Zuhra merebahkan tubuhnya diatas kasur, rasanya sangat nyaman. Suasana sepi, dan teduhnya jalanan akibat hujan yang mengguyur tanah membuat suasa bertambah nyaman. Rasanya seperti.. tak ingin berpisah dengab situasi ini.
Jika biasanya, ketika ia langsung merebahkan tubuhnya tanpa membersihkan tubuh dahulu Ara pasti akan memarahinya, sekarang? Zuhra bisa bebas! Ara sudah tidak tinggal lagi bersamanya, pekerjaan Idris di luar kota sepertinya sudah selesai.
Dengan mata terpejam, tangan Zuhra perlahan meraba paper bag yang ia taruh tak jauh dari tubuhnya yang terlentang itu. Ketika sudah mendapatkan benda yang ia cari, netranya terbuka untuk melihat barang yang tadi ia beli.
Rasa-rasanya, buku yang ia beli hanya sekitar 70% yang berguna, sisanya? Jangan ditanya! Dia bahkan membeli buku bergambar untuk anak dibawah umur. Dasar! Alasannya? Sederhana, ketika ia sedang tidak memiliki kerjaan yang sebenarnya banyak, ia akan menjiplak gambar yang ada di buku ke buku gambarnya. Dan jika hasilnya bagus, agar tak membuang uang, ia akan mem-print kertas itu. Hingga awet sampai kertas itu hilang.
Kebiasaan itu berawal ketika ia SD, saat itu ketika guru seni budaya menyuruhnya menggambar ia malah dengan telaten menjiplak gambar yang ada di LKS. Hasilnya? Guru tersebut memberikan nilai bagus, karena beliau pikir itu hasil tangan Zuhra.
Kembali ke situasi dimana seorang gadis yang tengah merebahkan tubuhnya ini, dirasa bukan benda yang ia cari, tangannya justru melempar buku itu kebawah. Hingga buku bergambar dengan sampul yang memiliki banyak gambar tak berwarna itu terjatuh mengenai karpet bulu yang terpasang dibawah ranjang, sangat tidak ke-bukuan.
"Nah! Ini dia!!" Ucapnya dengan mata berbinar tatkala melihat buku dengan judul "Prayer is a power".
Perlahan, ia mulai membuka lembaran setiap halaman.
"Doa meredakan amarah, pengertian marah, asal dari sifat marah, cara meredakan marah.." ucapnya sambil membuka lembaran lainnya
"Pantesan tebel, orang sekalian ada pengertian sama sejarahnya!" Gumamnya sambil beralih membuka lembaran selanjutnya
"Doa Nabi Ibrahim, doa ketika merindukan seseorang, dzikir ketika terbangun tengah malam, doa mendapatkan jodoh" kalimat terakhirnya membuatnya bangun dari posisi tidurnya
"Bisa ni buat tahajud nanti, mending gua tidur sekarang!" Ucapnya sambil bersiap untuk terlelap
**
Zuhra mengerjapkan matanya perlahan, dirasa nyawanya sudah terkumpul, ia lalu beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap melaksanakan tahajud malam ini. Setelah mengambil wudhu dan memakai mukena biru miliknya, Zuhra lantas bersiap untuk melaksanakan shalat sunnah tahajud.
Dua rakaat yang ia laksanakan telah selesai, ia juga sudah selesai membaca doa sehabis shalat tahajud. Dan kini, atensi gadis itu menatap buku yang tergeletak begitu saja di atas meja belajar miliknya.
"Ih lupa! Harusnya tadi lu baca dzikir-nya dulu Zuhra!" Kesalnya pada diri sendiri
"Tapi kalau gua baca sekarang, gak papa lah ya.."
"La illaha ilallahu wah dahu la syarikala, lahul mulku walahul hamdu wa huwa a'la qulli syai'in qadir.
Subhanallah wal hamdulillah, wa la ilaha illallah wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billah, allahummaghfirli.. Ya Allah, Zuhra pengen kuliah di Universitas Aksara, Zuhra juga pengen bisa jadi dokter kayak bunda dulu, jika memang itu yang terbaik maka permudahkanlah Ya Allah amin!" Ucapnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan
Dan kini, lembaran demi lembaran doa yang tertulis di buku itu ia baca sambil mengaminkan setiap katanya.
Dan ini bagian yang ia tunggu, doa mendapatkan jodoh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Alana HIATUS
Ficção AdolescenteNew version :) ** Terlepas dari kecelakaan maut dua tahun silam, pasukan In the Sky masih hidup dengan bayang-bayang pertanyaan siapa pelakunya? Kasusnya memang sudah ditutup, tapi meninggalkan berbagai penyesalan yang tak pernah usai. Zuhra, gadis...