Chapter 27

2.1K 329 51
                                    

Sudah beberapa hari Jisung bersama Renjun menikmati waktu berdua, belum ada tanda tanda prajuritnya dari kerajaan itu artinya ia masih ada waktu untuk bersama Renjun. Berjalan keluar dengan terik matahari membuat matanya menyipit menyesuaikan cahaya yg masuk. Helaian rambut orang di depanya mengenai punggung tangannya, ketika pandanganya jelas ia melihat rambut hitam yg terayun seperti ombak di depanya, dengan kunciran tinggi membuat leher jenjangnya yg putih terekspos dan terlihat sangat anggun juga berani.

"Renjun" Jisung memanggilnya dengan ringan membuat Renjun berbalik dan rambut panjangnya tersampir di bahunya dan ia tersenyum

"Rasanya aku sedang di surga" gumam Jisung

"Apa?"

"Tidak"

Renjun menatapnya bingung lalu mengangkat bahu acuh "Ayo"

"Kemana?"

"Berburu untuk makan. Pasokan makan sudah menipis dan aku tak bisa keluar karna kau sakit"

"Menunggang kuda?"

"Ya. Kenapa?"

"Memangnya kamu bisa?" Jisung menaiki kuda hitam di sampingnya tersenyum menantang kearah Renjun

"Huh kau meremehkan ku" Renjun langsung melompat ke kudanya yg berwarna putih gading dan langsung memacu kudanya dengan cepat ke arah hutan. Jisung tertawa melihat kecurangan kekasihnya dan ia pun menyusul

Syuuutt

Satu kelinci terkena panah Renjun, ia menoleh kearah Jisung dengan sombong seakan berkata 'lihat itu mudah' dan Jisung menyusul dengan mangsa lebih besar yaitu rusa. Renjun tak mau kalah ia kembali mencari mangsa di hutan dan menemukannya. Tapi lagi lagi panah Jisung mengenai mangsa lebih besar darinya dan itu tepat setelah Renjun memanah seperti ia sengaja mendahulukan Renjun untuk urusan mudah dan setelahnya ia akan membereskan yg sulit.

Jisung tersenyum lalu melepaskan panahnya, ia menikmati Renjun yg tertawa senang setelah menangkap buruannya lalu sedetik kemudian menggerutu karena kesal akan tindakannya yg bersikap sok pamer.

"Jangan iri karena aku nomor satu untuk urusan berburu"

"..."

Renjun terdiam sejenal menurunkan anak panah yg siap ia lepaskan lalu menunduk tersenyum, ia teringat ketika Jisung memanah monster itu untuknya dan bagaimana wajah marahnya karena merasa cemas ketika memarahinya.

Senyum itu tak luput dari perhatian Jisung "Apa yg kau pikirkan?"

Renjun menggeleng "Tidak ada"

"Baru saja kau tersenyum, siapa yg kau pikirkan?" Nadanya berubah waspada

Renjun menarik tali bersiap berlari dengan kudanya lalu menatap Jisung "Dirimu"

Hyak!!! Kuda putih itu berpacu meninggalkan Jisung yg sempat terdiam sesaat.

🐭🦊🐭

Lelaki dengan jubah hitamnya berdiri di samping tugu besar memandang jurang tanpa dasar di depanya, sangat gelap dan dingin. Mahkota rusa dan kupu-kupu perak menghiasi kepalanya, ornamen bajunya senada dengan mahkotanya, ia tampak menakutkan namun anggun di saat bersamaan dan wajahnya jauh dari kata seram justru tampan tanpa celah.

"Apa kau sudah menemukanya?" Lelaki lebih cantik menghampirinya dan berdiri di sisinya

Lelaki itu menoleh "Sudah. Betapa cantiknya dia, dengan mata bening sehijau giok dan kulit seputih susu, Senyumnya yg lembut membuatku ingin langsung mengambilnya. Haha aku akan gila"

"Ya terserah. Dia adalah rusa mu?"

"Ya" ucapnya lembut mengecup kalungnya yg berliontin rusa

"Apa hanya ini imbalan yg kau inginkan?"

"Alasan aku bertahan sampai saat ini karena untuk bertemu dengannya. Jika bukan karena Na Yuta mungkin aku sudah membawa anaknya ke sisiku"

"Baiklah Oleander itu urusanmu"

"Aku juga bertemu dengan anak rubah itu, apa dia anak Rachell?"

"Ya dia adalah keponakanku"

"Pantas saja kekuatannya sangat besar hanya dengan berdiri di dekatnya kau akan tau seberapa hebatnya kekuatan itu, sepertinya Rachell menggunakan kekuatannya untuk melindungi anaknya"

"Kau bisa merasakannya? Bahkan dalam bentuk kupu-kupu itu?"

"Kau pikir siapa aku? Aku bisa merasakan kekuatan lawan, menganalisi dan menghisapnya"

"Haha seperti yg di harapkan dari seorang Oleander Mort"

"Kau terlalu memuji Ratu Sicheng"

"Aku bukan lagi seorang Ratu karena suamiku sedang di segel"

"Itu tidak akan lama lagi. Aku hanya perlu kekutan anak itu dan Yuta akan bebas"

"Terimakasih"

🐭🦊🐭

Hari sudah siang, matahari telah berada di atas kepala dan sangat terik hingga membuat kulit terbakar, Renjun menerobos semak hingga sinar matahari menyoroti tubuhnya ia berhenti di dekat air terjun di tengah hutan. Volume airnya tak terlalu deras sehingga terasa nyaman untuk berendam.

Ia melepas baju luarannya lalu melangkah memasuki air. Jisung masih takjub hingga ia berniat menyusul.

"Tunggu. Kau mau kemana?"

"Tentu saja berendam, apa lagi?"

Mata Renjun langsung melotot "Tidak"

"Kenapa? Apa kau malu? Bahkan aku sudah melihat semuanya" ucapnya santai

"DIAM. kau.." Renjun menarik nafas "Lukamu masih basah, nanti terbuka lagi"

Jisung menunduk melihat perban di dada dan tanganya dengan santai ia membuka bajunya lalu berjalan ke air.

"Kau.. dasar kerasa kepala"

"Aku sudah membaik, jangan khawatir"

"Benarkah?"

"Jika tidak percaya periksa sendiri" ia merentangkan tanganya membuka akses untuk Renjun memeriksa tubuhnya

Renjun mendekat lalu menekan nekan dengan lembut setiap luka setelahnya melihat setiap inci takut kalau-kalau ada noda merah dari darah yg lukanya terbuka.

Benar itu sudah kering

"Tubuhmu bagus"

"Aku tau"

"Maksudku proses penyembuhan ditubuhmu sangat bagus dan cepat"

"Yah intinya tubuhku bagus kan?" Jisung belum puas menggoda Renjun sampai rubah itu meledak karena emosi

Renjun hanya mendelik lalu berjalan kearah air terjun lalu berdiri di bawah guyuran air dengan memejamkan matanya.

Jisung ikut mendekat lalu mengulurkan tanganya meraih pinggang sempit itu untuk jatuh ke pelukannya, Renjun menempatkan kedua tanganya di dada Jisung dengan tatapan terkejut, tatapan Jisung jatuh ke tulang selangka Renjun yg terlihat jelas karena tubuhnya yg kurus, tangan kanan Jisung menyentuhnya, mengelusnya dengan ibu jarinya. Jemarinya semakin menggerayangi lehernya dan naik ke atas, mengelus daun telinganya memberi sensasi geli dan aneh.

Dengan sekali tarik Jisung melepas ikatan di rambut Renjun hingga rambutnya tergerai ke bawah menyentuh air.

"Ini lebih baik. Kau tampak cantik"

TBC

WAH WAH

Halooo semuanya. Aku kembali. Rindu tidak? Harus ya soalnya aku juga rindu kalian hehe

Sedikit dulu ya buat pemanasan.

Aku minta maaf karena hiatus tanpa bilang apapun, ada masalah sedikit tapi sudah lebih baik. Semoga ke depanya aku bisa cepat-cepat up dan tamatin cerita ini.

Sampai jumpa

Rere

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang