Chapter 14

1.1K 150 7
                                    


"Beneran, Pi?"

Orang yang ditanya mengangguk sambil berujar, "ho'oh!"

"Sejak kapan?" Shena semakin membelalakkan matanya tidak nyaman. Tanpa dia sadari sepuluh jarinya sudah meremas bantal guling Minion sejak Upi membongkar rahasia yang seharusnya Upi simpan.

"Sejak pertandingan turnamen basket sama SMA Graha."

"What?"

"Tapi dia gak pernah anggap gue pacar!"

"Apa?"

"Bahkan dia ngaku sama teman-teman ceweknya kalau dia jijik pacaran sama cewek gendut. Kayak ... Gue contohnya!"

"Cing O?"

"Sekarang gue mau putus sama dia!"

"Jinjja?"

Menghela napas lelah, lantas Upi berujar sambil menahan rasa kekesalannya, rasa kesal yang ingin menghantam wajah Shena sekarang juga.

"Bisa gak kalo ngomong gak usah muncrat gitu? Kaget sih kaget, tapi gak usah pake semua bahasa di seluruh dunia kali! Habis wajah gue Lo sembur pake ludah Lo," ungkap Upi sembari menghapus cairan menjijikkan di wajahnya menggunakan tissu.

"So... Sorry, habisnya Lo buat gue terkejut setengah mati, Pi."

Semakin kuat Shena menggigit bantal guling dengan gregetnya, semakin Upi ingin menonjok wajah cewek itu. Andai Shena bukan ahli bela diri karate yang sudah mencapai sabuk hitam, sudah dari tadi Upi melancarkan aksi gilanya tersebut.

"Tapi, bukannya Aga pacaran sama Alia?"

Upi menoleh. "Siapa yang bilang?"

"Alia sendiri!"

Hampir saja kalimat umpatan keluar dari mulut Upi andai Shena tidak segera menjawab jika Alia sendiri yang mengaku jadi pacar Aga, bukan Aga yang mengaku jadi pacar Alia.

"But, Aga juga bilang gitu, sih." Shena melanjutkan, memperbaiki bandana pita di atas rambut gelombangnya yang indah.

"SI MONYET!"

Nah kan, Upi langsung mengumpat, sambil melempar bantal mengenai dinding.

Ngomong-ngomong sekarang dua cewek dengan body yang bertolak belakang itu sedang bersembunyi di kamar Shena. Kampung Asri merupakan kampung yang sesuai dengan namanya. Jika dibandingkan dengan rumah Upi, rumah Shena lebih luas dan memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai. Ayah Shena merupakan seorang petani berdasi. Beliau memiliki kebun sawit dengan luas sampai berhektar-hektar.

Sedangkan Ibu Shena yang jarang pulang membuat Shena harus menuntut kasih sayang kepada Radit, pacarnya. Jika dia tidak bisa mendapatkan belaian Nita---Ibu Shena---setidaknya ada Radit untuk ia jadikan tempat bersandar.

Sudah sejak Maghrib tadi Upi menumpang di rumah Shena, dia tidak ingin pulang demi menghindari percekcokan antara dirinya dengan Agung. Saudaranya itu hanya sekali-sekali mau meluapkan emosi, tapi sekalinya marah seakan berhadapan dengan gempa berskala tinggi. Hampir meruntuhkan mental Upi.

"Kapan Aga bilang kalo dia pacaran sama Alia?"

Shena semakin memundurkan tubuhnya, ia menoleh ke belakang dan mendapati dia sudah berada di tepi ranjang. Sambil mengelus dada karena terkejut dengan teriakan Upi, Shena memperbaiki posisi duduknya yang hampir terjungkal, terkapar dan terbalik.

"Pas Radit mengikuti kompetisi lomba renang."

Untuk kedua kalinya Upi menghela napas lega. Pipi cewek itu yang montok semakin membulat. Inilah yang dinamakan semakin stress semakin bertambah lemak badan, semakin diet semakin membola.

Manusia Berisik✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang