41: Buang ke laut

51 8 0
                                    

Tawa itu memecahkan kesunyian di sebuah ruangan, seakan mereka menghilangkan rasa rindu yang sudah lama bersarang. Menyingkirkan sejenak persoalan yang pernah datang, dan saling merangkul satu sama lain lagi.

Markas itu masih sama, isi didalamnya juga, tak ada yang diubah. Tak ada waktu untuk merombak, bahkan mengeceknya saja jarang.

"Alhamdulillah! Tobat deh Ar, tobaaat!!" Rana masih saja menggoda Arya, apalagi saat lelaki itu berkata bahwa ia telah putus dengan seorang gadis yang menjadi adik tingkatnya itu.

"Kok bisa putus? Lu ngapain tu anak?" Shana bertanya, membuat Arya menghela nafas jengah. Tak bisakah sahabatnya ini memberikan dukungan untuknya?

"Kepo lu pada!" Kesalnya lantas melangkah ke belakang, kulkas menjadi tujuan utamanya.

Percuma saja ia melenggang pergi, tawa dari para sahabatnya itu masih saja menggema. Mengejeknya dan hatinya itu, walau tanpa sadar ada sebuah penyemangat disetiap candaan itu.

"Lu masih magang tahap akhir Ra?" Tanya Arya setelah mendudukkan dirinya di sofa, jangan lupakan banyaknya cemilan yang ia bawa.

Zuhra mengangguk, magang kali ini hanya setahun. Tak butuh waktu lama dari magang sebelumnya. Dan bagian yang membuatnya pusing ialah ketika UKMPPD masa itu.

"Susah banget ya, jadi Dokter" tutur Arya sambil membuka kaleng soda, Zuhra hanya bisa tersenyum tipis mendengarnya.

Hubungannya dengan Arya sudah membaik, entah karena apa, yang jelas tanpa kata "maaf" yang diucapkan, mereka sudah saling berangkulan.

"Gua duluan ya, mau ketemuan sama Kara bentar" Zuhra pamit sambil mengambil totebag pastel miliknya

**

Malamnya, Zuhra masih asik melihat beberapa angka yang ada di kalender. Menggeser jari telunjuknya hingga menjumpai tanggal yang akan menjadi hari bahagia bagi Kara dan Axcel, ia sangat menanti saat itu.

"Seminggu setelah lebaran, ya?" Gumamnya antusias, bahkan Snow ikut mengeong untuk menyumbang suara.

"Ah, gak sabar! Marhaban ya ramadhan!" Tuturnya sambil tersenyum bahagia, jelas saja.. bulan puasa senantiasa ia tunggu karena bisa beribadah penuh dengan keluarganya. Magang kali ini tak terlalu merepotkan, dan ia sudah bisa mengendalikan waktunya. Ah, sungguh Zuhra yang berbeda.

Dengan antusias, Zuhra lantas membuka ponsel miliknya dan memasuki aplikasi berwarna hijau.

Dengan antusias, Zuhra lantas membuka ponsel miliknya dan memasuki aplikasi berwarna hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang