Chapter 24

2K 347 34
                                    

298...

Setetes darah keluar dari sudut bibirnya, namun ia tetap bertahan

299...

Jisung mengepalkan tanganya agar tetap tersadar. Punggungnya sudah mati rasa.

300...

Akhirnya...

Brukk

Tubuh Jisung tersungkur ke depan, kesadarannya hampir hilang

"Bawa Pangeran Jisung ke kamarnya dan obati lukanya" perintah Raja Jaehyun

"Baik Yang Mulia"

Perlahan Jisung di tidurkan di kasur dengan keadaan telungkup, bajunya menempel di lukanya dan membuat itu mempersulit proses pengobatan. Jisung meringis, keringat dingin sudah membanjiri wajahnya, rambut hitamnya basah oleh keringat menempel di dahinya. Nafasnya tersengal-sengal dan tak dapat bergerak seperti mati rasa.

"Astaga, kenapa Raja bisa begitu tega pada putra nya sendiri" pelayan 1 merasa iba melihat kondisi Jisung

"Benar. sangat kejam" pelayan 2 menimpali

"Diam kalian. Kalian tidak tau apa-apa. Apa kalian mau di hukum?" Tabib itu memperingati keduanya, jika itu terdengar sampai ke Raja bisa gawat.

Keduanya terdiam dan saling memandang.

"Yang Mulia jika anda tidak tahan teriak saja sekeras mungkin, tidak apa-apa"

Pertama ia membersihkan luka itu lalu menjahit beberapa luka yg parah dan mengharuskan untuk di jahit.

"Argh" itu benar-benar sakit "akh.."

Kedua pelayan berusaha menenangkan dan menguatkan Jisung namun mereka tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menatap dengan khawatir

Kulit mulus itu penuh luka jahitan dan memar. Sangat buruk. Kesadarannya akan hilang jika ini tetap berlanjut.

Aku tidak tahan lagi.

Renjun, tunggu aku, aku akan menemukan mu.

🐭🦊🐭

Karena lukanya Jisung terbaring selama satu bulan penuh. Tak ada yg bisa mengobati seperti Renjun yg mentransferkan energinya untuk Jisung sehingga pemulihannya sangat lambat.

Selama 2 bulan Jisung berada di masa pemulihan dan selama beberapa bulan terakhir Jisung melatih tenaga dalam miliknya untuk pulih lebih cepat dan lebih kuat.

Jisung merubah rencananya. Setelah ia menghancurkan pemerintahan di kerajaan ia di pandang rendang oleh beberapa penjabat. Ia berniat mencari kekutan sebesar mungkin mengumpulkan sekutu yg akan berdiri di sisinya. Karena ia sadar jika ia ingin menjaga Renjun, ia harus lebih dulu membangun istana untuknya dengan benteng yg kokoh.

Dengan tekad ia menceburkan dirinya ke dalam permasalahan pemerintahan dan aktif di setiap pertemuan. Memperluas koneksi ke beberapa tetangga dan bangsawan yg berpengaruh.

"Jisung"

"Ya ayah"

"Kau yakin akan pergi? Itu adalah masalah internal jika kita ikut campur, akan membahayakan kerajaan Phoenix"

"Ayah tidak usah khawatir, aku punya rencana. Lagipula temanku dalam bahaya. Aku harus siap menolongnya"

"Tapi itu perang antara para lycan. Musuh adalah lycan rouge, mereka bisa memusnahkan apa saja tanpa ampun"

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang