8 : Masalah baru

118 16 0
                                    

Siang yang indah, suasana sehabis makan siang mulai sepi. Mungkin para santri sedang bersiap untuk belajar sore hari nanti, dan saat ini Zuhra sedang mengepel koridor asrama. Hanya tinggal dua hari lagi hukumannya akan selesai.

Zuhra bersenandung ria sambil membayangkan kasus apa yang akan dia buat selanjutnya. Namun, seseorang tiba-tiba datang dan langsung berjalan tanpa dosa, membuat lantai koridor kembali kotor. Zuhra yang sudah merasa lelah seharian tersulut emosi, ia langsung memarahi orang yang ia sendiri tak tau siapa.

"Eh mbak! Kalau jalan tuh pake mata hati, bukan pake mata kaki! Eh iya, situ mana punya hati" tegas Zuhra membuat orang itu seketika berbalik badan, ah.. dasar savage!

"Eh, maaf sengaja" balas orang itu dengan wajah tanpa dosanya, sungguh biadab_ pikir Zuhra.

Zuhra sudah tidak bisa menahan amarahnya, seketika Zuhra langsung melempar alat pel dan beranjak mendekati orang itu.

"Iya gak apa-apa kok, besok beli mata ya.. jangan yang dipinggir jalan soalnya murahan kayak lu. Ups! Maaf sengaja" balas Zuhra membuat wajah orang itu merah padam

"Kamu kalau ngomong yang sopan ya! Kamu itu santri! Mana sikap kamu sebagai santri?! Harusnya kamu bisa bersikap hormat kepada orang yang lebih tua dari kamu! Saya ini pengajar disini, sedangkan kamu hanya santri yang gak beretika!" Tegas orang itu membalas ucapan Zuhra tak kalah pedas.

Zuhra menunjukkan wajah tenangnya, ia lalu maju selangkah mendekati orang itu. Ia tak gentar sama sekali, emosinya kini tak bisa lagi dia tahan.

"Santri juga manusia, dan manusia punya perasaan gak kayak lu, oh iya gua lupa lu kan manusia jelmaan setan" balas Zuhra enteng, namun ia justru mendapatkan...

PLAK!

Tamparan mulus mendarat di pipi Zuhra, namun tamparan keras itu sama sekali tak membuat Zuhra meringis kesakitan, bahkan menoleh pun tidak!

"Lu mau pake kekerasan ya? Okey kalau itu yang lu mau" ucap Zuhra sambil mendekat ke arah ember bekas pel

BYUR!

Zuhra menyiram orang itu seperti menyiram tanaman, tanpa belas kasihan Zuhra pun mendekati wanita itu yang sudah menggigil kedinginan.

"Eh maaf, sengaja" ucap Zuhra tepat di telinga kanan orang itu, dengan nada yang sama seperti perempuan itu.

"ZUHRA, IKUT SAYA KE RUANGAN!" Tegas seseorang, itu Ustadzah Syafa. Entah sejak kapan beliau disana, yang pasti ucapan Ustadzah Syafa mengundang perhatian para santri yang lain.

Zuhra tak sadar bahwa kini dia telah menjadi bahan tontonan, tanpa tunggu lama Zuhra pun segera mengikuti Ustadzah Syafa dan meninggalkan orang itu.

"Ya Allah ustadzah Sari vs Ukhti Zuhra? Keren!" Ucap salah seorang santri, Sari?

"Iya keren banget! Kasian ustadzah Sari, malu banget pasti! Abisnya jadi Ustadzah nyebelin sok lagi!" Balas santri yang lainnya

"Gua tandain lu SARIMIN!" Gumam Zuhra dalam hati dengan menekan kalimat akhirnya

**

"Jadi gitu ceritanya ustadzah" ucap Zuhra

"Zuhra, gak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan" balas Ustadzah Syafa tenang

"Ya tapi kan bukan Zuhra yang mulai duluan" kesal Zuhra

"Zuhra.. saya tau kamu marah, tapi coba kamu tenangin diri dulu, saya yakin kamu anak yang baik" balas Ustadzah Syafa membuat Zuhra jengah, mengapa harus dengan nada lembut? Zuhra sangat anti itu! Bukan karena sadar, tapi karena kasihan.

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang