"Jang Wonyoung, jangan ngambek, ya?" Wonyoung mendengar si pemilik suara memohon, sembari mengacak kecil rambutnya. "Jangan diacak ah, kak!" Protesnya, menepis tangan Yujin pelan. Ahn Yujin, yang kini sedang bersamanya di ruang tamu. Mengerjakan tugas sekolah bersama, namun Wonyoung sedikit kesal karena Yujin yang terus meledeknya tentang beberapa hal yang ia tak paham. Katanya, "Gimana sih, si gila belajar kok gini doang nggak bisa." Berulang kali. Yang lebih mengesalkannya lagi, Yujin ternyata juga tak tahu jawabannya, tetapi terus meledek adik kelasnya itu."Iya, kalo gue sih emang nggak ngerti. Dulu ngerjain juga selalu dibantuin Chaewon hehe." Jawabnya santai, tersenyum tengil. Wonyoung meliriknya malas, lalu kembali mengerjakan tugasnya.
"Won."
"Apaan lagi?" Tanya Wonyoung, tetap tak memalingkan wajahnya dari tugas.
"Tadi gue papasan sama Minju lagi." Topik itu membuat Wonyoung sedikit tertarik, akhirnya menatap Yujin. "Emang kenapa lagi? Dia udah ada pacar baru?"
"Ih, amit-amit, jangan sampe." Yujin sontak menimpali perkataan Wonyoung. "Tadi papasan, kita cuma saling ngelirik aja. Dia nggak ada nyapa atau senyum. Agak nyesek sih asli." Yujin mengakhiri kalimatnya.
"Udah sebulan putus, masih aja galauin dia. Lagian, coba lo inget-inget, yang bikin salah siapa?" Timpal Wonyoung. Yujin mendengus kecil. "Soal itu, gue kan udah bilang salah paham sama dia. Masih aja dibahas-bahas, mana dia bawa-bawa belajar lagi putusnya."
Wonyoung melirik gadis itu, sembari tersenyum kecil. "Jujur aja, alesan putusnya emang agak absurd, dan kurang masuk akal. Cuman bagian salah paham emang lo yang salah kak." Ucap gadis itu, lalu berdiri ke arah kasurnya, merebahkan diri diatasnya.
"Iya, bener sih. Emang gue salah. Mana sekarang masih sayang lagi, nyesel gue." Yujin tiba-tiba saja ikut merebahkan diri di sebelah Wonyoung, membuat si gadis pemilik kasur itu mendengus karena kesempitan.
"Terus? Kalo masih sayang mau lo gimanain? Udah sebulan putus mau diperjuangin lagi?" Tanya Wonyoung, dengan suara agak pelan. Yujin tak tahu ingin menjawab apa ketika mendengar pertanyaan gadis itu.
"Nggak tau, gue bingung dek." Wonyoung memutar bola matanya ketika mendengar Yujin memanggilnya dengan sebutan itu. Sebenarnya ada banyak panggilan dari Yujin untuknya, 'Won', 'Wony', 'Dek', dan terkadang 'Nyong,'. Favoritnya Wony, dan yang kurang ia sukai yaitu Dek. Terdengar seperti anak kecil. Tak ada yang pernah memanggilnya dengan Dek, bahkan orang tuanya. Entah, mungkin ia hanya tak suka dianggap anak kecil oleh Yujin.
Mereka lalu rebahan sebentar di kasur Wonyoung, masih menatap langit-langit kamar gadis itu. Tak berbicara apapun. Lalu, terdengar dering telepon dari handphone disamping Yujin. Gadis itu duduk sebentar, disusul Wonyoung yang sepertinya penasaran.
"Kenapa Yen?" Ternyata itu Yena, sohib Yujin yang menelepon. Yena sebenarnya kakak kelasnya, tapi karena dekat, mereka cuma manggil nama aja.
"Nggak sih, ini lagi di rumah Wonyoung, bantuin dia ngerjain pr." Yujin tersenyum sekilas, menatap Wonyoung. Yang ditatap hanya mendengus kecil. Bantuin? Lebih seperti merusuh sih.
"Oh, ya udah. Tunggu gue ya, bentar lagi jalan nih." Yujin lalu mengakhiri teleponnya, berdiri dari kasur.
"Mau pergi bareng kak Yena?"
"Iya, diajak ke cafe baru tantenya. Kenapa? Mau ikut?" Tawar Yujin, tentunya dibalas gelengan Wonyoung. "Nggak bisa lah, ini masih harus belajar."
"Oh ya udah, gue pergi dulu ya. Jangan kangen hahahaha!" Ledek Yujin, kembali memakai jaketnya.
"Ih, apaan deh kak!" Yujin tersenyum, menghampiri Wonyoung sekali lagi. Lalu dengan cepat mengacak rambut gadis itu. "Dadah Wony-ku!" Sehabis itu langsung ngacir keluar kamar Wonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...