32 : Ketawa aja!

47 6 2
                                    

Zi lagi sakit gigi hwehwe 😀
Stay healthy kalian 😷💗

*****

Nampaknya, apa yang Ara katakan tak sesuai dengan keadaan. Karena pada saat ini, para pasukan In the Sky tengah bermain di timezone tanpa beban. Menjelajahi setiap area, atau mencoba wahana yang tersedia.

"Huft cape banget!" Ucap Shana sambil mengusap peluh di dahi

"Same, tapi seru!" Tutur Zuhra senang

"Ke Petshop udah, main di timezone udah, tinggal belanja kuy!" Arya berucap dengan tangan kanan mengepal ke atas

"Makan dulu! Laper.." Rana berjalan mendahului yang lain dengan lemas, seakan tenaganya sudah terkuras habis.

"Makan dimana?" Tanya Zuhra dengan jari-jemarinya yang lincah di atas ponsel

"Tempat biasa aja, kalian duluan! Gua sama Zuhra izin ke toilet, yuk Ra!" Ara menarik lengan Zuhra tanpa basa-basi, membuat Zuhra berdecak sebal sebab ponselnya masih menyala.

Para pasukan In the Sky yang lain lantas beranjak untuk pergi bersamaan setelah Ara dan Zuhra pergi menuju toilet, berharap dua RA itu tak lama berada di sana.

Zuhra masih asik dengan ponselnya, ia sedang mengirim pesan dengan Yana sang bunda. Ternyata setelah Zuhra dan yang lainnya berangkat menuju Mall, Yana dan Rayhan juga pergi entah kemana. Yana hanya mengirim pesan bahwa ia sedang berada di luar, dan mungkin akan pulang larut malam. Hal yang membuat Zuhra berdecak sebal, lantaran Yana tak membalas ia dan Rayhan pergi kemana.

"Iya kan Ra?" Tanya Ara sambil menoleh menatap Zuhra, namun tak ada sahutan dari sang sahabat.

"Ra?" Ara memberhentikan langkahnya, namun Zuhra terus berjalan tak peduli.

"Zuhra!" Kesal Ara dan lantas membuat Zuhra langsung menoleh, melihat ke kanan tak ada orang disampingnya membuat Zuhra mengernyit dan mengecek ke belakang. Ada apa? Isyaratnya dengan alis yang bersatu

"Ih! Asik banget! Ngapain sih?!" Kesal Ara sambil beranjak mendekati Zuhra

"Belakangan ini, Bunda sama Ayah sering banget ke luar. Tapi gak jelas kemananya.." Zuhra berucap sambil mematikan ponselnya dan langsung ia taruh di saku, Ara mengernyit dengan pernyataan Zuhra tadi.

"Mungkin urusan bisnis, Ayah Idris juga gitu kok semenjak disini. Pulang pas jam 9 malem, berangkat jam 9 pagi." Ara berucap dengan nada sedikit kesal, Zuhra tau itu.

"Tapi kalau urusan bisnis, kenapa Bunda gak ngasih tau aja?" Kini Zuhra bertanya dengan nada ketus

"Hadeuh! Ya karena Bunda tau, kalau lu kan gak peduli soal bisnis!" Ara menyentil jidat Zuhra pelan, membuat Zuhra mengusap jidatnya lembut berharap rasa sakitnya hilang.

"Ukhti Zuhra, Ukhti Ara!" Panggilan dari arah belakang menginterupsi keduanya

"Eh halo Kayla!" Zuhra menyapa ramah seorang gadis remaja dihadapannya

"Assalamualaikum Zuhra, Ara!" Kini, sang kakak menyapa sambil bersalaman dengan keduanya

"Gimana kabarnya?" Gadis dengan hijab merah muda yang dipakai sampai bokong itu tersenyum ramah ke arah mereka

"Alhamdulilllah baik, kalian gimana kabarnya? Ustadz Rahman juga gimana kabarnya?" Zuhra langsung membombardir gadis sebayanya dengan pertanyaan, sedangkan Kanaya mengulas senyum mendengar itu.

"Alhamdulillah baiik!" Kayla berucap dengan antusias

"Alhamdulillah.. kalian ke sini mau belanja atau mau main di timezone?" Tanya Ara sambil menahan sesuatu

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang