0.35 - Toxic relationship

3.4K 86 13
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan.

Aku lagi rajin up karna lima part lagi mau ending:>

Happy reading, darl!

☆☆☆☆

Kaki melangkah keluar dari tempat ibadah, rapalan doa-doa dipanjatkan berharap ada hal baik yang menyapa.

Setelah kurang lebih satu minggu mengumpulkan keberanian, akhirnya hari ini Lara memutuskan untuk menemui Andra. Gugup melanda saat ia tiba didepan rumah megah yang kini menjadi tujuannya.

Helaan nafas berat terdengar, kaki kembali melangkah mendekat kearah gerbang tepat dimana seorang satpam tengah menikmati secangkir teh.

"Cari siapa ya, dek?" tanya Adam—pria paruh baya yang tengah memakai seragam khas satpam.

"Ini benar rumah bapak Andra?"

Adam mengangguk, "Benar, ada perlu apa, ya?"

"Boleh saya masuk, pak? Saya ada perlu." ucap Lara.

"Sebentar, adek tunggu disini dulu. Saya mau kasih tau tuan," ucap Adam lalu melenggang pergi memasuki rumah.

Lara mengangguk menatap kepergian Adam yang semakin menjauh, kurang dari sepuluh menit Adam kembali terlihat, ia membuka kunci gerbang lalu mempersilahkan masuk.

"Tuan sudah nunggu didalam ya, dek, silahkan masuk."

"Baik, pak, terimakasih." Setelah menjawab seperti itu, Lara mulai memasuki rumah.

Gugup kian melanda saat mata Lara bertabrakan dengan mata sesosok pria yang selama ini ia cari. Itu Andra—sang papa.

Sedari kecil Lara telah hilang dari pangkuan cinta pertamanya, ia berjalan sendiri diatas beling yang kapan saja bisa merusak kaki.

"Papa tau Lara bakal kesini."

Suara serak menyapa telinga, sungguh diluar dugaan, Lara kira Andra akan menggunakan bahasa formal. Dengan begini rasa gugupnya sedikit menghilang.

"Lara diusir Adisa?" suara Andra kembali terdengar.

Lara mengangguk pelan, "Iya, pa."

"Adisa udah nyeritain semuanya ke papa, dia juga mau minta maaf karna gak bisa jadi ibu yang baik." ucap Andra, "Dia milih buat mutusin hubungan kalian, dan fokus sama anaknya di Malang."

Kepala Lara mendongak menahan air mata yang hendak luruh, "Mama beneran udah nikah lagi?"

Andra mengangguk, "Papa bakal ceritain semuanya ke Lara, papa tau Lara bakal paham karna Lara udah dewasa."

Lara mengangguk, "Aku mau denger cerita yang sebenarnya, pa."

Andra menarik nafas lalu menghembusnya, "Adisa hamil tiga bulan saat hubungan papa sama dia merenggang." ucap Andra, "Awalnya papa berpikir positif kalo itu beneran anak papa, tapi ternyata salah, papa gak sengaja baca chat di hp Adisa tentang dia yang bilang ke selingkuhan kalo dia hamil."

"Lebih tepatnya hamil sama selingkuhannya." ucap Andra.

Sekuat mungkin Lara berusaha tegar, "Jadi mama udah selingkuh sejak aku masih kecil, pa?"

Andra mengangguk, "Iya, dan setelah surai cerai kami keluar, Adisa langsung nikah." ucap Andra, "Dan satu tahun setelah perceraian, papa juga milih buat nikah. Maaf ya nak gak ngasih tau kamu."

Tak tahan, tangis Lara pecah juga. Ia mengatur nafas mencoba menenangkan diri. Kenapa keluarganya sehancur ini? Ini salah dia yang telah lahir ke dunia atau bagaimana?

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang