23 : Putus!

110 14 0
                                    

Ceklek!

Zuhra membuka pintu kamar, menatap setiap sudut. Ia mendekat menuju lemari pakaian miliknya, mengambil kardus yang berada tepat diatas lemari.

BRUK!

Ia meletakkan beberapa kardus dilantai, dan bersiap untuk duduk disana. Netranya menatap baju yang penuh dengan coretan, baju SMP nya dulu. Tertulis nama sahabat dan temannya dulu.

"Kangen" gumamnya

Ia beralih mengambil album yang berada disana, membukanya secara perlahan dan saat melihatnya senyum mengembang diwajahnya. Itu fotonya dengan para sahabatnya, foto masa kecil mereka.

"Gua kangen lu Tya" lirihnya sambil memeluk erat album itu.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Zuhra mulai mengambil beberapa barang yang dia tak perlukan lagi. Ia mengambil buku yang sudah selesai ia baca, mengambil beberapa pakaian yang menurutnya tak ia pakai lagi.

Setelah dirasa cukup, Zuhra lalu beranjak dan bergegas menuju markas, namun sebelum itu dia memainkan benda pipihnya dulu.

Kara Aditi Saputri

Anda
Assalamualaikum Kar!
Gimana kabarnya?

Setelah mengirimkan pesan kepada Kara, Zuhra lalu bergegas menuju markas.

**

Kini Zuhra telah sampai dimarkas, masih sepi, lantaran yang lain masih berada dirumah masing-masing. Zuhra tersenyum tatkala melihat foto yang terpajang di dinding markas, foto masa kecilnya dengan sang sahabat. Netranya menatap setiap moment di foto itu, kenangan lama kembali terulang.

Kini ia menatap foto hitam putih dengan ketujuh orang disana, foto anak SMP yang tersenyum sambil memakan es krim.
Ia mengusap figura itu, dan beralih menatap foto di sebelahnya, foto dua tahun lalu, dan foto terakhir mereka dengan Chintya.

"Semoga lu tenang disana" gumamnya sambil mengusap lembut foto itu.

"HELLO EPRIBUDIH!! AM KOMBAK!" Teriak Arya lantang, membuat Zuhra kesal.

"Keluar! Salam dulu! Ulang-ulang!" Kesal Zuhra, sedangkan Arya menuruti saja, takut kena amukan massal.

"Assalamualaikum Ustadzah Zuhra" ucapnya sopan, lebih tepatnya sok sopan.

"Waalaikumussalam" balas Zuhra, ia menatap dua kardus yang dibawa oleh Arya.

"Ini doang?" Tanya Zuhra

"Yoi sis! Ini punya bapak gua, ini punya gua. Punya gua isinya lego sama baju doang, kalau punya bapak gua mobil mainan" ucap Arya sambil menaruh kardus tersebut.

Zuhra mengambil beberapa lego yang ada di kardus milik sahabatnya itu, menaruhnya kembali dan mengambil beberapa mobil mainan dari kardus disebelahnya.

"Ini bukannya kesayangan Om Farhan?" Tanya Zuhra heran, pasalnya salah satu mobil mainan tersebut ialah kesukaan Pak Farhan. Zuhra sering melihat Pak Farhan memainkannya.

"Iya.. gua ambil, kesel gua! Selama ada tu mobil gua kurang di perhatiin, gua di telantarin, gua di buang kayak anak pinggiran" ucap Arya mendramatisir

"Mampus!" Ejek Zuhra

"Assalamualaikum" ucap Ara, Shana, Rana dan Andi kompak dan langsung dibalas oleh Zuhra dan Arya.

"Ini guys barang bekas tapi berhargaaa" ucap Rana bangga

"Berharga, palingan juga rante motor yang lu copotin atu-atu" ucap Arya pelan, namun masih bisa didengar Rana.

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang