Ujian telah berakhir, baik ujian lisan maupun tulisan. Ya.. ujian lisan, jangan tanya bagaimana Zuhra mengikuti ujian itu. Saat ditanya menggunakan bahasa arab, Zuhra mencampurkan bahasa inggris kedalam kata yang ia tak tau. Zuhra pikir tak ada ujian lisan, ternyata ada. Merepotkan! Sedangkan Kara, anak itu malah hanya berkata "na'am" dan "la" saja.
Dan saat ini mereka berempat sedang menikmati makan siang bersama, Pesantren Izzuddin memiliki fasilitas kantin berjumlah tiga untuk santri perempuan, sedangkan laku-laki Zuhra tak tau. Ia saja hanya tau bagaimana bentuk lapangan, dan.. lelaki itu! Lelaki yang bernama, Xavier.
Baiklah, lupakan tentang Xavier. Zuhra dan teman-teman memilih makan dikantin kedua, alasannya karena agak dekat dengan kamar mereka. Jadi setelah makan mereka bisa langsung bergegas kembali, hemat tenaga dan waktu.
"Malam ini yang pulang anak MTs dulu, kayak biasanya kan?" Tanya Ara sambil membuka minumannya.
"Iya, tapi yang dari luar kota dulu supaya bisa di antar sama pihak pesantren. Baru deh besoknya yang didalam kota, nah lusanya kita!" Ucap Kanaya antusias.
Zuhra menghela nafas malas, itu tandanya dua hari lagi ia akan pulang. Tapi mengapa dia tak se-antusias yang lain?
**
Saat ini, Zuhra, Ara, Kanaya dan Kara sedang menyiapkan pakaian untuk di bawa pulang. Canda tawa mulai menguasi isi kamar. Cerita tentang mereka yang tak sabar untuk pulang.
Biasanya sehabis ujian para santri dibolehkan untuk pulang selama satu minggu, setelah itu baru pembagian laporan belajar atau raport.
Zuhra merebahkan tubuhnya di sofa, rasa lelah mulai menguasi dirinya. Namun, saat ini dia tak bisa terlelap. Besok adalah hari dimana dia akan bertemu dengan kedua orang tuanya lagi, Zuhra pasti sangat merindukan mereka.
Perlahan, rasa kantuk itu datang. Zuhra menutup matanya, dan masuk ke alam mimpi.
**
Yana memeluk erat dua anak perempuan dihadapannya, begitu pula dengan Rayhan. Air mata membasahi pipi mereka.
Ara yang berada di pelukan Yana seakan kembali merasakan pelukan ibunya. Yana dan Laya memang sahabat sedari TK. Itulah sebabnya anak-anak mereka juga dekat.
"Masya Allah, anak ayah udah banyak berubah ya" ucap Rayhan yang langsung mendapat delikan tajam oleh Yana
"Anak ayah, anak ayah, giliran udah shalehah kayak gini aja bilangnya anak ayah" balas Yana tak setuju
"Zuhra nakal gak Ara?" Tanya Yana saat mereka sudah berada di dalam mobil, Zuhra yang mendengar pertanyaan sang bunda pun langsung memberi kode kepada Ara.
"Aman bun" balas Ara membuat Zuhra bernafas lega
"Aman kalau sekarang" gumam Ara dalam hati
"Kadang bandelnya kumat, tapi udah tobat kok bun" sambung Ara, membuat Zuhra memutar bola mata malas.
Saat ini jantung Zuhra seperti mesin deisel, ia berharap orang tuanya tak tau tentang masalah yang ia buat di pesantren.
**
Zuhra menutup al-quran miliknya dan segera membuka jendela kamarnya. Tunggu! Al-quran? Ya.. alasannya supaya ketika Ara tiba-tiba mengetes hafalannya, Zuhra tak lagi rusuh sendiri.
"ANDI!" Teriak Zuhra dari balkon kamarnya
Tadi setelah sampai di kompleks perumahan mereka, pasukan IN THE SKY langsung menyambut kedatangan mereka. Mulai dari Arya dan ayahnya Pak Farhan yang sudah ribut karena permasalahan pantun untuk 2RA, hingga Shana yang tak paham dengan arti pantun dari ayah dan anak itu, menurutnya tak nyambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Alana HIATUS
Teen FictionNew version :) ** Terlepas dari kecelakaan maut dua tahun silam, pasukan In the Sky masih hidup dengan bayang-bayang pertanyaan siapa pelakunya? Kasusnya memang sudah ditutup, tapi meninggalkan berbagai penyesalan yang tak pernah usai. Zuhra, gadis...