17 : Meet Kanaya or Xavier?

102 13 0
                                    

"Zuhra, kamu liat tupperware bunda yang warna hijau gak?" Tanya Yana berjalan menjauhi dapur dan mendekati anak tunggalnya

Zuhra yang sedang menonton TV bersama pasukan In the Sky dan Rayhan sang ayah, dibuat bingung menjawab apa.

Tadi setelah pulang dari Nagara, tanpa sengaja Zuhra menghilangkan tupperware milik Yana. Sang bunda memang gemar mengoleksi tupperware.

"Zuhra" tegur Yana sambil memukul pelan pundak sang anak

"Ouh i-itu bun, a-anu" ucap Zuhra kikuk

"Anu apa?" Tanya Yana heran

"I-itu bun, tupperware nya.. ouh iya bun, anaknya Pak Rudi katanya udah punya pacar baru, eh itu tupperware nya, Pak Agung gimana udah sembuh, eh iya denger-denger si Arkan emaknya meninggal bun" balas Zuhra random

"Innalillahi wa innailaihi rajiun, Bu Sarah kan? Emaknya si Arkan temen kamu pas SMA itu ya?" Tanya Yana, membuat Zuhra bersyukur, untuk saat ini dia aman.

"Iya bun, kasian bet si Arkan malah masih muda lagi" celetuk Arya

"Nah itu dia.. bunda gak ikut nyelawat?" Tanya Zuhra

"Besok aja, sama mamanya Rana sama mamanya Arya juga" balas Yana

"By the way, tupperware bunda mana?" Tanya Yana membuat Zuhra kembali diam

"I-i itu bun.. hilang" balas Zuhra sambil mengerahkan jari berbentuk 'V' kepada Yana, membuat Yana geram sendiri.

"Ih kamu mah kebiasaan, pokoknya besok kamu beliin yang baru!" Tegas Yana dan berjalan kembali ke dapur, Rayhan yang melihat itupun langsung berlari ke kamar.

"Ayah.." rengek Zuhra sok imut, niatnya ingin meminta bantuan kepada sang ayah pun musnah.

"Kasian" celetuk Arya sambil tertawa terbahak-bahak, ah cari mati dia!

**

Sehabis bertengkar dan mengusir Arya secara paksa, Zuhra menyuruh Ara, Rana, dan Shana untuk menginap dirumah nya.

Sehabis mengemas barang-barang untuk dibawa ke pesantren, Zuhra lalu duduk di kursi kebanggaannya. Dimana lagi kalau bukan kursi belajar, yang fungsi sebenarnya untuk belajar malah dirinya pakai untuk nonton atau bermain game disana.

Kali ini, ia hanya membawa baju gamis dan hoodie saja. Sebab baju yang lain entah dimana keberadaannya. Ia malas bertanya kepada Yana, pasti bundanya punya alasan hingga baju miliknya hilang entah kemana.

Zuhra merebahkan dirinya di kasur, diikuti oleh ketiga sahabatnya. Kini perlahan, mereka mulai hanyut memikirkan masalah masing-masing.

"Ayah.." lirih Rana membuat Zuhra dan Ara terbangu, sedangkan Shana hanya santai tak menanggapi.

"A-ayah?" Ulang Zuhra gugup

"Ayah dimana?" Gumam Rana semakin tak jelas

Ini pertama kalinya Rana mengucapkan kata itu.

"Orang yang lari dari tanggung jawab gak berhak diingat!" Tegas Zuhra membuat Ara memukulnya pelan

"Hush! Mau gimana pun beliau tetap ayah Rana, darah beliau mengalir di tubuh Rana. Walau beliau lari dari tanggung jawab, beliau tetap ayah Rana. Gak ada yang namanya mantan ayah!" Tegas Ara panjang lebar membuat Zuhra kicep, sedangkan Rana hanya tersenyum getir.

**

Berulang kali Rana mencoba untuk terlelap, namun sayang mata dan hatinya seakan menentang untuk beristirahat. Ia lalu berjalan ke balkon kamar Zuhra. Menatap indahnya bintang serta jalanan yang sudah mulai sepi.

Untuk Alana HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang