6 : Meet Ara!

155 25 0
                                    

Saat ini Zuhra sedang berada diruangan yang ia sendiri tak tau, awalnya ia mengira bahwa ruangan ini seperti ruang kepala sekolah. Tapi.. mana mungkin ruang kepala sekolah memiliki foto keluarga, tunggu! Zuhra serasa tak asing dengan foto keluarga itu.

"Ini Zuhra? Masya Allah udah besar aja ya.." ucap seorang wanita dengan senyum ramahnya.

"Ini siapaa?!" Monolog Zuhra dalam hati

[ moment pas lebaran banget gak sii? Wkwk ]

Zuhra terkekeh canggung, ia bahkan tak ingat siapa wanita ini.

"Dulu terakhir ke sini baru masuk SMP, sebelum kamu berangkat ke Singapura Khai! Sekarang aja udah kelas 12" ucap Yana sedangkan wanita yang Yana panggil "Khai" itu terkekeh, jangan lupakan Zuhra yang tak mengerti apapun.

"Haha! Bener juga ya.. berarti udah gak ingat sama Umi Khaizuran dan Abi Izkandar dong" balas wanita yang Zuhra ketahui bernama Umi Khaizuran itu.

Zuhra menggaruk kepalanya yang tak gatal, tugas saja sering ia lupakan apalagi soal ini?

"Xavier masih di Mesir?" Kini giliran Rayhan yang bertanya

Zuhra yang merasa tak kenal dengan Xavier dan yang lainnya hanya bisa pasrah, ia bosan! Lebih baik ia berada diluar, melihat ciptaan Allah yang luar biasa cakepnya!

Ting!

Notifikasi dari ponsel Zuhra membuat atensinya teralihkan, ia lalu melihat notifikasi yang ternyata dari aplikasi hijau itu.

Axcel Pratama Saputra <3

Nama pesantren?

Zuhra sedikit kaget dengan pesan singkat namun berarti dari sang pacar, apa itu berarti Axcel masih sayang padanya? Buktinya ia menanyakan nama pesantren yang akan menjadi tempat Zuhra mondok. Tanpa tunggu lama, Zuhra langsung membalas pesan dari sang pacar.

Ia harap terkaannya tentang perasaan Axcel benar, walau ia sendiri tak tau kebenarannya.

"Zuhra, sekarang kamu boleh diantar sama Kanaya" ucap Kyai Izkandar, yang Zuhra tau pemilik pondok sekaligus teman sang ayah.

Zuhra tersadar, dengan perasaan gundah ia mengikuti perintah Kyai Izkandar.

Di perjalanan banyak sekali yang Kanaya ceritakan, dari mulai peraturan di pondok sampai dengan aktifitas disini. Zuhra tak bingung lagi, sebab Ara sudah menceritakan semuanya.

"Udah sampe, disini Ra kamarnya" ucap Kanaya  membuat Zuhra melirik kamar yang nantinya akan ia tempati, tak begitu sempit dan sangat bersih!

"Yuk masuk! Aku kenalin sama temen sekamar kamu" ucap Kanaya dan beranjak masuk kedalam

"Assalamualaikum" salam Kanaya dan langsung dibalas oleh seseorang

"Assa-- Ara?!" Seru Zuhra antusias ketika melihat seorang gadis bergamis biru muda sedang tersenyum kepadanya, ya.. itu Ara sahabatnya.

Gadis yang dipanggil Ara itu pun langsung memeluk Zuhra dengan erat, seakan-akan sudah lama tak bertemu.

"Jadi kalian udah saling kenal?" Tanya Kanaya

"Udah Kay, kebetulan kita sahabat hehe" balas Ara sambil melepas pelukannya

"Masya Allah, bagus deh kalau gitu, ana tinggal dulu ya soalnya bentar lagi dzuhur, Assalamualaikum" ucap Kanaya dan beranjak pergi meninggalkan mereka berdua

"Waalaikumussalam" ucap Ara dan Zuhra bersamaan

Zuhra sungguh lelah, apalagi ketika ia melihat ranjang rasanya ia ingin melempar tubuhnya kesana. Dan ya.. kesan pertama saat ia melemparkan tubuhnya ialah, empuk dan nyaman.

"Ih mandi dulu Zuhra! Bau keringet ntar tu kasur" perintah Ara mengusik Zuhra

Zuhra berdecak, tak bisakah sebentar saja? Perjalanan dari rumahnya menuju pesantren membuatnya lelah, ya... walaupun ia telah tidur di perjalanan tadi.

"Zuhra! Cepetan siap-siap, bentar lagi adzan!" Ucap Ara lagi dan kali ini membuat Zuhra terbangun

"Ya Allah Ra.. bentar doang, lagian kan adzan masih lama" ucap Zuhra sambil melirik jam tangan ditangannya

"Sekarang Ra!" Paksa Ara, dan tanpa aba-aba, Ara langsung menarik tangan Zuhra, membuat sang empu mau tak mau berdiri.

"Cepet!" Ucap Ara antusias, Zuhra yang melihat itu mengernyit bingung selalu seperti inikah Ara disini? Tunggu, Zuhra dan Ara kan sudah lama tak bertemu, tak ada adegan melepas rindu selain berpelukan tadikah?

Di perjalanan, Zuhra tak henti-hentinya mengeluarkan kekesalannya terhadap kedua orang tuanya dan para sahabatnya yang begitu kompak. Ara yang mendengar itu juga tak henti-hentinya terkekeh, membuat Zuhra bertambah kesal.

"Seneng lu! Padahal ini juga kemauan lu kan nyuruh bunda buat masukin gua ke pesantren" kesal Zuhra sesudah tau kebenarannya, ya.. Ara menyuruh Yana untuk memasukkan Zuhra ke pesantren. Entah apa yang membuat Yana tergiur, yang pasti Zuhra merasa bahwa Ara sangat cocok menjadi reseller!

"Eh btw btw, gimana tuh hubungan lu sama si siapa ya gua lupa! Excel pertamax sa-sa--" belum selesai Ara menerka, Zuhra yang terlanjur kesal langsung memotongnya.

"Axcel Pratama Saputra! Excel pertamax, dikira pacar gua microsoft sama bensin!" Kesal Zuhra lantaran Ara salah menyebut nama sang pacar

"Nah iya! Si example!" Ucap Ara berbinar, namun tidak bagi Zuhra.

"Susah emang, susah!" Gerutunya dalam hati

"Gimana hubungan lu?" Tanya Ara, sejujurnya ia tak begitu penasaran.

"Ya gitu" balas Zuhra singkat, mana mungkin ia bilang bahwa sekarang Axcel berubah, yang ada ia terkena ceramahan nantinya.

"Gua jadi kasian sama Zabaniah, tugasnya nambah gara-gara lu!" Ucap Ara membuat Zuhra mengernyit bingung. Bisa-bisanya Zuhra yang kena, padahal ia tak kenal siapa Zabaniah atau tugasnya!

Ara yang merasa bahwa Zuhra kebingungan, lantas kembali bertanyam

"Pak Ham masih sering lu kerjain?" Tanya Ara membuat Zuhra antusias

"Baru tadi pagi gua liat dia lagi marahin si culun" ucap Zuhra mulai bercerita

*****

"Seperti yang lu tau, disini serba antri! Walau di kamar ada kamar mandi, tetep aja harus antri. Kita kan gak sendiri di tu kamar" tutur Ara membuat Zuhra mengalihkan pandangannya

Saat ini mereka sedang mengantri untuk mengambil air wudhu, banyak santri yang melihat Zuhra penuh tanya. Mungkin mereka penasaran dengan Zuhra.

Setelah selesai mengambil wudhu, Zuhra dan Ara berjalan menuju masjid pesantren Izzuddin. Masjid disini sangat luas, bahkan rasa-rasanya lebih untuk menampung semua santri yang ada disini. Dan jangan lupakan, lantai marmer dengan arsitektur islami yang sangat melekat.

"Disini kakak kelas ada yang bertugas buat didik adek kelasnya, entah bangunin buat tahajud sampai nasihatin buat cepet-cepet mandi" ucap Ara memberikan informasi kepada Zuhra, mendengar itu Zuhra langsung berbinar.

"Berarti bisa nyuruh adkel sesukanya? Ahay enak beut!" Monolognya dengan senyum merekah

"Ya.. bisa dibilang disini semuanya osis" sambung Ara

"Tapi bukan berarti bisa nyuruh seenaknya!" Nasihat Ara sambil menyentil kepala Zuhra pelan

*****

Revisi pertama 3 maret 2022, revisi kedua 16 April 2022.

Keinginan yang berlebihan dari kesenangan hampir selalu berjalan seiring dengan pemahaman yang tidak disukai.

– Thomas Fuller

@manusiaberkata24

*****

Zuhra Alana Rayhan : @zhr.alana
Pasukan In the Sky : @inthesky.area
Zihan Salma Eislyn : @eislynzhn_

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang