chapter 2

3.5K 501 38
                                    

Suara serangga-serangga malam menemani malamnya. Jisung tak bisa terpejam walau malam sudah begitu larut. Ia masih terjaga di ranjangnya sambil memandang langit di balik jendela.

"Kau tidak tidur?"

"Wuah. Sial bisa tidak ketuk pintu dulu? Aku hampir terkena serangan jantung"

"Berlebihan. Aku hanya ingin mengecek kondisimu. Takut menjadi demam"

"Aku baik. Terimakasih. Jadi kau bisa keluar"

"Sungguh?"

"Ya"

Renjun tak percaya dan mendekat untuk memastikan sendiri. Ia berdiri di samping ranjang. Jisung waspada dan mendongak.

"Kau mau apa? Aku bilang-"

Renjun menghentikan ucapan Jisung dengan menyentuh dahinya tanpa permisi lalu menyamakan suhu dengan miliknya.

"Benar. Tidak demam"

"..."

Blush

"Tunggu. Wajahmu tiba-tiba jadi panas. Apa kau demam sekarang?" Renjun masih di posisinya dan bergumam tanpa melihat wajah apa yg sudah di buat oleh orang berbaring di depanya.

Jisung tersadar dan langsung menepis tangan itu dengan kasar. Lalu memalingkan wajahnya.

"Akh. Hey itu kasar. Ada apa denganmu?"

"Keluar!"

"A-apa?" Renjun di buat tak percaya, dengan wajah jengkel ia hendak membalas namun teriakan lain menyusul

"Kubilang KELUAR!"

"... Baiklah" Renjun cukup terkejut dan tak mau membuat orang itu semakin marah ia mengalah dan keluar dari kamarnya dengan wajah bingung.

Klik

Tepat setelah pintu tertutup. Jisung menutupi wajahnya dengan telapak tanganya. Wajahnya tak memerah namun telinganya memerah sempurna.

"Apa itu tadi, Kenapa aku gugup?..."

"....Arghhh Renjun sialan"

Setelah agak tenang ia menurunkan tanganya dan bergumam

"Apa dia memantra-mantrai ku? Ada yg salah dengan tubuhku"

"Yah itu pasti"

Jisung terus bermonolog seperti orang bodoh.

"Aaaaahhhh!!"

Teriakan itu mengalihkan atensi Jisung

"Itu suara Renjun" guamnnya

Dengan susah payah ia mencoba bangkit dari ranjangnya, perlahan berjalan keluar sambil memegang dadanya yg sakit.

🐭🦊🐭

Setelah di bentak seperti itu ia merasa rasa kantuknya hilang seutuhnya, dan ia tak tahu harus melakukan apa sekarang. Dengan malas ia keluar rumah untuk menikmati angin malam dan memutuskan duduk di kursi dekat pohon depan rumahnya.

Suara gemericik dari semak-semak membuat Renjun waspada, perlahan suara gemuruh mulai terdengar dari kejauhan.

Hewan-hewan bermunculan dari balik semak dan berlari melewatinya bahkan ada yg hampir menabraknya, mereka seperti sedang di kejar oleh pemburu yg sangat kuat. Tak hanya hewan biasa, hewan mitologi pun ada dalam kerumunan membuat Renjun yakin makhluk yg mereka takuti pasti sangat kuat. Ini gawat.
Sebagian hewan yg besar menabrak rumahnya hingga temboknya hancur, dan sebagian melewatinya begitu saja.

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang