24 : Kanaya dan Xavier

168 23 1
                                    

Zuhra terbangun dari tidurnya, rasa haus menyerangnya untuk turun menuju dapur, ia akan menyegarkan tenggorokannya yang kering itu.

Lampu dapur masih menyala, mengisyaratkan ada orang disana. Benar dugaan Zuhra, Yana masih berada didapur, menghitung setiap koleksi tupperware miliknya.

"Bun.." ucap Zuhra sambil memeluk tubuh Yana dari belakang membuat sang bunda terlonjak kaget.

"Zuhra! Ngagetin aja kamu" kesal sang bunda, Yana mengernyit bingung melihat tingkah sang anak, tak seperti biasanya.

"Sini cerita!" Ucap sang bunda seakan tau bahwa sang anak sedang ada masalah.

Yana menyuruh Zuhra untuk duduk di meja makan, diikuti Zuhra, Yana duduk disana. Mengedarkan air putih untuk sang anak, Zuhra meneguknya hingga tersisa setengah.

"Bun.. maaf" cicit Zuhra membuat Yana mengernyit bingung. Zuhra menghela nafas berat, ia akan jujur..

"Zuhra pernah pacaran sama Axcel" sambung Zuhra membuat Yana menatapnya tak percaya.

"Iya" satu kata dari Yana berhasil membuat Zuhra bingung.

"Bunda gak marah?" Tanya Zuhra, pasalnya Yana sudah sering menyeramahi sang anak untuk tidak pacaran.

"Udah terlanjur" lirih Yana membuat Zuhra tak tega menatap sang bunda, Zuhra mendekat lalu memeluk sang bunda.

"Maaf udah ngecewain" lirih Zuhra dalam dekapan sang bunda.

"Zuhra gak pernah ngecewain bunda, bunda bangga sama Zuhra yang udah berani minta maaf" balas Yana sambil mengusap punggung sang anak.

Zuhra melepaskan pelukannya dengan sang bunda, ia lalu mencium pipi kanan sang bunda.

"Tapi sekarang udah putus" ucap Zuhra membuat Yana mengernyit bingung.

"Kenapa?" Tanya Yana, Zuhra pun mulai menceritakan semua kejadian yang ia alami, dari mulai tentang Kara hingga ia yang memutuskan Axcel.

"Jadi kamu yang putusin dia? Bukan dia yang putusin kamu?" Tanya Yana membuat Zuhra mengangguk takzim, mana mau Zuhra di putusin, harusnya dia yang mutusin.

"Bun.." panggil Zuhra yang dibalas oleh Yana.

"Zuhra bingung, entah kenapa pas denger kabar kalau Xavier dan Kanaya dijodohin, Zuhra ngerasa sedih.." lirih Zuhra menyatakan perasaannya yang sebenarnya, Yana mengernyit tanda tak tau. Zuhra yang paham lalu menceritakan semuanya, dari mulai pertemuan singkat namun berarti itu, hingga perpisahan yang tiba-tiba itu.

"Apa ini cinta bun?" Lirih Zuhra membuat Yana tertawa, Zuhra mengernyit, bisa-bisanya Yana tertawa mendengar ceritanya yang menurutnya tak ada humor disana!

"Kamu gak ingat siapa Xavier, Ra?" Tanya Yana, dan seketika Zuhra menggeleng polos.

"Wajar sih.. udah lama juga, dan waktu itu kamu juga masih kecil" ucap Yana membuat Zuhra mengernyit

"Coba kamu tanya sama Allah" sambung Yana

"Dia udah dijodohin sama Kanaya bun" balas Zuhra dengan bibir bawah yang ia majukan.

"Orang tuanya yang jodohin, bukan Allah" ucap Yana lembut

Ucapan Yana seakan menyihir Zuhra, entah rasa senang yang tiba-tiba hadir atau apapun itu, kali ini Zuhra mulai tenang.

"Tahajud berjamaah yuk, kamu siap-siap biar bunda bangunin ayah" ucap Yana yang diangguki oleh Zuhra.

**

Markas pasukan In the Sky kini sangat ribut, para perempuan sedang menonton sedangkan para laki-laki sedang bermain basket di halaman depan.

"Peter Parker ganteng ya.." ucap Shana

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang