Bijaklah dalam memilih bacaan.
Bakal aku pastiin cerita ini end sebelum 17-an. Rasa senang karna bisa selesain dalam waktu singkat, aku rela ngaret ngerjain tugas demi ceritaku:D
Happy reading, darl!
☆☆☆☆
Kolam menjadi tempat terakhir yang Dean tunjukkan kepada Lara. Rasanya energi Lara kembali terisi penuh setelah mendengar celotehan Dean yang tak ada habisnya.
Keinginan Lara untuk mengadopsi anak pupus sudah, ia sekarang sudah mempunyai adik yang bisa menemaninya menjalankan hari-hari berikutnya.
"Kak Ara ada pacar gak?"
Lara menggeleng, "Engga ada, kenapa?"
"Wah masa secantik ini gak ada pacar?" ujar Dean, "Aku ada pacar lho!"
Mata Lara mengerjab, "Masa sih? Yang bener aja?"
Dean mengangguk antusias, "Iya kak, namanya Abel dari kelas tiga A."
"Memangnya kamu kelas berapa sekarang?"
"Aku kelas satu B," jawab Dean, "Bentar lagi kenaikan kelas, aku mau masuk kelas dua A."
"Lho emang kenapa mau pindah ke kelas A?"
Dean mendekatkan mulutnya di telinga Lara lalu berbisik, "Kakak jangan bilang mommy sama daddy, ya."
Lara mengangguk mengacungkan jempolnya, "Siap! Emangnya kenapa?"
"Sebenarnya di kelas satu B ada mantanku, terus pacarku cemburu, jadi aku mau pindah deh."
Uhuk, uhuk!
"Kak Ara kenapa?!" tanya Dean, "Aduh gak ada air lagi, minum air kolam aja ya, kak?"
Pletak!
"Yang bener aja?!" sembur Lara menatap Dean garang, "Kamu serius udah punya mantan? Kapan pacarannya? Kan masih kecil."
Dean menyipitkan mata menatap Lara tajam, "Kakak gak bisa liat ke gantengan ku, ya?"
"Iya, kakak tau kamu ganteng. Maksud kakak kapan kamu pacarannya?"
"Aku pacaran pas awal masuk kelas satu A, cuma dua minggu terus putus deh." ujar Dean, "Abis itu aku ngajak Abel pacaran."
"Sama Abel udah berapa lama?"
"Kayaknya mau tiga bulan,"
Lara mengerjab, anak sekecil Dean bisa pacaran hingga berbulan-bulan? Sungguh diluar dugaan. Ajaib.
"Kamu sering chatingan?"
Dean menggeleng dengan muka masam, "Boro-boro, mommy sama daddy aja gak beliin aku hp! Jadi aku ngobrol sama Abel nya pas disekolah doang."
Lara mengangguk paham, ia tau Andra dan Gina tak memberikan gadget kepada Dean untuk kebaikannya sendiri. Tak ingin anak itu salah pergaulan.
"Awas ya kalo kakak cepuin ke mommy sama daddy, aku pundung!"
"Apanih jangan diaduin?" celetuk Andra yang baru saja tiba bersama Gina.
Dean membekap mulut Lara lalu menggeleng, "Engga ada apa-apa kan kak?"
Lara mengangguk, Dean menghela nafas lega lalu melepas bekapan tangannya dimulut Lara.
"Lara, udah mau sore, kenapa kamu gak balik dulu buat ambil baju-baju kamu?" tanya Andra.
"Aku tadi udah ngechat temenku, dad, katanya dia otw jemput." jawab Lara.
"Kalo udah langsung balik kesini ya, La." ujar Gina.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionLara lelah menghadapi sikap tempramen Agas, namun tak bisa melepaskannya. Pemuda itu tak pernah membiarkannya pergi bahkan sejengkal pun. Makian, tamparan bahkan ancaman sudah terlalu sering ia dengar. Memilih mengakhiri semuanya karna terlalu lelah...