Chapter 37

1.2K 159 14
                                    

Upacara telah selesai di laksanakan. Kerajaan itu hancur tapi bukan berarti mereka tidak bisa membangunnya lagi. Semua orang sibuk itu sudah di pastikan. Dalam beberapa hari aktifitas pasar kembali berjalan, perekonomian kembali bangkit dan administrasi kerjaan kembali normal.

Jisung masih di sibukkan oleh pekerjaan kerajaan yg menumpuk karena masalah ini. Sedangkan Jeno masih sibuk melatih dirinya menjadi lebih kuat sembari mencari keberadaan Jaemin.

Brak!!

Orang yg mendobrak pintu terengah dengan raut bahagia juga antusias. Ia berjalan ke arah Jisung sembari mengatur nafasnya.

"Apa ini?" Jisung menatap kakaknya yg tidak seperti biasanya

"Aku menemukannya" ada raut bahagia samar di wajahnya

Itu sudah di pastikan keberadaan Jaemin, Jisung memastikan "Pasti?"

"Ya"

"Baiklah. Aku akan persiapkan semuanya. Kita akan bergerak secara diam terhindar dari mata orang luar"

"Kapan kita bergerak?" Jeno sangat tidak sabar

Jisung memainkan penanya berpikir dalam lalu melihat langit di luar "Malam ini"

🦊🐭🦊

Kreakkk!!

Kamar hening itu selalu menyambutnya tiap hari. Tak ada senyuman hangat yg selalu menyambutnya seperti sebelumnya. Hanya suara angin dan gemericik daun dari balik jendela. Jisung tersenyum tipis berjalan mendekat.

"Hai. Bagaimana kabarmu?"

"..."

"Apa kamu sangat lelah hingga tak ingin bangun dari tempat tidur?"

Lagi-lagi hanya keheningan yg menjawab.

Jisung duduk tepi kasur mengulurkan tangannya menelusuri setiap inci wajah Renjun yg terpejam.

Matanya beralih ke perut Renjun yg sedikit membuncit, tersenyum pahit lalu mengelusnya.

Waktu berlalu lama seakan semuanya berhenti. Jisung bangkit menopang tubuhnya di atas tubuh Renjun, mencubit dagunya dan memagut bibir pucat itu dengan ritme pelan tapi intens. Air liurnya bercampur dengan Renjun dan rasa manis mulai terasa semakin membuat ia mabuk dan memasukan lidahnya ke dalam. Lidah panasnya membelai menarik dan melilit hingga air liur keduanya menetes ke dagu Renjun. Mengabsen tiap deretan gigi rapihnya, menjelajah setiap inci mulutnya tanpa terlewat. Jisung sangat merindukan sosoknya, merindukan apa pun yg ada padanya. Matanya berkaca-kaca terpejam dengan rapat, bulu matanya bergetar dan tanganya terkepal meremat bantal yg di pakai oleh Renjun.

Cahaya berpendar dari tubuh Jisung mengelilingi tubuh keduanya, Jisung menyalurkan kekuatanya pada Renjun sebagaimana petunjuk tabib, entah melalui sentuhan fisik atau kontak yg lebih intens.

Untungnya tidak ada penolakan, Renjun menerima semua yg di berikan Jisung.

Perlahan ia memberi jarak melepas bibir pucat itu yg kini sedikit bengkak, nafas panas Jisung menghembus ke wajah Renjun mencoba untuk tenang. Matanya meredup seperti kehilangan cahayanya.

"Ratuku, cepatlah kembali"

🦊🐭🦊

"Kemana kita pergi?" Jisung masuk ke ruang rahasia di sana, sudah ada Mark dan Jeno

"Arah barat" Jeno mulai mengintrupsi

"Kita akan mulai berangkat dari kota Algera, lalu..." Mark yg sudah sering berpergian lebih tau medan kerajaan luar.

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang