Bijaklah dalam memilih bacaan.
Kata-kata kasar, jangan ditiru!
Happy reading, darl!
☆☆☆☆
Lara menatap Agas tak habis pikir, bisa-bisanya pemuda itu masih bertanya setelah apa yang sudah ia lakukan?
"Lo kenapa masih nyimpen video gua anjing?!"
"Astaga, La, lo gak berperikemanusiaan banget!" seru Agas, "Santai dong jangan galak-galak."
Lara mengibarkan bendera perang, sedangkan Agas hanya pasrah karna jambakan Lara yang tak kunjung usai. Tak lama kemudian Lara melepaskan jambakannya lalu kembali duduk di kasur.
"Gua serius, La," Agas menjeda ucapannya lalu duduk disamping Lara yang kembali memainkan laptopnya, "Lo nyuruh siapa apusin skandal lo kemarin?"
Lara menaruh mouse ditangannya, "Gua gak tau siapa yang apus." jawab Lara, "Tapi kayaknya si Naura."
Agas mengangguk paham, "Temen lo hacker ya sampe bisa ilangin skandal dalam waktu singkat?" tanya Agas membuat Lara kebingungannya.
"Maksud lo?"
"Gak mungkin di ponsel orang-orang langsung ilang gitu aja kalo temen lo bukan orang pinter." ucap Agas. "Skandal lo empat hari lalu diomongin lagi, tapi gua dapet kabar dari Asha video yang mereka simpan tentang lo ilang gitu aja kayak kemarin. Gua dikasih tau Harsa sih."
Lara terdiam sejenak, ia juga penasaran sebenarnya. Tapi hanya sesaat karna setelah itu ia kembali menjambak rambut Agas, "Ya ini dalangnya lo bangsat!"
Plak, bugh!
☠️ T O X I C ☠️
Naura menghembuskan asap rokok yang mengapit pada bibir ranumnya dengan pelan, tak lama ia merasakan sebuah tangan mengacak-acak rambut panjangnya.
"Ngerokok mulu lo, engga sehat." celetuk pemuda itu.
Naura tersenyum tipis, "Lo bawa wine gak?"
"Libur dulu minum wine, sebagai ganti gua beliin susu coklat."
Naura menajamkan matanya, "Lo kira gua anak kecil?!"
"Kan emang masih kecil?"
Naura berdecak malas, ia menaruh rokok pada asbak kemudian menghela nafas. "Lo serius suka sama temen gua?"
Tanpa ragu pemuda itu mengangguk, "Setelah apa yang udah gua lakuin lo masih ragu?"
"Ajarin gua ngehack dong!" seru Naura.
"Males, otak lo susah nyambung, gua capek ngejelasin berulang."
Naura mendesah pelan, "Ah lo mah gitu, awas aja lo!"
"Lo berantem sama temen lo?"
Naura menggeleng, "Kita engga berantem, gua cuma kesel dikit." jawab Naura, "Gua sih gak yakin Lara mau sama lo, lo kan jelek."
"Lo ngeraguin tampang gua?!" pemuda itu mengapit wajah cantik Naura disela-sela ketiaknya.
Naura mendorong tubuh pemuda itu, "Bau bangke anjing!"
"Enak aja lo, Nau! Harga parfum gua lima juta bangsat, dan lo masih bilang gua bau?!" sentaknya.
Naura memutar bola mata malas, "Ilang aja parfum mahal kalo cewek yang lo suka gak kepikat." ujarnya, "Langsung ke dukun ajalah minta parfum buat ngikat cewek."
Pemuda itu memicingkan matanya lalu mendaratkan tamparan pelan bibir adik sepupunya, "Ngadi-ngadi lo bangsat!" ucapnya, "Daripada lo ngurusin percintaan gua, mending lo pikirin cara biar gak jadi dijodohin."
Naura menepuk jidatnya, astaga ia melupakan fakta itu. Satu minggu lalu Darrel—sang papi memberi tahunya bahwa ada pemuda yang berniat baik ingin melamarnya. Dan sampai sekarang ia belum juga memberikan keputusan.
"Udah lah pasrah aja gua, lagian cakep kok."
"Gua gak setuju." bantah pemuda itu, "Lo masih kecil sedangkan dia udah hampir kepala tiga!"
"Baru dua enam elah." decak Lara. "Cuma beda sembilan tahun."
"Oke."
Naura berdecak melihat abang sepupunya yang mulai keluar menjauh, dapat ia tebak pemuda itu marah padanya. Tanpa berlama-lama ia beranjak dan berlari menghampiri pemuda itu.
"BANGSAT JANGAN PUNDUNG DONG!" seru Naura membuat semua orang menoleh kepadanya.
"Kenapa teriak-teriak sayang?" tanya Kinan menghampirinya.
"Itu bangsat ngambek mi gegara aku mau nikah." adunya membuat pemuda itu mencibir malas.
"Lo kayak bisa jalanin rumah tangga aja, terserah pokoknya gua gak restuin."
"Bawel lo bangsat!"
"Naura, jangan kasar-kasar dong, ada papi. Kamu mau uang jajannya di potong?" ucap Kinan lembut.
"Kan aku engga dikasih uang jajan lagi sama papi sejak om Kiel lamar aku." jawabnya pelan.
"Kamu nerima lamaran Kiel?" bisik Kinan ke telinga anaknya.
Naura mengangguk pelan, "Mayan dapet sugardaddy." kekehnya membalas ucapan Kinan.
Mereka tertawa cekikikan, namun hanya sebentar karna Darrel berdehem keras. Kinan melirik putri nya tajam lalu menjewer telinga anaknya, "Kamu ini gak boleh ngomong bangsat-bangsat, gak baik!"
"Aduh mami mood nya cepet banget berubah!" keluh Naura, "Lagian bangsat itu panggilan kesayangan. Bang Samudra nah bang Sam terus ku pelesetin jadi bangsat. Keren kan?"
"Keren matamu!"
Palembang, 14 Juli 2024.
Salam manis, Liza.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionLara lelah menghadapi sikap tempramen Agas, namun tak bisa melepaskannya. Pemuda itu tak pernah membiarkannya pergi bahkan sejengkal pun. Makian, tamparan bahkan ancaman sudah terlalu sering ia dengar. Memilih mengakhiri semuanya karna terlalu lelah...