"Bangsat nih ah si Yujin, ngaret banget." Pagi-pagi yang cerah ini diisi oleh makian dari Choi Yena, yang tengah berdiri di tempat mereka biasa nongkrong sebelum kelas dimulai. Mereka janji bertemu sebentar, sekedar bermain game dan mengobrol ria.Hyewon mendelik malas mendengarnya. Dilihatnya jam yang terlihat di ponselnya. Ia menepuk kecil pundak Yena.
"Kata gue dia gak masuk dah. Ini udah mau 10 menit bel. Biasanya datengnya lumayan pagi kalo janjian."
"Tai tuh bocah, ingkar janji. Semalem katanya mau bantu naikin rank. Males gue kalo mainnya gak lengkap, entar dapet teammates-nya bocil yang noob." Kesal Yena lagi. Chaewon terkekeh kecil mendengarnya. "Lo juga noob bego. Kemaren aja nge-kill paling dikit."
"Dih, anjing!" Yena tak terima, hendak memukul Chaewon, sebelum tiba-tiba terlihat Yujin yang datang ke arah mereka. Jalannya santai, dengan senyuman yang manis. Terlihat jelas raut bahagia terpancar dari wajahnya. Bau-bau orang baru jadian.
"Hei, gengs!" Yujin kini berjalan dengan satu tongkat kruknya, duduk di samping Chaewon.
"Nah, ini dia si paling ngaret dateng juga." Sahut Chaewon.
"Tumben agak telat, kesiangan lo Jin?" Tanya Hyewon, melihat Yujin yang menggeleng kecil.
"Kagak. Tadi gue bawa motor, nyari parkir diluar soalnya yang di dalem udah penuh."
"Si sinting kok lo malah bawa motor? Udah tau kaki cacat anjing!" Tanya Yena heboh.
"Patah bukan cacat, goblok." Balas Yujin, tak terima.
"Gila juga lo. Ngapain bawa motor anjir? Emang kuat kaki lo?" Tanya Hyewon, mengecek kaki kanan Yujin.
"Sakit dikit sih, tapi kuat kok. Demi nganter ayang." Yujin tersenyum lebar, mengundang ekspresi curiga dari ketiga temannya. Beberapa detik kemudian mereka terkekeh kecil.
"Ayang? Gak salah denger, nih? Lo balikan sama Minju apa gimana?" Tanya Hyewon.
"Halu anjing. Siapa ayang lo?" Ledek Yena.
"Bohong dia. Kan lo doang Jin, yang jomblo disini." Chaewon tertawa cukup keras.
"Kata yang gak jadian-jadian. Nyadar blok, lo tuh digantungin. Jadi masih jomblo itungannya." Sindir Yujin, menghentikan tawa Chaewon seketika. Hyewon dan Yena tak tahan dan ikut terbahak mendengarnya. Tapi itu fakta, sih.
"Asu lo, Jin."
"Lagian kalian, gue cuma ngomong ayang doang langsung dihujat." Protes Yujin.
"Makanya jangan suka halu, mblo! Ayang lo kan yang ini." Yena menunjuk ke arah tongkat yang sedang dipegang Yujin, mengundang tawa dari teman-temannya. Yujin tetep stay cool, sesekali tertawa. Gak apa-apa deh, backstreet dulu aja. Tunggu mereka tau siapa ayangnya. Yujin emang sengaja bela-belain bawa motor ke sekolah, sampe ia rela masukin tongkatnya ke dalem tas sekolahnya, biar bisa bawa motornya. Ia ingin mengantar pulang Wonyoung lagi, berduaan di motornya. Senyuman Yujin merekah kala mengingat momen semalam.
Hari ini, ia belum bertemu Wonyoung sama sekali. Tapi kok udah kangen ya?
"Entar istirahat pada kesini gak?" Tanya Yena.
"Gue skip dulu deh." Jawab Yujin.
"Kenapa lo? Belom ngerjain pr lagi?" Tanya Chaewon kali ini.
"Nggak. Mau makan bareng ayang."
"Ayo kita gebukin si jomblo ini!"
•. •. •
"DEMI APA SIH?" Wonyoung sudah menduga reaksi ini akan keluar dari mulut Liz ketika Wonyoung menceritakan tentangnya dan Yujin. Namun ini bahkan lebih keras, sampai seluruh teman sekelasnya melihat ke arah mereka. Wonyoung sungguh malu, sedangkan Rei yang juga sedang duduk dengan mereka berpura-pura menunduk karena malu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...