Yujin duduk dengan tenang, bersama Wonyoung di sampingnya. Mereka sudah berada di dalam bus, dengan posisi duduk di bangku pojok kanan paling depan, berdua. Iya, berdua. Yujin memang sengaja menduduki yang hanya dua bangku, bukan paling belakang yang ramai dengan orang-orang.Tidak tahu dari tadi bagaimana deg-degannya Wonyoung sekarang. Gadis itu lebih memilih untuk melihat ke arah jendela bus, terlalu gugup untuk melihat Yujin, yang sepertinya biasa saja. Itu sebenarnya salah besar. Yujin juga merasakan debaran yang sama. Hanya saja, ia pintar menyembunyikan perasaannya.
Kesempatan itu Yujin gunakan untuk melihat Wonyoung sepenuhnya. Ia tak tertarik sama sekali pada pemandangan diluar yang sudah mulai sore. Di sampingnya ada yang lebih cantik dari itu. Sekali lagi, Yujin jadi teringat perkataan Jihoon tadi di kelas. Bando yang dipakai Wonyoung, memang sungguh cantik. Ah, tidak. Wonyoungnya sendiri saja sudah cantik.
Yujin hanya tersenyum geli memikirkannya. Mengapa ia sekarang terdengar sungguh bucin sih? Sekarang setiap melihat wajah Wonyoung pasti yang terpikir hanyalah kata 'cantik'.
Wonyoung sepertinya sadar akan tatapan Yujin sedari tadi. Perlahan, ia menoleh, melihat Yujin yang juga menatapnya. Beberapa detik setelahnya mereka berdua tersenyum, tanpa mengatakan apa-apa. Apa sih, Yujin? Bikin Wonyoung salting aja.
"Nyong." Panggil Yujin.
"Apa?"
"Ngomong dong..." Pinta gadis yang lebih tua itu, tiba-tiba saja menoel pipi kirinya. Wonyoung bisa merasakan jantungnya memanas hanya karena itu.
"Ngomong apaan?"
"Apa kek, masa gue dianggurin gini." Balas Yujin, dengan nada kecil.
"Iya lo maunya apa...kak?"
"Itu bando beli kapan?" Yujin menunjuk kecil ke arah bando yang dipakai Wonyoung.
"Tau darimana lo gue beli, kak?"
"Ya nyadar aja, kayaknya gue gak pernah ngeliat bando pink itu di kamar lo."
"O-oh..."
"Tapi cantik, kok. Lo keliatan manis pakenya."
Anjrit!
Wonyoung yang salah tingkah lalu memalingkan wajahnya, kembali menatap jendela.
"Apa sih..."
"Ya elah Nyong, gak usah malu-malu segala kali." Yujin mengelus pelan kepala gadis itu, terkekeh kecil.
"Jangan acak-acak ah! Nanti bandonya kendor." Wonyoung menahan tangan Yujin, menghentikan aksinya. Tangan Yujin sekarang posisinya sedang digenggam Wonyoung, membuat gadis yang lebih muda itu sadar lalu langsung melepaskan tangannya.
Tapi Yujin kembali mengenggam tangan kanannya, menyatukan tangan Wonyoung dengan tangan kirinya.
"Gini aja sih, kan pas." Ini Yujin kok jadi flirty gini sih? Pikir Wonyoung dalam hatinya. Benar-benar tak seperti biasanya. Apa Yujin berniat menggodanya, mengingat Wonyoung yang memang menyukainya?
"Gak usah mikir apa-apa. Kita kan gandengan bukan baru sekali dua kali, Wony." Seakan tahu apa yang Wonyoung pikirkan, Yujin menimpali.
"Iya..." Jawabannya agak mengecewakan sebenarnya. Apa maksud Yujin sih?
"Tapi kalo lo mau mikirnya apa-apa juga gak apa-apa..." Gumam Yujin, tanpa melihat Wonyoung. Sumpah, gadis itu jadi bingung sendiri.
"Hah? Maksudnya...?"
Yujin tak menjawab, melainkan malah menyatukan tangan mereka, mengenggamnya erat. Ia menatap Wonyoung, yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
you belong with me ; annyeongz
RomanceBagi Wonyoung, Ahn Yujin adalah segalanya. Kakak kelas, sekaligus sahabatnya itu mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Dari mereka SD, sampai sekarang SMA, Yujin tak pernah lepas dari bayangnya. Begitu pula dengan Yujin. Baginya, Wonyoung adalah a...