Seperti biasa, sarapan kali ini hanya terdengar dentingan sendok. Sesekali Rayhan menceritakan tentang pekerjaannya kepada sang istri, dan Zuhra yang memang tak tertarik dengan pembahasan bisnis yang Rayhan jalani hanya diam dengan pikirannya sendiri.
Zuhra masih berseteru dengan ucapan Yana semalam yang masih sangat mengganggunya, apa ia harus masuk pesantren mengikuti permintaan sang bunda? Ia sungguh bingung.
"Barang yang Ara mau udah dikirim?" Tanya Yana membuyarkan lamunan Zuhra, ia jadi teringat dengan sang sahabat. Tunggu! Bukannya Ara masuk pesantren juga karena Almh. Laya, ibunda Ara. Dan sekarang Ara justru berubah drastis, ia menjadi lebih baik. Zuhra akui itu.
Apa Zuhra harus mengikuti permintaan sang bunda juga? Tapi sebentar lagi ia juga akan lulus, dan.. apa bisa ia berinteraksi dengan kehidupan di pesantren yang ia akui ketat itu?
"ZUHRAAA!" Teriakan dari depan membuyarkan lamuman Zuhra, sudah dipastikan itu pasti Arya dkk.
"Zuhra berangkat" ucapnya, ia lalu menyalami kedua tangan sang bunda dan juga Rayhan_ ayahnya.
"Hati-hati Ra!" Pesan Yana
"Oughey bun!" Balas Zuhra tanpa menoleh, setidaknya ia berusaha bersikap seperti biasa.
*****
Rasa-rasanya tak ada satupun murid yang begitu bersemangat kecuali Zuhra, tertimpa dua mata pelajaran yang berumus nyatanya malah membuatnya semakin semangat. Ia bahkan masih menyatat setiap rumus yang ada didepan. Pelajaran mtk wajib pada jam pertama telah selesai, dan itu artinya pelajaran fisika datang menghampiri.
Arya, lelaki itu nampak sedang memakai pewarna kuku milik Shana. Sedangkan Shana sedang tertidur pulas dibelakang, dan Rana yang sedari tadi tengah memainkan ponselnya, pasti ia sedang bermain game online bersama Arkan. Dan.. jangan lupakan Andi, ia sedari tadi mencoba untuk fokus walau sesekali perhatiannya terfokus pada Arya yang tengah mengumpat sambil merapikan cat yang ada dikukunya.
"Gila banget! Hari senin itu emang nyebelin, udah dua jam ketemu mtk ditambah tiga jam fisika" dumelnya sambil meniup kukunya, berharap cat itu cepat kering.
"Mtk itu gak wajib, yang wajib itu shalat!" Tambahnya, dan kali ini Andi menggubris.
"Sok lu! Shalat tarawih baru empat rakaat udah berhenti" ucap Andi sambil mencoret setiap angka dibukunya, dan Arya hanya membalasnya dengan cengiran khasnya.
Suara bel khas SMA Aksara berbunyi, jangan tanyakan bagaimana bunyinya yang pasti suaranya bukan seperti orang yang teriak. Suara bel yang menggema mampu menghentikan aktifitas Rana, ia lalu membangunkan Shana yang tertidur dengan buku pelajaran yang ia dirikan untuk diletakkan didepan wajahnya, jangan sampai Bu Marza tau bahwa Shana tertidur.
"Shan, pelajaran si sirup udah selesai! Bangun woi!" Ucap Rana sambil mengguncangkan tubuh sang sahabat, Shana yang merasa terganggu mulai mengerjapkan matanya.
"Baik, cukup disini pelajaran kita hari ini. Pekerjaan rumahnya jangan lupa dikerjakan!" Ucap Bu Marza, sedangkan Shana menguap sambil mengancungkan tangannya bersamaan dengan Zuhra.
"Zuhra dulu, silahkan" ucap Bu Marza sambil merapikan barangnya
"Untuk tugas yang tadi harus dibuat makalah ya bu?" Tanya Zuhra semangat, setidaknya ia tak perlu repot-repot menulis.
"Iya, jangan lupa dikumpul. Dan ingat Zuhra, tolong diundur sifat malas kamu" ucap Bu Marza membuat Zuhra memutar bola mata malas, ia harap ia melupakan tugas itu.
"Kamu Shana?" Tanya Bu Marza
"Gini bu.. kata ibu kan pekerjaan rumahnya harus dibuat, tapi gimana sama Wilona bu? Diakan tinggal sama pamannya" ucap Shana tak paham, namun mampu membuat kesal seisi kelas.
Zuhra, gadis itu sudah jengah. Ia lalu membalikkan badannya untuk melihat Shana, ia memegang kepala Shana seperti sedang meruqyah sang sahabat.
"Untung si Wilong kagak dateng!" Kesal Zuhra
*****
"Ra! Lu mau kemana?" Tanya Arya melihat Zuhra yang bergegas menjauh dari area kantin, Arya pikir mungkin Zuhra akan pergi ke kantin yang lain mengingat kantin yang satu ini dipenuhi oleh para manusia yang kelaparan.
"Ketemu Axcel!" Balas Zuhra tanpa menoleh, Rana menghembuskan nafas jengah.
"Moga aja pas pulang mukanya kagak ditekuk" ucap Rana jengah
"Emang muka bisa ditekuk?" Tanya Shana tak paham
Ukhuk!
Andi tersedak, mengapa sahabatnya tak ada yang benar seorangpun?!
Saat ini, Zuhra tengah berada di rooftop SMA Aksara 2 yang masih satu luang lingkup dengan SMA Aksara 1. Ya.. sekolah mereka satu yayasan, jika ada acara besar seperti ulang tahun sekolah maupun kelulusan sudah dipastikan seberapa ramainya.
Zuhra menatap punggung seorang lelaki yang tengah asyik dengan benda pipih miliknya, itu Axcel. Lelaki yang sudah hampir dua tahun menjadi pacarnya, tubuh tegap itu berbalik melirik Zuhra sebentar dan kembali fokus dengan benda pipihnya.
"Hai! Aku ganggu kamu gak?" Tanya Zuhra dengan senyum manisnya
"Kenapa?" Tanya Axcel tanpa menoleh
Zuhra menghela nafas berat, Axcel berubah. Apa yang membuatnya berubah? Mengapa rasanya sesesak ini? Apa dia harus mengakhiri hubungan yang semakin lama semakin tak jelas ini, tapi itu sungguh susah untuknya. Axcel telah menjadi pacarnya cukup lama, waktu dua tahun tak mudah untuknya.
"Bunda suruh aku masuk pesantren" ucap Zuhra to the point, ia tau sang pacar sedang tak ingin diganggu.
"Lu mau?" Tanya Axcel lagi, dan kali ini menatap Zuhra sebentar.
Zuhra terdiam, ia tak tau apa jawabannya. Bahkan ia sendiri masih tak rela untuk masuk pesantren dan meninggalkan Axcel serta yang lainnya, walau ia tau akhirnya bahwa ia pasti akan masuk pesantren. Entah mengapa Zuhra berfikir seperti itu.
"Kenapa diem?!" Tanya Axcel dengan jari jemarinya yang lincah diatas benda pipih
"Iya.. aku terima" balas Zuhra spontan, seperti ada yang mengendalikan dirinya untuk berkata seperti itu.
"Ouh.." balas Axcel singkat
"Terus?" Sambungnya jengah
"Hubungan kita gimana?" Tanya Zuhra menunduk, entahlah.. jika berhadapan dengan Axcel ia seperti bukan Zuhra yang asli.
"Kamu maunya gimana?" Balas Axcel mampu membuat Zuhra mendongak tanpa diminta
"Kita.. masih bisa pacaran kan?" Tanya Zuhra, ia membutuhkan jawabannya.
"Gua sibuk" Axcel mengalihkan pembicaraan, ia lalu pergi meninggalkan Zuhra yang masih terpaku disana.
Sebenarnya ada apa dengan Axcel? Mengapa ia begitu berubah?
Selalu, pertanyaan itu yang terus bermunculan di benak Zuhra. Dan jawabannya, seperti angan yang tak pernah datang. Mustahil untuk dijawab, nyatanya hubungan ini seperti memberi harapan yang tak mungkin bisa tergapai.
*****
Revisi 13 April 2022
𝙆𝙖𝙪 𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙟𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙪 𝙖𝙧𝙩𝙞 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖, 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙟𝙖𝙧𝙞 𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙥𝙪𝙨 𝙡𝙪𝙠𝙖:)
- Rangkaian Kata -
JANGAN ADA PLAGIAT DI ANTARA KITA!
*****
Zuhra Alana Rayhan : @zhr.alana
Pasukan In the Sky : @inthesky.area
Zihan Salma Eislyn : @eislynzhn_
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Alana HIATUS
Teen FictionNew version :) ** Terlepas dari kecelakaan maut dua tahun silam, pasukan In the Sky masih hidup dengan bayang-bayang pertanyaan siapa pelakunya? Kasusnya memang sudah ditutup, tapi meninggalkan berbagai penyesalan yang tak pernah usai. Zuhra, gadis...