7 : Meet Kara!

165 19 0
                                    

Zuhra mengernyit bingung menatap kitab dihadapannya, sore hari yang biasanya ia jalani dengan berjalan-jalan dengan para pasukan In the Sky justru sekarang direpotkan dengan kitab yang ia sendiri tak tau apa.

"Sulit dimengerti, semoga hari mu haha hihi" gumam Zuhra yang hanya didengar olehnya, sedangkan Ara tengah sibuk dengan note book kecilnya, entah apa yang ia tulis yang pasti Zuhra sendiri tak tau.

"Gak ada inisiatif bantu apa?" Tanya Zuhra pada Ara yang berada disampingnya

"Bentar, gua lagi nulis artinya supaya lu gak bingung" balas Ara membuat Zuhra berbinar

**

Hari ini ialah hari yang melelahkan sekaligus hari yang menurut Zuhra panjang, hari dimana ia untuk pertama kalinya menjadi santri. Ah.. kata yang tak pernah terbayang sedikitpun dibenak Zuhra.

Dan saat ini, ia tengah menatap lamat langit-langit kamar yang berdominan putih itu, dikamar ini ia tidur dengan Ara dan Kanaya. Hanya bertiga, namun dua hari lagi mereka akan tidur berempat. Ya.. kata Ara, dua hari lagi ada santri baru, dan itu berarti mereka akan memiliki empat teman sekamar.

Kini perlahan Zuhra menutup matanya untuk masuk ke alam mimpi, berharap ia bisa memimpikan orang yang sangat ia rindukan. Axcel? Nampaknya bukan.. bahkan Zuhra sendiri tak tau siapa yang saat ini ia rindukan.

**

Zuhra mendengar dengan takzim, tatkala Ara menjelaskan setiap tata cara shalat tahajud. Sebenarnya Zuhra malas melaksanakan shalat tahajud, shalat wajib saja masih malas, apalagi shalat sunnah.

Setelah selesai melaksanakan shalat tahajud, dan menunggu waktu syuruk. Kini para santri akan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sama seperti santri yang lain, Zuhra, Ara dan Kanaya sedang di perjalanan menuju kelas mereka, untung mereka satu kelas.

"Jadi nanti lu perkenalan dulu Ra, karena lu belum terlalu bisa bahasa Arab jadi lu bisa pake bahasa inggris tapi biasanya anak baru bakal dikasih keringanan sih, kayak bisa ngomong bahasa indo selema beberapa bulan gitu" ucap Ara memberitahu

Zuhra bukannya belum terlalu bisa berbahasa arab, tapi memang tak bisa. Ia mengangguk paham setiap perkataan yang Ara ucapkan. Zuhra yakin Ara dan Kanaya akan sangat membantu dirinya.

"Ingat! Lu udah kelas 3 SMA, bentar lagi lulus! Jangan buat masalah!" Tegas Ara membuat Zuhra memutar bola mata malas

"Udah tau bentar lagi lulus, kenapa malah pindah" balas Zuhra

"Supaya lu berubah!" Ucap Ara sambil menyentil jidat Zuhra

**

Sudah dua hari Zuhra menjadi santri, sekarang ia tau jadwal santri yang ada di pesantren ini dan perlahan ia juga harus terbiasa. Dari mulai  setelah shalat subuh ia akan menghafal, mengantri untuk sarapan dan sekolah, lalu pulangnya ia harus mengantri untuk berwudhu melaksanakan shalat dzuhur, sorenya ia akan membaca kitab, hingga ia yang harus terbiasa untuk shalat tahajud. Semuanya ia lakukan dengan ringan, tak terkecuali puasa sunnah.

Itu bukan hal yang biasa lagi baginya, bukan.. bukan karena ia sering puasa, tapi karena ia sering lupa makan.

Selain sudah terbiasa dengan lingkungan pesantren, dalam waktu singkat Zuhra juga sudah cukup banyak mendapatkan teman. Seperti saat ini, banyak yang ingin berkenalan dengan Zuhra. Entah hanya penasaran, atau memang ingin menjalin pertemanan, Zuhra tetap menyambut hangat mereka.

Hari pertama sekolah tak terlalu parah, dan tak terlalu membosankan. Zuhra pikir di pesantren ia akan belajar agama, agama dan agama tanpa ilmu lainnya tapi ternyata tidak.

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang