Chapter 39. END

1.9K 166 24
                                    

Kerajaan dalam suasana hangat juga damai. Berita bahwa permaisuri telah sadar menyebar dengan sangat cepat. Semua orang merasa senang dan terharu. Tidak terkecuali orang yg kini tengah memandangi permaisurinya yg terlelap tidur menghadapnya. Matanya tak pernah beralih sedikit pun dari wajah cantik itu.

Bulu matanya yg panjang berkedut bersiap untuk terbuka. Jisung dengan antusias menopang kepalanya bersiap menyambut mata itu untuk melihat wajahnya yg tampan di pagi hari.

"Jisung.."

"Ya sayangku" tak lupa senyum ia sunggingkan

Tangan Renjun terulur ke arah Jisung. Jisung memperhatikan setiap gerakan Renjun, ia sangat antusias untuk apa yg akan Renjun lakukan padanya. Namun, ekspetasi tidak sebaik realita. Tangan Renjun dengan sangat kencang menarik rambut Jisung sampai rasanya mau rontok.

"Aahh Renjun ada apa?"

"Kau masih bertanya?"

"Apa kesalahanku hm?"

"Aku baru sadarkan diri dan kau sudah membuatku lebih lumpuh"

Jisung masih meringis tiba-tiba saja diam menatap Renjun dengan serius. Ia membiarkan Renjun menarik rambutnya bahkan jika itu terlepas. Sebagai gantinya Jisung menyentuh pipi Renjun dengan lembut. Matanya terpejam menarik nafas dalam.

"Syukurlah kamu kembali" bisiknya

Renjun memandang wajah Jisung cukup lama. Perlahan melepas cengkraman tangannya berganti mengelus pipi tirus di depannya. Ia merasakan sakitnya, ia tau penderitaannya ketika ia tidak di sampingnya, ia tau apa yg sudah ia alami ketika melihat sang kekasih sekarat tepat ketika ia bangun. Ia tau dan menyakitkan kalau semua itu ia tak ada di sampingnya.

"Cium aku" tiba-tiba saja Renjun meminta untuk di cium membuat Jisung membuka matanya dan kebingungan.

"Cepat"

Jisung beranjak menopang tubuhnya di atas Renjun dan tangannya berada diantara kepala sang submisif. Ia memberikan ciumannya, lembut namun posesif, hangat namun tegas. Semua rasa cintanya tertumpah pada ciuman mereka. Renjun menempatkan jari-jarinya pada rambut Jisung, sesekali merematnya sebagai reaksi alami ketika ia menerima kenikmatan.

"Aku kembali" bisik Renjun ketika keduanya berpisah dan saling menatap.

Jisung mencium kening Renjun menimbulkan siluet di dinding dari sinar matahari pagi. Itu indah.

🦊🐭🦊

Renjun masih terbaring di kamar sekitar satu minggu lebih dan Jisung masih sibuk dengan urusan kenegaraan. Yang mungkin tak bisa ia selesaikan hanya dalam waktu 1 atau 2 bulan. Mungkin itu akan memakan waktu beberapa tahun untuk benar-benar membangun kembali perekonomian seluruh negara serta politik dalam kerajaan. Setiap pemberontak harus di basmi hingga ke akar dan itu bahkan akan memakan waktu lebih lama. Jisung tidak terburu-buru, untuk urusan itu ia akan mengurusnya nanti ketika kerajaan kembali stabil. Tentu saja itu tidak bisa di sepelekan namun masalah lebih penting harus segera di selesaikan dalam waktu dekat.

Renjun telah mengetahui kondisinya dan apa yg terjadi selama ia koma. Tabib menceritakan semuanya ketika ia masih terbaring di tempat tidur.

Saat tabib itu selesai menceritakan semuanya Renjun hanya terdiam beberapa saat kemudian tertunduk menatap perutnya dan berbisik. "Benarkah?"

Ia menatap jendela sangat lama sebelum berucap "Aku sangat bangga padanya"

Renjun melewati hari-harinya dengan damai namun karena kesehatannya diawal kehamilan membuat kandungannya lemah bahkan di diaknosa akan mudah keguguran juga jika beruntung anak pertama mereka akan sakit-sakitan setelah lahir. Ia sering mengalami sakit pada perutnya membuat ia menderita setiap malam bahkan Jisung hampir menyerah karena sangat takut kehilangan Renjun lagi. Namun tekad Renjun tak bisa di remehkan. Ia meyakinkan semua orang kalau ia mampu kalau anaknya bisa bertahan dan akan kuat seperti ayahnya. Ia menanggung itu selama beberapa bulan hingga saatnya tiba dan keajaiban datang. Anak itu sehat juga tak ada tanda-tanda kelainan lainya.

Mon Espoir [SungRen] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang