lagi, menatap kedua matanya dengan sempurna.

"I love you more, Jinnie." Wonyoung segera memeluk Yujin setelahnya. Kedua orang itu mengungkapkan cinta mereka, di malam yang penuh bintang itu. Bahkan tempatnya saja sempurna. Mereka melepas pelukannya, masih dengan perasaan yang berdebar-debar.

Lalu perlahan dengan pasti, Yujin mendekatkan kepalanya, menghilangkan jarak diantara mereka. Ia menatap bibir Wonyoung sebentar, lalu beralih menatap mata gadis itu lama. Yujin akhirnya mendekat, mencium lembut bibir Wonyoung. Ciuman pertama mereka.

Tangan Yujin bergerak memegang kedua pipi gadis itu, sedikit memperdalam ciuman mereka. Wonyoung tak bisa menjelaskan perasaannya sekarang. Sungguh meledak-ledak. Hatinya seperti meledak sekarang. Wonyoung membalas ciuman Yujin, sedikit memiringkan kepalanya. Bibir Yujin terasa manis, seperti vanilla yang ia minum tadi.

Mereka melepas ciuman untuk mengambil nafas, masih dengan kepala yang menyatu. Mereka sedikit terengah, sembari tersenyum. Wonyoung bersumpah, itu mugkin adalah malam terbaiknya selama 17 tahun ini.

"That was...great." Yujin berucap. Wonyoung terkekeh kecil mendengarnya. Gadis itu mengecup singkat bibir Yujin setelahnya.

"Kamu lucu, deh." Wonyoung terkekeh malu, masih salah tingkah setelah ciuman mereka tadi.

"Iya emang, makasih." Balas Yujin.

"Lucu, tapi kamu cuma punya aku." Wonyoung terkekeh gemas, memeluk Yujin. Yang dipeluk tertawa setelahnya, mengusap kepala gadis yang sedang dipeluknya itu.

"Apa? Kurang jelas?"

"You belong with me, Yujin."

"Iya, Wonnie."

Sungguh, malam itu begitu sempurna. Setidaknya bagi pasangan itu. Yujin dan Wonyoung, yang masih berpelukan, dan tertawa bersama.



End

you belong with me ; annyeongzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang