0.22 - Toxic relationship

2.6K 61 3
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan.

Jangan lupa follow, vote dan coment. Thank u! Jangan jadi siders.

Happy reading, darl!

☆☆☆☆

Raut terkejut tak bisa disembunyikan, tak lama terdengar helaan nafas berat yang keluar dari mulut Agam.

"Sudah berapa lama?"

"Empat bulanan."

"Ayah pernah engga ngajarin kamu kasar sama cewek?" tanya Agam.

Agas bersedekap dada, "Ayah pernah ngajarin aku?" ia menjeda ucapannya, "Aku lahir bunda meninggal, aku masuk smp ayah nikah lagi."

Agam belum pernah mengajarinya tentang wanita karna umurnya masih terlalu kecil.

"Dari kecil aku tinggal sendiri, engga pernah dapat ajaran apapun dari ayah." ucapnya pelan.

"Karna dari dulu ayah udah bilang, tinggal sama ayah!" bentak Agam seraya berdiri.

Alin melerai, "Mas udah, jangan teriak-teriak."

Agas tersenyum tipis kearah Alin, "Tante maaf ya."

Agam meredakan emosinya lalu kembali duduk, "Jangan lagi." ucap Agam, "Ayah memang gak pernah ajarin kamu, tapi hati wanita itu lembut, dia bisa pergi kapanpun kalo dia capek."

"Aku juga pernah hs sama Lara." ujarnya kembali mengejutkan Agam dan Alin.

Alin mengelus pundak suaminya memberi ketenangan, mau bagaimanapun ini salah mereka juga karna kurang mengawasi Agas.

"Lara hamil?" tanya Alin.

Agas menggeleng, "Engga, tan." Ia menjeda ucapannya, "Tapi Lara di do dari sekolah karna video dan photo nya viral, dan yang nyebarin aku sendiri."

Plak!

Agas memegang pipinya, tamparan dari Agam sangat keras membuat pipi tersebut terasa berkedut. "Maaf ayah, tante Alin." lirihnya.

"Ayah gak habis pikir," ucap Agam. "Nikah sama Lara secepatnya!"

"Lara engga mau."

Alin beralih mengelus pundak Agas, "Itu jawaban di mulut doang, pasti Lara engga akan nolak. Asal kamu berubah."

"Aku harus cari orangtua Lara dulu buat minta restu." ucapnya.

"Mereka kemana?"

"Mama sama papa nya gatau kemana."

"Lara tinggal sendiri juga?"

Agas menggeleng, "Tinggal sama mama nya, tapi karna skandal nya dia jadi diusir gak dianggap anak. Sekarang Lara tinggal di apart ku."

Agam kembali berdiri, "Ayah gak mau tau, kamu nikahin Lara!"

"Ada satu lagi yang harus aku omongin."

"Apa, nak?" tanya Alin.

"Lara pengen adopsi anak."

☠️ T O X I C ☠️

"AGAS!" teriak Lara lantang.

"Apa sayang?" jawab Agas berlari mendekat kearah Lara.

Lara melirik Agas tajam, ia melempar bantal ke arah wajah pemuda itu. "Lo bisa jangan bikin gua darah tinggi gak sih?"

"Yaampun kenapa lho sayang?"

"Lo masih tanya?!" sentak Lara menjewer telinga Agas.

"Ampun yang ampun."

"Gua gak mau tau, lo beresin baju yang udah lo berantakin atau gua tendang keluar?!" sentaknya.

Agas menghela nafas berat, "Yaudah, gua beresin." jawab Agas lalu memunguti baju tersebut satu persatu.

Lara sadikit kesal kepada Agas, sejak pulang berkunjung dari rumah ayah nya pemuda itu menjadi lebih menyebalkan, entah apa sebabnya. Tadi Agas mengobrak-abrik isi lemari entah ingin mencari apa.

Ingin mengusir Agas dari apartemen, ia tak bisa, karna mau bagaimanapun apartemen ini milik pemuda itu.

Tangan Lara bergerak meraih laptop Agas, mengotak-atik lihai lalu membuka file berjudul 'love' tersebut, matanya menajam melirik Agas lalu kembali membuka satu persatu photo dan video dari file tersebut.

"Anjing?!" desis Lara dengan mata yang fokus melihat isi video tersebut, ia menutup telinganya lalu menekan tombol pause, setelah itu beranjak menghampiri Agas.

Nafasnya memburu, ia mengangkat tangan mungilnya kemudian menjambak keras rambut pemuda itu. "BANGSAT LO BABI!"

"Shh—kenapa lagi aduh?"

Palembang, 14 Juli 2024.
Salam manis, Liza.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang