Chapter 32

1.6K 265 26
                                    

"Ji-jisung"

Naga itu turun menunduk dan Renjun menggendong Jisung untuk turun. Kekuatan baru yg ia miliki mampu menopang tubuh Jisung yg besar, menidurkan tubuhnya di tengah-tengah puing bangunan aula. Jeno yg sesaat dilema antara Jaemin dan adiknya. Dengan memejamkan matanya dan mengeratkan kepalan tangannya ia berlari kearah Jisung, bersujud di samping tubuhnya. Menatap nanar pada tubuh yg penuh luka bakar bahkan tulang tangan kanannya terlihat.

Semua orang yg berada di sekitar datang mendekat mengelilingi Jisung, tatapan cemas dan sedih terpancar dari mereka.

Tangan Jeno gemetar menyentuh dada Jisung. Mencoba berkonsentrasi pada kekuatannya Jeno memejamkan matanya. Cahaya kilauan es menyebar ke seluruh tubuh Jisung, membungkusnya seperti kepompong.

Renjun menatap tubuh Jisung yg kini tak banyak berubah. Regenerasinya sangat lambat dan tak menyeluruh. Renjun mengulurkan tangan memposisikannya di atas tangan Jeno. Jeno tersentak ia menatap Renjun di depanya, kemudian merasakan tangannya menghangat, kekuatannya seperti di kontrol dan di tuntun untuk masuk ke dalam tubuh Jisung.

Cahaya merah dan biru menyatu membungkus tubuh Jisung, keduanya bekerja sama menolong Jisung. Renjun yg bisa menyalurkan kekuatan es milik Jeno pada setiap sel tubuh Jisung dan Jeno yg mampu mengobati luka-luka itu dengan esnya.

Perlahan kulit Jisung membaik dan pulih, organ-organya yg rusak kembali bekerja.

Tetesan keringat menetes dari dagu Jeno, sepertinya ia sudah pada batasnya dan itu membuat Renjun khawatir.

"Apa anda masih bisa melanjutkan?"

"Ya. Fokus saja padanya" Jeno yg notabennya memang keras kepala sama seperti Jisung tidak akan bisa di hentikan.

Renjun hanya mengangguk dan kekuatannya kembali bekerja. Kini lebih liar dan Jeno kewalahan.

Kekuatan seorang kakak benar-benar tak bisa di ragukan. Jisung yg selalu menganggap Jeno dingin dan tak berperasaan, bahkan mengira Jeno membencinya ternyata seseorang yg begitu menyayanginya hingga sebesar ini.

Dirasa cukup keduanya berhenti, Renjun masih menatap Jisung dan Jeno menunduk terengah-engah mengelap keringatnya sendiri.

Di sela nafasnya yg kacau ia bertanya " Apa dia baik-baik saja?"

"Ya. Hanya butuh waktu sampai dia siuman"

"Baguslah" tubuhnya yg lemah ia paksa berdiri membuat ia oleng sebelum berdiri tegak.

"Tolong jaga dia sampai aku kembali"

"Anda mau kemana Pangeran?" Tanya Jendral Lee

"Aku harus menyelamatkan Jaemin"

"Tapi kondisi anda-"

"Biarkan aku meminjam beberapa naga di sini"

Renjun menatap sejenak lalu mengangguk, ia berjalan menghampiri salah satu naga berwarna krem danmatanya berwarna merah muda, sekilas tampilan naga itu begitu cantik namun menurut Renjun naga itu paling ganas bahkan ujung kukunya dapat merobek tubuh manusia dengan mudah sampai hancur.

Jeno yg mengikutinya dari belakang mendekat.

"Naga ini akan membantu anda, silahkan naik. Dia akan menuruti semua perintah anda"

"Terimakasih Renjun" dan di balas anggukan.

🦊🐭🦊

Sudah lebih dari satu jam Jeno berkeliling mencari Jaemin. Ia tak bisa memikirkan kemana Mort membawa Jaemin pergi.

Naga yg ia naiki menoleh dan terbang terjun ke bawah. Jeno yg tak memberi komando merasa heran. Ada apa dengan naga ini.

"Apa kau bisa merasakannya?"

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang