Hari ini, pesantren Izzuddin mengadakan wisuda kelulusan bagi anak kelas 3. Rasa senang, sedih, semuanya bercampur menjadi satu, tak terkecuali Zuhra. Sebenarnya ada rasa bingung di benak Zuhra, semenjak kejadian di taman, Zuhra jarang melihat Kara, hanya saat di kelas, kamar, dan di kamar mandi saja, itupun tak sengaja.
Dia bingung dengan sikap Kara yang sekarang, Kara yang tidak seperti dia yang dulu. Zuhra berusaha berpikir positif, walau tak mudah, banyak pertanyaan dibenaknya tentang Kara saat ini.
Yana sedari tadi sangat sibuk mengurusi dua anak perempuannya, Ara dan Zuhra. Sedangkan keduanya hanya diam menuruti, malas menanggapi kehebohan Bunda Yana. Bahkan Rayhan memutar bola mata malas melihat kehebohan sang istri.
Pasukan In the Sky yang lain tak ikut serta dalam acara ini, sebab mereka melaksanakan wisuda yang diadakan di SMA Aksara, tanggal perayaannya kebetulan sama.
"Bun.. harus pake yang ini ya?" Tanya Zuhra sebal
"Ini bagus Ra! Kembar sama Ara" balas Yana membuat Zuhra memutar bola mata malas, bundanya ini memang suka menyamai pakaiannya dengan Ara, sahabatnya. Alasannya supaya mudah ditanda.
"Pokoknya entar pas nikah bajunya gak dipilihin bunda! Masa entar sama kayak Ara" gumam Zuhra
Satu jam lamanya Yana mendandani sang anak, hingga akhirnya mereka tiba di aula pesantren yang luas. Aula yang sudah di dekor sedemikian indah, panggung dan kursi yang sudah diatur dan jangan lupakan Kanaya yang sedari tadi tak henti-hentinya mengoceh karena terlalu senang. Zuhra mencari keberadaan Kara, namun nihil dia tak melihat Kara.
Kini saatnya para MC memberitahu lulusan dengan nilai tertinggi, Zuhra harap namanya tercantum sebagai lulusan dengan nilai tertinggi, bidang fisika pastinya!
Benar saja! Dia mendapatkan nilai tertinggi pada bidang fisika, disertai kedua temannya. Ara mendapatkan nilai tertinggi pada bidang bahasa arab, dan Kanaya pada bidang fiqih.
Setelah acara wisuda selesai, kini mereka akan kembali pulang, para pasukan In the Sky sudah menunggu mereka.
Namun seperti biasa, sebelum mereka pulang, Rayhan akan berpamitan dengan Kyai Izkandar. Zuhra mau tak mau mengikuti kemauan sang ayah yang memaksanya untuk ikut.
Rayhan memeluk erat teman lamanya itu, Yana bersalaman dengan Ustadzah Khaizuran, sedangkan Zuhra hanya tersenyum melihat itu. Dia tak tau harus berbuat apa, Ara sudah duluan pulang dengan sang ayah. Setelah hampir dua tahun Ara tak bertemu Idris, akhirnya ia berjumpa dengan sang ayah hari ini.
Ingatan satu tahun lalu kembali terputar di pikirannya, ingatan ketika pertama kali ia terpaksa masuk pesantren, sampai pertemuan singkatnya dengan dia. Entah mengapa rasanya seperti awan hitam kembali datang di hatinya, entah rasa rindu atau rasa cinta yang semakin bertambah. Tunggu! Cinta?
"Ih! Ngapain mikirin dia coba? Lagian harusnya lu seneng Ra, lu bakal bebas dan bisa ketemu Axcel lagi! Itu yang lu mau kan?" Tanyanya dalam hati
Entahlah, nampaknya ada yang berbisik bahwa jawabannya tidak.
"Xavier sekarang dimana? Kok jarang keliatan?" Tanya Yana
Ah.. pertanyaan itu! Mengapa harus ia dengar?
"Alhamdulillah, saat ini dia sudah kuliah di Mesir, doakan semoga cepet lulus dan segera kembali kesini" balas ustadzah Khaizuran yang dibalas dengan kata 'amin' oleh semua, kecuali Zuhra ia hanya bisa diam. Lebih tepatnya, ia sedang bertengkar dengan pikirannya sendiri.
**
Setelah berpamitan dengan Kyai Izkandar dan ustadzah Khaizuran, kini mereka akan segera pulang. Perjalanan yang jauh membuat mereka kelelahan, tak terkecuali Zuhra. Rasa bosan karena tak tau harus berbuat apa menghantui dirinya. Ia pun memutuskan untuk memainkan benda pipih miliknya, sudah lama dia tak memainkan benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Alana HIATUS
Teen FictionNew version :) ** Terlepas dari kecelakaan maut dua tahun silam, pasukan In the Sky masih hidup dengan bayang-bayang pertanyaan siapa pelakunya? Kasusnya memang sudah ditutup, tapi meninggalkan berbagai penyesalan yang tak pernah usai. Zuhra, gadis...