0.06 - Toxic relationship

8.5K 231 8
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan.

Happy reading, darl!

☆☆☆☆

Naura: Lara, semua photo sama video lo udah ilang semua. Lo tenang aja, sekarang gaada satu pun yang kesebar lagi.

Naura: Jangan diulangin lagi, ya.

Lara menatap pesan dari Naura dengan senyum tipis. Ia menyisir rambutnya lalu menatap pantulan tubuhnya di cermin. Senyum tipisnya memudar mengingat tubuh indah itu sudah sering kali di pegang.

Tak ingin memikirkan hal itu, ia beranjak pergi dari hadapan cermin lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Tangannya terulur meraih handphone kemudian membaca chat lama bersama Agas. Tanpa sadar air matanya mengalir, Agas dulu sangatlah perhatian bahkan untuk hal kecil.

Kak Agas🐱: Tadi gua denger lo bilang mau kue, jadi gua pesenin.

Kak Agas🐱: Gua pesen brownies polosan karna gua tau lo gasuka ada toping aneh-aneh. Ada bolu kukus juga.

Kak Agas🐱: Dimakan ya, sayang. I love you🤍

Lara terkekeh pelan, ia menghapus air matanya kemudian membasuh muka. Sejujurnya ia sangat mencintai Agas, untuk melepaskan pemuda itu bukanlah hal yang mudah.

Agas pendengar yang baik, Lara bahkan selalu dipaksa untuk menceritakan hari-harinya walaupun Agas sudah tahu apa yang ia lakukan. Biasanya, Agas mendengarkan semua ceritanya seraya menangkup kedua pipi tirusnya dengan mata yang berfokus pada raut excited Lara.

"Aku kangen kamu yang dulu, kak." lirihnya lalu memejamkan mata.

☠️ T O X I C ☠️

Agas mengotak-atik laptopnya, ia membuka akun rahasia yang ia gunakan untuk menyebarkan semua photo dan video Lara. Keningnya mengernyit melihat tak ada satu pun video dan photo yang terupload, tangannya kembali bergerak membuka album lalu menghela nafas.

Masih banyak photo selfie, video tiktok bahkan semua yang sempat Agas sebarkan. Album yang diberi nama 'love' tersebut hampir ribuan dan dipenuhi oleh wajah cantik milik Lara.

Agas membuka satu-persatu photo Lara lalu menangkup wajahnya menggunakan tangan kiri, ia mengusap wajahnya disertai helaan nafas berat.

"Maaf, La." ucapnya. "Gua gatau siapa yang hapus photo sama video lo yang gua sebarin, tapi gua harap gaada satu pun lagi orang yang nyimpennya—" Agas menjeda ucapannya, "Kecuali gua."

Mata Agas berfokus menatap video tiktok Lara, bibirnya menipis, "Gua sayang lo, La. Tapi gua benci fakta kalo lo mantanan sama abang gua."

Kilas balik—

"Lo kan tau gua mau kuliah diluar kota, gua boleh kan minta tolong jagain seseorang ke lo?"

Agas menatap pemuda yang lebih tua empat tahun darinya itu lalu menjawab, "Siapa?"

"Mantan gua."

"Mantan aja lo titipin ke gua?" Agas berkata seraya tertawa pelan.

Raven berdecak, "Bukan gitu. Gua baru putus seminggu lalu, gua bilang ke dia mau fokus ngejar karir dan bakal balik kalo udah dapet gelar." Raven menjeda ucapannya, "Gua harap lo mau jagain dia sukarela demi gua."

"Ah lo mah kayak bakal lulus snbp aja." jawab Agas.

Raven menatap sepupunya sinis, "Gini-gini gua pinter anjing! Lagipula kalo gak lolos gua pake jalur mandiri."

"Kalo mandiri tetep di luar kota, bang? Kenapa gak disini aja sama gua? Gua sendirian."

Raven menggeleng  menatap iba kearah Agas. Ia tahu bahwa ibu pemuda itu sudah meninggal dan ayahnya menikah lagi. Sekarang tinggal sendiri tepat disamping rumahnya. "Gua gak bisa, Gas. Mama di Solo ngotot pengen nyuruh gua disana, lagian dari kecil gua udah tinggal sama papa." ucapnya, "Masih ada papa gua kok disini, lo gak sendiri."

Agas terkekeh pelan, "Sejak kapan gua deket sama om Rendra? Lagian dia sibuk jarang dirumah."

"Gua janji deh, Gas, bakal balik lagi kalo udah dapet gelar."

Agas mengangguk, "Gua doain lo lulus bang biar gak keluar banyak biaya, walaupun gua tau lo kaya." jawabnya, "Emang kapan pengumuman hasil nya?"

"Besok."

Agas mengangguk, "Jadi dalam waktu deket lo bakal langsung balik ke Solo?"

Raven mengangguk, "Habis dapet ijazah gua langsung ke Solo."

"Soal mantan lo siapa namanya? Gua gak pernah liat lo bawa cewek, eh tau-tau nyuruh jagain cewek. Mana mantan lagi.

"Gua backstreet, Gas. Dia masih kecil. Dibawah lo satu taun."

Mata Agas membulat, "Pedofil lo?!"

Raven menabok mulut Agas, "Engga lah bangsat!"

"Berati dia kelas 1 SMP?"

Raven mengangguk, "Iya. Lo cukup jagain dari jauh, tapi kalo ada kesempatan bisa lo jagain dari deket."

"Kalo mantan lo gua ambil gimana?"

"Kalo lo bikin dia bahagia gak apa, Gas. Asal jangan lo sakitin."

Kilas balik selesai.

Palembang, 30 Juni 2024.
Salam manis, Liza.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang