Chapter 21

2.1K 337 61
                                    

Sunyi.

Renjun terjebak di kamar itu sampai dia benar-benar pulih. Padahal dia tidak benar-benar terluka hanya sedikit terkejut. Oke lebih tepatnya sangat terkejut. Tapi ini berlebihan jika sampai dirinya di kurung.

Kaca besar itu menghadap ke halaman depan memperlihatkan segala aktifitas yg ada di kerajaan. Pangeran Jay dan Duke Jungwon berpamitan sepertinya mereka akan kembali ke Kerajaan Barat. Sayang sekali Renjun tak bisa mengucapkan selamat tinggal pada Jungwon hanya busa memandang dari balik kaca besar itu.

Perhatiannya teralihkan ke arah orang yg kini berbalik dan seseorang di sampingnya menggandeng lengannya seperti seorang saudara. Tapi berbeda di mata Renjun, itu terlalu mesra untuk di katakan saudara. Pangeran Chenle benar-benar manja pada Pangeran Jisung seperti sudah terbiasa.

"Kau mengurungku disini sementara kau bermesraan, huh?" Dengan kesal Renjun membuang muka dan kembali ke kasurnya.

🦊🐭🦊

"Chenle hentikan. Kau berat"

"Siapa suruh kau mengirim Sungchan pulang. Aku tidak bisa mengobrol dengan siapa pun. Semuanya tidak menyenangkan"

Jisung hanya bisa menghela nafas dan dia membiarkan Chenle membuntutinya.

Seseorang menghadang mereka di lorong, itu adalah pengawal kepercayaan Jaehyun, Lee Haechan. Ia membungkuk memberi hormat.

"Maaf Yang Mulia Jisung. Ayah anda meminta anda menemuinya di paviliun selatan"

"Aku akan ke sana"

Tumben sekali tugas itu di perintahkan pada Haechan bukan pada Mark. Astaga bagaimana bisa ia lupa jika Mark di perintahkan ke perbatasan oleh ayahnya. Dengan diam ia mengikuti Haechan di belakangnya setelah berpamitan dengan Chenle tentu saja.

Di sana Jaehyun sedang menikmati teh sendirian, di temani bunga mawar merah di sekelilingnya. Dulunya itu adalah tempat favorit Doyoung ketika menghabiskan waktu di sore hari.

"Selamat sore ayah" Jisung menyapa dengan kasual. Itu adalah perintah Jaehyun jika bukan di acara resmi, mereka akan berinteraksi seperti keluarga.

"Kau sudah datang. Duduklah"

Haechan membungkuk ijin undur diri setelah mengantar Jisung.

"Ada apa ayah?"

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik, terimakasih untuk perhatian ayah"

"Syukurlah"

"Apa kita hanya akan berbincang ringan?"

"Sebenarnya aku ingin menanyakan ini padamu. Ada rumor di kerajaan, kau.. menjalin hubungan dengan tabib yg kau bawa kemarin. Apa itu benar?"

Jisung terdiam menatap meja, wajahnya cukup tenang dan ia menyesap teh miliknya "Ayah tenang saja. Pertunangan ku dengan Chenle tak akan terganggu"

"Aku tau, anakku tidak akan mengecewakanku. Pernikahan ini sangat penting, karena Pangeran Chenle juga seorang Putra Mahkota itu sangat menguntungkan bagi kedua kerajaan. Dan aku lihat juga kalian sangat akrab jadi tidak ada masalah"

"Aku mengerti"

"Soal kupu-kupu yg Pangeran Chenle bicarakan kemarin. Aku menemukan petunjuk.  Johnny menemukan energi yg persis seperti pamanmu pada tubuh penyusup waktu itu"

"Lalu apa hubungannya dengan kupu-kupu itu ayah?"

"Penyusup itu adalah wadah untuk energi tersebut. Dan wadah itu terbuat dari sisik naga hitam, itu adalah sisik Yuta, kakak tiri ku. Seperti yg kita tau Yuta sudah ku segel dengan kekuatan ibumu. Jika sisik itu muncul kemungkinan besar Yuta telah di bebaskan dan Sicheng tak memiliki kekutan sebesar itu untuk melepaskan segelnya. Satu-satunya cara adalah meminta kekuatan dari luar. Dan kekuatan yg mampu melepas segel itu selain ibumu adalah Oleander Mort, pemilik kupu-kupu itu"

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang