Chapter 22

2.1K 372 23
                                    

Alasan Chenle ke kerajaan itu adalah untuk bertemu seseorang yg sangat ia kagumi, Sungchan. Dengan berkedok mengunjungi tunangannya ia selalu meminta bantuan Jisung agar ia bisa berduaan dengannya.

Pertunangannya dengan Jisung di tentukan ketika masih anak-anak tanpa persetujuan keduanya bahkan mereka saja belum bertemu saat itu. Di hari keduanya bertemu bahkan di mulai dengan perkelahian hingga Pangeran Jeno mendapat teguran dari Raja karena tak bisa menjaga Jisung dengan baik.

Hingga suatu hari keduanya sepakat untuk berpura-pura akrab agar Jeno tidak terkena teguran Raja dan mereka dapat menjalani kehidupan seperti biasa sampai waktunya tiba yaitu ketika salah satu dari mereka menemukan pasangan hidup.

Chenle lebih dulu menemukanya dan itu adalah Sungchan orang yg selalu berada di dekat Jisung. Orang pertama yg bisa bersikap dingin padanya bahkan ketika ia tau statusnya. Chenle semakin di buat penasaran ketika mengetahui Sungchan ternyata perhatian dengan cara diam-diam. Awalnya ia tak merasakannya tetapi setelah mengenalnya lebih baik, memang kepribadiannya seperti itu. Chenle berpikir mungkin itulah caranya menjaga dirinya tanpa harus mempermalukan statusnya.

Dengan mengetahui semua itu bagaimana ia tidak jatuh. Bagaimana bisa mengacuhkan laki-laki seperti itu. Jangan bandingan  dia dengan Jisung si burung menyebalkan itu, sudah jelas Sungchan lebih baik dan sopan. Meskipun ia tak bisa menyangkal ia sempat tertarik pada wajah Jisung tapi tak sampai tahap suka.

Hubungan itu terus berlanjut beberapa tahun, dengan Chenle yg masih berusaha meluluhkan sepenuhnya hati pria itu. Dan Jisung yg tak acuh hanya memikirkan diri sendiri, berpikir untuk sendiri sampai akhir.

Mungkin ketika saatnya tiba kedua kerajaan akan gempar mengetahui hubungan ini namun itu harus di hadapi bukan. Phoenix hidup sampai 500 tahun dan tak terbayang jika harus hidup dengan orang yg tidak di cintai sama sekali selama itu.

Hari ke 5 Chenle disana menunggu Sungchan akhirnya orang itu muncul di hadapannya. Wajah terkejutnya tak bisa di sembunyikan ketika melihatnya yg tengah duduk di sofa ruang kerja Jisung.

Namun itu tak bertahan lama ia langsung menetralkan lagi wajahnya lalu berjalan kearah meja kerjanya dan menyibukkan diri dengan dokumen-dokumen yg sudah ia tinggalkan beberapa hari.

"Yang Mulia Jisung"

"Apa? Tumben kau sopan"

"Aku memang sopan tak seperti seseorang yg bahkan tidak membungkuk ketika melihatku. Hebat bukan"

Drakk

Sura kursi terdorong mengintrupsi keduanya memandang Sungchan yg berdiri dari duduknya, ia menatap Chenle lalu membungkuk 90 derajat.

"Hormat saya untuk Yang Mulia Chenle. Maaf atas ketidak sopanan saya barusan" dia masih membungkuk ketika Chenle mendekat ke arah mejanya.

"Bisakah kau mengganti hormatmu dengan sebuah pelukan?" Chenle tersenyum menatap rambut Sungchan dari dekat namun tak ada reaksi apapun sampai Chenle kesal. "Ini perintah. Beri aku pelukan" barulah Sungchan menatap wajah Chenle yg sejajar dengan wajahnya ketika masih membungkuk.

"Aku merindukanmu" bisik Chenle lalu tersenyum lebar

Mata Sungchan membelalak dan ia perlahan melirik ke arah Jisung. Chenle menyadari hal itu lalu menyuruh Jisung membalik kursinya sebentar.

"Ah sial. Cepatlah" Jisung menggerutu

Sungchan beranjak mendekati Chenle memutari meja yg di sambut rentangan tangan olehnya.

Dengan ragu ia meraih pinggang submisif di depanya dan menariknya mendekat. Chenle yg sangat senang untuk pertama kalinya Sungchan menuruti keinginannya langsung memeluk leher itu erat.

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang