Yujin terkekeh menatap dua orang di depannya. Iya, dua orang. Wonyoung, dan juga Liz. Tadi sebenarnya memang Yujin hanya mengajak Wonyoung saja, hitung-hitung janjinya kemarin, namun---Liz yang kebetulan mendengar janji mereka meminta ikut. Yujin kan jadi tidak enak menolaknya.Ya sudah, dua adik kelasnya itu kini sedang makan di depannya, sembari bercakap-cakap. Yujin menatap mereka sebentar. "Gimana? Enak nggak?" Tanyanya, meminta pendapat. Kalau dilihat-lihat, toko croffle baru yang lokasinya tak jauh dari rumahnya itu memang cukup ramai. Ya, sesuai lah dengan standar tempat nongkrong jaman sekarang.
"Enak banget, kak! Makasih ya udah di traktir, hehe." Liz tersenyum malu, sembari melirik Yujin. Wonyoung yang melihatnya berpura-pura muntah, sementara Yujin tersenyum lebar. "Iya, sama-sama. Lain kali, lo yang traktir gue ya?" Ucap Yujin kepada Liz.
"Oh kalo itu mah gampang, nanti Wonyoung yang traktir." Liz mengacungkan jempolnya, membuat Wonyoung yang ada di sebelahnya mendengus. "Idih, kok jadi gue!" Protesnya. Liz cuma cengar-cengir saja.
"Kak Yujin." Panggil Liz lagi. Yujin berdehem sebentar, masih meminum pesanannya.
"Aku boleh nanya gak?" Wonyoung yang mendengarnya jadi penasaran. "Nanya apa?" Tanya Yujin balik, terlihat bingung, karena sepertinya Liz terlihat agak serius.
"Itu...temen kakak, kak Yena---pacaran sama kak Yuri ya?" Liz bertanya, membuat Wonyoung yang mendengarnya sedikit terkejut. Liz sungguh kepo. Wonyoung tertawa kecil menanggapinya. "Yena sering dateng ke gedung ipa ya? Buat jemput Yuri?"
Liz mengangguk cepat, sementara Wonyoung terus mendengarkan dengan seksama. Dari cerita Yujin waktu itu, memang Yujin pernah bilang kepada Wonyoung kalau Yena menyukai Yuri. Tapi apakah sekarang sudah pacaran? Wonyoung belum bertanya lagi kepada Yujin.
"Belom pacaran sih, cuman yang pasti Yena emang suka sama Yuri. Nggak tau deh kalo Yurinya gimana." Jelas Yujin. Liz hanya manggut-manggut saja.
"Eh, tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Cuma ke kalian doang gue cerita." Sahut Yujin, melirik Wonyoung dan Liz bergantian. Liz mengacungkan jempolnya lagi. "Aman, aku pasti jaga rahasia."
"Sip." Balas Yujin singkat. Hehe, maaf ya Yena. Tapi kayaknya semua orang juga tau dia suka sama Yuri.
"Won, mau nggak? Gue kenyang." Yujin memberi sisa satu potong croffle miliknya. Tentu saja Wonyoung mengangguk cepat. "Mau lah!"
"Wonyoung doang, aku enggak?" Goda Liz, menatap Yujin dan Wonyoung bersamaan. "Oh, mau lagi? Pesen lagi aja." Yujin tersenyum kecil.
"Hehe, nggak kak. Bercanda." Tepat setelah mereka berdua tertawa, Wonyoung melihat ke arah pintu. Ia sedikit terkejut, lalu dengan segera melihat ke arah Yujin, yang ternyata juga sudah melirik ke arah pintu.
Itu Minju dan dua orang temannya, Hitomi dan Nako, baru saja memasuki cafe. Tempat duduk mereka yang kebetulan memang sangat terlihat dari pintu depan membuat mata Yujin dan Minju bertemu. Minju juga melirik ke arah Wonyoung dan Liz secara bergantian.
"Waduh, ada kak Minju..." Wonyoung mendengar Liz yang di sebelahnya bergumam kecil. Ya ampun, Yujin tak bisa memercayainya. Dari sekian banyak tempat? Mereka bertemu disini? Ya, walaupun Yujin tahu memang lokasi tokonya juga tak jauh dari rumah Minju, tapi tetap saja.
Liz yang terlihat panik diantara mereka, apalagi ia kenal baik dengan Minju. Ia memang tahu Yujin dan Minju sudah putus, dari cerita Wonyoung waktu itu. Melihat Yujin dan Minju yang hanya saling melirik, ia dan Wonyoung bertatap-tatapan.
"Eh, kak Minju?" Akhirnya, Liz lah yang menyapa Minju. Kebetulan karena satu organisasi, ia cukup dekat dengan Minju. Minju mengalihkan pandangannya ke arah Liz, tersenyum manis. "Iya, hei. Lagi makan juga disini?" Tanya Minju berbasa-basi. Disaat seperti ini, rasanya Wonyoung bersyukur mengajak Liz. Bayangkan jika hanya ia dan Yujin? Menyapa pun pasti tidak, kebayang canggungnya bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
Roman d'amourBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...