Tak pernah terbayang sedikitpun dibenak Zuhra untuk masuk pesantren, apalagi sebentar lagi ia akan lulus. Membayangkan akan menjadi santri membuat Zuhra sedikit bimbang, apa ia bisa? Namun jujur, cerita Ara tentang pesantren sedikit membuat Zuhra tergiur. Ia sedikit tenang, sebab Ara tak pernah menceritakan cerita yang membuat Zuhra agak takut dengan kata "pesantren" yang katanya penjara suci itu.
Saat ini, Zuhra tak begitu pusing dengan permintaan sang bunda untuk memasukkannya ke pesantren. Namun, saat ini Zuhra dibuat pusing dengan Axcel. Ya.. lelaki yang kini sudah banyak berubah, tak seperti Axcel yang dulu Zuhra kenal.
"Semoga betah ya Ra.." ucap Sandra, ibunda Rana.
Zuhra tersenyum sambil bersalaman dengan Sandra, para pasukan In the Sky telah berangkat sekolah lima menit yang lalu. Jangan tanyakan betapa hebohnya mereka, rasa-rasanya hanya Andi yang biasa saja. Dan yang luar biasa ialah Shana, gadis itu sampai menangis dipelukan Zuhra saat tau sang sahabat akan mondok.
"Kalau gitu kita pergi ya, assalamualaikum" pamit Yana kepada Sandra, sedangkan Rayhan masih berbincang dengan Farhan ayah Arya dan Dian ayah Shana.
"Hati-hati!" Pesan Sandra
*****
Zuhra menatap lamat SMA Aksara yang semakin jauh dengannya, ya.. perjalanan menuju pesantren tempatnya mondok memang melewati SMA Aksara. Ia jadi teringat masa awal ia menjadi murid baru, dan kenangannya saat menjahili guru disana. Dan kini semua itu hanya tinggal kenangan, banyak kejadian lama yang kembali berputar di memori otaknya.
Bangunan serta warna SMA Aksara sangat membekas dihatinya, apalagi orang-orang disana.
"PAK HAM!!" Teriak Zuhra sambil membuka kaca mobil, jangan lupakan tangannya yang melambai.
Pak Ham yang tengah memarahi murid yang terlambat mencari arah suara yang menggelegar, dan pasti tak asing baginya.
"ZUHRA! JANGAN BANDEL KAMU DISANA!" Tegas Pak Ham dengan kacamata hitam yang ia taruh diatas kepala botaknya saat melihat Zuhra.
"INSYA ALLAH, KALAU INGAT PAK!" Balas Zuhra sambil menutup kembali kaca mobil, kapan lagi ia biasa bicara dengan guru BK kesayangannya itu.
Rayhan dan Yana yang melihat itu hanya bisa terkekeh, setidaknya Zuhra tak terlalu sedih dengan persoalan ini.
"Gak ada yang ketinggalan kan Ra?" Tanya Yana yang duduk disamping kursi kemudi, disamping Rayhan.
"Gak kok bun" balas Zuhra dengan senyum lebarnya, ia masih teringat dengan tampilan Pak Ham tadi.
"Semangat belajarnya ya Ra!" Pesan Rayhan mampu membuat Zuhra tersenyum, ia rindu itu!
"Pasti yah!" Ucapnya semangat
TING!
Pesan dari ponsel Zuhra membuat atensinya teralihkan, apa itu dari pasukan In the Sky?
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Alana HIATUS
Ficção AdolescenteNew version :) ** Terlepas dari kecelakaan maut dua tahun silam, pasukan In the Sky masih hidup dengan bayang-bayang pertanyaan siapa pelakunya? Kasusnya memang sudah ditutup, tapi meninggalkan berbagai penyesalan yang tak pernah usai. Zuhra, gadis...