Bijaklah dalam memilih bacaan.
Happy reading, darl!
☆☆☆☆
Malam semakin larut, banyak orang-orang berdatangan hanya untuk mabuk atau bahkan menyenangkan diri. Gemerlip lampu diskotik menerangi tiap sudut ruangan, dentuman dj disertai sorakan terdengar nyaring ditelinga.
"Payah si Tian mabuk padahal baru minum empat botol," sindir Raldo seraya tertawa pelan.
"Bacot!" sentak Tian mengacungkan jari tengahnya.
"Lo malam ini mau sewa kamar lagi, Al?" tanya Febri.
Alva melirik Lara yang tengah meneguk kombucha lalu mengangguk, tangannya bergerak mengelus rambut halus Lara lalu memberi kecupan singat di pipi wanita itu. "Iya."
"Gak yakin gua kalo kalian gak pernah ngapa-ngapain," Tian berujar seraya menyipitkan matanya.
"Hilangin pikiran buruk lo, gua gak sebejat itu." acuh Alva.
"Kita emang gak pernah ngapa-ngapain kok," ucap Lara menengahi.
"Rugi dong Alva bayar mahal-mahal kalo engga di pake." celetuk Febri.
"Heh, mulut lo kayak gak pernah disekolahin!" balas Alva menatap Febri tajam, ia sungguh tak enak pada Lara. Buru-buru ia mengelus pundak wanita disampingnya agar tak memikirkan omongan Febri.
"Lara ada yang nyewa lo," celetuk Syera yang tiba-tiba menghampiri Lara. Tangannya bergerak meraih botol alkohol yang sudah kosong untuk di bereskan.
"Siapa?" bukan Lara yang menjawab, tapi Alva.
"Saya juga gak tau mas, tapi katanya dia kenal sama Lara." jawab Syera seraya menunduk.
"Coba suruh orangnya kesini mbak," titah Alva beranjak dari kursinya. Begitupun dengan Lara.
"Maaf mas, engga sopan nyuruh customer buat nyamperin. Saya takut di minusin." jawab Syera.
"Lo tau siapa?" tanya Alva yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Lara.
"Saya mau Lara lagi mbak, jadi gak bisa. Suruh orangnya cari yang lain aja,"
"Tapi mas yang disana lebih dulu sewa."
"Coba saya tanya Lara, dia mau sama siapa?" Alva beralih menatap Lara, "Lo mau sama dia engga?"
Lara menggeleng, "Engga." cicitnya pelan.
"Saya panggilin pak Kepin dulu ya mas, biar bisa mutusin Lara malam ini sama siapa." ucap Syera lalu melenggang pergi.
"Lo gak perlu khawatir, malam ini sama gua." Alva menenangkan Lara.
Tak lama Kepin datang bersama dua pemuda. Sialan! Lara harus apa?! Kenapa bisa Agas dan juga Raven mengetahui keberadaannya?
Lara menarik tangan Alva, "Dia mantanku." bisiknya pelan.
"Maaf Alva, malam ini Lara sama Agas dulu, ya. Mau bagaimanapun dia lebih dulu." ucap Kepin.
Alva menggeleng tegas, "Lara sama saya, mas. Saya bakal sewa dengan harga yang lebih tinggi dari dia." ujar Alva menatap dua pemuda dibelakang Kepin. Sejujurnya ia tak tau Agas itu yang mana.
"Gak bisa gitu dong, gua lebih dulu!" ucap Agas tegas.
Alva melirik penampilan Agas dari atas sampai bawah. Ah memang tampan, tapi jika bajingan apa nilai plus-nya?
"Gak bisa, Lara gak mau sama lo!"
Agas melirik Lara, "Gua gak peduli dia mau apa engga, yang jelas Lara sama gua!"
"Maaf Agas, gua sama Alva." ucap Lara pelan.
Agas menatap Kepin, "Pak, mana bisa gitu dong? Saya yang lebih dulu, club ini gimana sih?!"
"Hak Lara dong mau nolak!" sentak Alva.
Agas tak terima, "Tapi ini kerjaan dia!'
Kepin berdehem pelan, "Lara kamu sama Agas, dia yang lebih dulu. Layanilah customer dengan baik, lagipula Alva sudah sering bersamamu."
"Bangsat!" maki Alva dalam hati. Ia menatap Lara dalam, "Gak apa lo sama dia dulu. Kalo dia macem-macem telepon gua, nanti gua yang hajar." ujar Alva mengundang dengusan dari mulut Agas.
Lara memejamkan matanya seraya menghela nafas, ia menatap sorot mata Alva seakan mengucapkan 'Aku takut' mengerti dengan isyarat Lara, Alva segera memberi elusan singkat di pucuk kepala menenangkan, "Gak apa, semua bakal baik-baik aja."
"Baik, saya sama Agas malam ini." ucap Lara membuat Agas menarik sudut bibirnya.
Kepin menyerahkan kunci, "Dikamar 068, ya."
Lara melirik Alva sebelum akhirnya pergi menuju lorong, Alva menghampiri temannya dengan muka masam. Sungguh ia kesal dan berharap semoga spesies seperti Agas segera dimusnahkan.
"Sabar Al, masih banyak cewek lain kalo malam ini lo benar-benar kepengen." kekeh Tian.
"Gak gitu anjing! Gua cuma gak mau Lara sama mantan brengsek nya itu,"
"Suka sama Lara lo?" tanya Raldo.
"Kalo iya kenapa dan kalo engga juga kenapa?" Alva bertanya balik sedikit sewot.
Palembang, 06 Agustus 2024.
-Salam manis, Liza.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionLara lelah menghadapi sikap tempramen Agas, namun tak bisa melepaskannya. Pemuda itu tak pernah membiarkannya pergi bahkan sejengkal pun. Makian, tamparan bahkan ancaman sudah terlalu sering ia dengar. Memilih mengakhiri semuanya karna terlalu lelah...