Sedari tadi, gadis dengan balutan gamis putih itu terus berjalan gelisah didalam kamarnya. Sudah sejam yang lalu ia bersiap, namun sampai sekarang, gadis itu masih bimbang untuk memutuskan.
"Apa gua pergi aja ya? Tapi gua malu kalo ketemu Zuhra!" Gumamnya gelisah
"Tapi bukannya bagus kalo ketemu dia? Sekalian minta maaf... tapi, kalau dia gak maafin gua gimana?" Lagi, pikirannya terus dipatahkan oleh pikiran barunya.
Ya.. begitulah manusia, senantiasa kalah dengan pikiran barunya.
Sedangkan diluar rumah, sebuah mobil berhenti tepat didepan pagar berwarna hitam. Lantas pengemudi dengan balutan hijab pashmina mocca yang dipakai asal keluar, untuk membuka pagar. Setelah membuka pagar, ia beranjak memarkirkan mobilnya didepan garasi. Setelah itu, ia beranjak keluar dari mobilnya dan mulai memasuki area rumah.
"Adit, Kara, Axcel!" Panggilnya sesudah sampai diruang keluarga
Kara, wanita yang sedari tadi berada dikamar beranjak keluar setelah mendengar suara yang tak asing lagi baginya. Suara yang sangat ia rindukan.
"Mama?" Panggilnya tak percaya sambil beranjak mendekati wanita yang sudah duduk di kursi santai itu.
"Halo cantiknya mama" balas sang ibu sambil memeluk sang anak, melepas rindu.
"Mama kapan dateng? Kara kangen banget tau gak!" Ucap Kara dengan bibir bawah yang ia majukan
"Baru aja, mama juga kangen sama kamu. Mama ada oleh-oleh, panggil abang kamu dulu sana!" Perintahnya lembut dan langsung diiyakan oleh sang anak
Tak lama, kedua lelaki dengan paras berbeda datang dengan menuruni anak tangga. Wajah memar yang nampak diwajah keduanya, membuat sang ibu langsung menaruh curiga.
"Kali ini apa?" Tanyanya tak suka
"Biasalah ma, laki-laki!" Ucap sang anak tertua, Adit_
"How are you?" Tanya anak lelaki satunya lagi
"Always fine, and you my son?" Tanyanya sambil memberikan paper bag berwarna hitam
"I'm okay" balasnya singkat sambil beranjak duduk
"Ngapain pulang?" Tanya Adit sambil beranjak menjauh menuju dapur
"Ada sesuatu yang harus mama urus" balas sang ibu sambil mengusap rambut sang gadis
"Terus abis urusannya selesai, mama balik lagi ke Singapur?" Tanya Kara sambil mendongak
"Probably my daughter" balasnya dengan senyum tipisnya
"I don't like!" Balas Kara tak suka
Axcel, lelaki itu masih saja melihat interaksi anak dan ibu itu.
"Toh, gua bukan anak kandung"
"Kalian udah mutusin mau kuliah dimana?" Tanya sang ibu sambil menatap Kara dan Axcel bergantian
"Udah, Univ Aksara!" Ucap Kara berbinar
"Jurusan apa?" Tanya sang ibu lagi, dan sekarang, Adit datang sambil membawa secangkir teh untuk sang ibu.
"Kara jurusan kedokteran, Axcel jurusan hukum dan Adit jurusan forensik" ucap Adit sambil menyodorkan cangkir yang berisi teh itu
"Thanks, good luck my heart!" Ucap sang ibu sambil mengambil cangkir dari tangan sang anak
"Ah ya, i forgot! Mama ambil berkas dulu di mobil, sebentar!" Ucap sang ibu sambil beranjak keluar rumah
"Lu gak jadi ikut keliling?" Tanya Adit sambil melirik Kara sekilas
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Alana HIATUS
Fiksi RemajaNew version :) ** Terlepas dari kecelakaan maut dua tahun silam, pasukan In the Sky masih hidup dengan bayang-bayang pertanyaan siapa pelakunya? Kasusnya memang sudah ditutup, tapi meninggalkan berbagai penyesalan yang tak pernah usai. Zuhra, gadis...