Sunoo sudah di depan rumah Wonyoung sejak tadi. Hari ini hari sabtu siang, dan rencananya Yujin dan Wonyoung ingin mengajak Sunghoon, untuk sekedar kumpul-kumpul di rumah mereka, mumpung orang tua Wonyoung sedang tak di rumah. Jadi, mereka juga bisa mengajak Sunoo.Lelaki itu melihat sekeliling dengan sedikit gugup. Apalagi kedua gadis itu bilang Sunghoon sudah sampai sedari tadi. Bukankah akan canggung? Pintu rumah terbuka beberapa detik kemudian, menampilkan Yujin yang sedang membawa sebuah keripik kentang, dengan senyuman tengilnya.
"Long time no see, Nu."
"Hei, kak." Sapa lelaki itu balik, tapi tak menghilangkan rasa gugup dari wajahnya sama sekali.
"Ayo masuk, gebetan lo udah nunggu." Ucap Yujin agak pelan, membuat Sunoo sedikit berdecak, takut ucapan itu terdengar yang lain.
"Diem deh, kak."
Pemandangan yang ia lihat pertama kali ialah Wonyoung yang sedang duduk di karpet, dan Sunghoon yang sedang asik santai merebahkan dirinya di sofa. Hati kecil lelaki itu sedikit bergetar karena melihat Sunghoon yang beberapa hari ini tak terlihat di sekolah olehnya.
Yujin dan Wonyoung saling memandang, lalu tersenyum penuh arti.
"Bang, liat dong siapa yang dateng." Celetuk Yujin, menarik perhatian Sunghoon. Lelaki itu mengalihkan pandangannya, lalu langsung duduk terkejut karena Sunoo.
"L-lah? Kok, Sunoo...disini?" Reaksinya sungguh lucu dimata Sunoo. Lelaki itu mendekat, menghampiri Sunghoon yang tengah kebingungan.
"Hai, hehe."
"Kalian, kenal sama Sunoo apa gimana sih? Kok, lo bisa disini?" Tanya lelaki itu lagi.
"Iya bang, dia temen smp kita dulu." Jawab Yujin. Sunghoon terkekeh kecil. "Anjrit, bisa gitu. Dunia sempit amat kayaknya."
"Kejutan itu namanya, hahaha."
"Udah tadi dikejutin lo macarin adek sepupu gue, sekarang gara-gara bocil ini." Sunghoon berdiri, menghampiri Sunoo yang hanya tersenyum malu. Yujin dan Wonyoung saling menatap dan tersenyum ketika melihat Sunoo dan Sunghoon yang sedang mengobrol asik. Wonyoung lalu melihat abang sepupunya itu mengacak pelan rambut Sunoo.
Sungguh, Wonyoung sangat tahu rasa kupu-kupu terbang yang pasti dirasakan Sunoo ketika orang yang disuka melakukan gestur itu.
"Bang, beliin gado-gado di depan dong. Lupa gue di rumah gak ada buat makan siang." Wonyoung bersandiwara.
"Oh, oke. Temenin dong anjir, masa sendiri. Jin, ayo Jin." Pinta Sunghoon. Yujin tersenyum lebar, lalu melirik Wonyoung sekilas. "Maaf nih bang, gue mau bantuin Wonyoung bikin minuman dulu."
"Ah anjir, bucin."
"Sama gue aja, kak." Sunoo tersenyum kecil, lalu dibalas anggukan oleh Sunghoon. "Oh? Ayo deh." Lalu akhirnya pergi bersama setelahnya. Yujin memandangi kedua orang itu dari dalam pintu, tersenyum kecil.
"Kok kita jadi kayak mak comblang gini sih, ay."
"Ay, ay, apaan?" Balas Wonyoung cepat, mengundang kekehan dari pacarnya.
"Ay itu sayang. Masa gitu aja gak ngerti sih, Won?" Yujin menghampiri Wonyoung yang sedang membuka kulkas, lalu memeluknya dari belakang, menempelkan pipinya pada rambut gadis itu. Wonyoung tersenyum hangat, terkekeh kecil.
"Gak nyangka kalo pacaran kamu tuh clingy banget. Dulu boro-boro, baru mau meluk aja kamu udah nolak."
"Cuma ke pacar doang sih." Jawab Yujin, tersenyum.
"Oh, berarti ke mantan juga dong? Lepas deh kalo gitu." Ucap Wonyoung, berusaha melepas tangan Yujin. Pacarnya itu malah semakin mengeratkan pelukannya, lalu mencium rambut Wonyoung cepat.
"Enggak sayang, cuma ke kamu doang."
"Idih, buaya."
"Dih, serius, Wonnie, honey, bunny. Pacar gue yang paling cantik." Ucapan Yujin membuat Wonyoung berbalik, menatap Yujin, masih dengan tangan Yujin yang melingkari pinggangnya.
"Geli sih, tapi kadang masih gak percaya aja."
"Gak percaya aja kalo sekarang aku pacar kamu. Manggil kamu gak perlu 'kak' lagi, bisa pelukan semau aku."
Yujin mencium cepat pipi kanan Wonyoung. "Gimana, kesan pesan pacaran sama Ahn Yujin?" Senyumnya, dengan lesung pipi manis yang selalu menjadi kesukaan Wonyoung.
"Geli, cringe, dan of course, clingy banget ternyata."
"Kamu lupa satu," Ucap Yujin.
"Apa?"
"Lesung pipinya, manis banget. Ya nggak?" Yujin menunjuk-nunjuk kedua lesung pipinya, mendapat ekspresi geli dari Wonyoung. Senyum Yujin perlahan menghilang. "Wah, jahat banget..."
Wonyoung terkekeh setelahnya, lalu mencium pelan pipi Yujin, tepat pada lesung pipinya. Tentu saja Yujin sedikit terkejut, karena pacarnya itu bukan tipe berinisiatif melakukan kontak fisik duluan. Lalu selanjutnya Yujin tersenyum, kembali memeluk pinggang gadis itu. Wonyoung mengalungkan kedua lengannya pada leher gadis itu.
"Asli, deg-degan banget dicium Wonyoung."
"Yujin ih, geli!"
"Lain kali cium lagi, ya."
Keduanya terkekeh, tak berniat melepas pelukan masing-masing. Yujin mengelus pelan punggung gadis itu. Senyumnya yang hangat menandakan suasana hatinya yang begitu bahagia. Sungguh, ia merasa bahagia selama lima bulan bersama Wonyoung ini.
"Kok diem doang?" Adik kelasnya itu bertanya, ditengah pelukan mereka.
"Emang kenapa? Kan enak kayak gini?"
"Iya, kamunya enak. Akunya pegel."
"Oh, gitu?" Yujin sontak melepaskan pelukan mereka, memandangi kedua mata Wonyoung lekat.
"Apa sih, kak!"
"Apa sih, sayang?" Ledek Yujin, terkekeh kecil.
"Lo gue tampol ya?" Wonyoung mengangkat tangan kanannya, berancang-ancang seakan ingin memukul pacarnya itu.
"Cium aja sih, susah banget." Yujin langsung meraih tangan gadis itu, mencium punggung tangannya. Duh, bikin meleyot aja.
"Gue dicium mulu, perasaan."
"Yah, bilangnya sih gitu. Padahal dulu lo ngayal dicium gue, kan? Ngaku."
"Idih, apa-apaan?" Balas Wonyoung tak terima. Ya, walapun itu fakta. Apalagi waktu melihat Yujin dan Minju berpacaran dulu.
"Udah ah, aku mau keluar dulu." Yujin segera menjauh dari Wonyoung. Gadis itu memasang ekspresi bingung. "Mau kemana?"
"Mau pulang."
"Lah?"
"Abisnya kamu protes mulu." Wonyoung mendengar Yujin menghela napasnya. Gadis itu tersenyum diam-diam, melihat tingkah Yujin yang lucu itu. Ia segera menghampiri Yujin, lalu mengalungkan lengannya pada lengan kiri Yujin, kemudian dengan cepat mencium pipi kiri pacarnya dari samping.
"Ayo, Jinnie. Temenin bikin minum. Gimana, sih?"
Yujin tersenyum, lesung pipinya mengembang. "Duh, jadi salting."
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomantizmBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...