Chapter 28

1.9K 295 21
                                    

"Ini lebih baik. Kau tampak cantik"

Renjun melihat rambutnya yg mengambang di permukaan air, lalu perlahan tenggelam "Bisakah kau membantuku memotongnya?"

"Apa? Kenapa?"

"Sangat sulit merawatnya, bukankah aku tetap anggun dengan rambut pendek?"

"Ya itu benar, mau seperti apa pun penampilanmu dimata ku kau tetap cantik" Jisung mengambil helaian rambut panjang itu lalu menciumnya di depan Renjun.

Matanya menyipit lalu mencibirnya "Ucap perayu ulung" sedetik kemudian Renjun terkekeh lalu memeluk lelaki jangkung itu.

Tangannya yg mengusap punggung itu merasa penasaran kembali, dengan ragu ia mendongak menatap rahangnya yg tegas, Jisung yg menyadarinya menunduk lalu tersenyum "Ada apa?"

"Eum.. punggungmu, apa yg terjadi dengan punggungmu?"

Jisung menatap lekat seakan ia tengah mempersiapkan jawabannya.

"Renjun"

"Em?"

".... Aku lapar. Ayo pulang"

Kekecewaan terlihat di matanya, di tambah Jisung melepaskan pelukannya lalu berbalik.

"Jangan menghindari pertanyaan ku"

Jisung mengehentikan langkahnya.

"Aku adalah pasanganmu sekarang, tidak bisakah kau berbagi segalanya denganku. Bukan hanya kesenangan tapi juga kesedihan, kegelisahan dan rasa sakitmu, bisakah kamu membaginya bersamaku?" Renjun masih berusaha membuat Jisung memberitahunya, ia masih menatap punggung itu perlahan menunduk menatap aliran sungai setinggi pinggangnya

"Aku ingin kau mengandalkan ku juga"

Jisung masih setia diam membuat Renjun kembali kecewa. Ia menyerah, ia tak mau membuat Jisung marah.

".. Sehari setelah kau pergi.."

Renjun kembali menatap Jisung yg tiba-tiba saja bersuara menjawab pertanyaannya, ia setia menunggu

"... Aku mengakui aku sangat kehilanganmu. Aku menghancurkan segalanya untuk melampiaskan kemarahan ku dan dalam keadaan tak terkendali itu aku memutuskan pertunangan ku dengan Putra Mahkota Zhong Chenle. Raja begitu murka lalu menghukum ku dengan hukuman cambuk, dan di kurung selama beberapa hari. Aku terbaring di tempat tidur karena luka itu bernanah dan terus mengalirkan darah. Jika saja aku bisa bangun, aku akan langsung mencarimu, tapi untung saja aku terbaring untuk menjernihkan pikiranku, mencari cara untuk membuatmu berada di sisiku dengan aku yg akan naik tahta untuk melindungi mu."

Renjun menutup mulutnya mendengar kata cambuk, juga kata cinta yg tersirat di dalamnya.

"Luka cambuk itu tidak seberapa di bandingkan dengan kenyataan kalian meninggalkanku"

"Kalian?" Renjun mendekat

"Kau dan Sungchan. Dia di hukum mati... digantung tepat di depan mataku" Jisung menggigit bibirnya. "...Melihat ia meregang nyawa hanya karena mencintai seseorang membuatku sadar dunia itu begitu konyol" ia tertawa pahit

"Karena itulah. Aku ingin kau bersabar agar aku bisa melindungimu dengan benar"

Renjun mendekat, ia ingin melihat wajah lelaki itu dengan jelas. Dengan sekuat tenaga Jisung menahan agar suaranya tidak berubah meski pipinya telah basah.

Jisung tak melebih-lebihkan ketika ia berkata jika ia akan gila. Jika Renjun benar-benar pergi ia sungguh akan gila. Tapi saat itu Jeno yg berperan sebagai seorang kakak membantu adiknya, memberinya motivasi untuk bangkit dan mencari Renjun jika telah tiba waktunya.

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang