0.17 - Toxic relationship

4.9K 135 3
                                    

Bijaklah dalam memilih bacaan.

Happy reading, darl!

☆☆☆☆

Bola mata Asha membulat saat mendengar kabar dari Naura beberapa saat lalu. Wanita didepannya itu tampak gusar mengusap wajahnya.

"Jadi sekarang Lara pergi kemana?" tanya Asha.

Naura menggeleng lemah, "Engga tau, Sha."

"Kita harus ngasih tau kak Agas!"

Naura menggeleng, "Jangan, Sha!" sentaknya, "Lo lupa kak Agas yang udah hancurin hidup temen lo?!"

"Tapi sekarang Lara butuh kak Agas, Nau! Lo jangan egois! Kalo lo gak mau yaudah, gua sendiri bisa kasih tau kak Agas!" balas Asha meninggikan suaranya. Untuk kali pertama Naura melihat Asha semarah ini. Ini menghela nafas lalu berlari mengikuti Asha.

Empat pemuda yang tengah sibuk pada urusan masing-masing sontak menoleh mendapati dua wanita cantik mendekat kearah mereka.

"Sayang, kamu ngapain kesini?" tanya Harsa mendekat kearah kekasihnya— Asha.

"Aku mau ngomong sama kak Agas."

"Aku cemburu nih, ngomong aja ke aku nanti aku sampein ke Agas." ucap Harsa merapihkan rambut Asha.

Asha tersenyum tipis, "Aku cuma mau bahas Lara."

Agas yang mendengar nama Lara lantas berdiri menghampiri Asha, "Lara kenapa, Sha?"

"Dia dius—" belum sempat Asha menyelesaikan ucapannya, Naura memotongnya.

"Sha, jangan lo kasih tau!" seru Naura.

"LO DIEM DULU BISA?!" sentaknya, "Lo gak kasihan sama temen lo?!"

"Sha, dia udah hancurin hidup Lara, lo kenapa sih dukung banget hubungan mereka?" tanya Naura menyentak.

"Gua tau! Tapi ini hubungan mereka, lo gak berhak campur tangan!"

"Berati lo juga gak berhak kasih tau hal ini!" sentak Naura.

"Udah-udah jangan berantem." lerai Samudra.

"DIEM!" sentak Naura dan Asha kompak.

Samudra menggaruk kepalanya, "Oke-oke, lanjut."

"Gua cuma mau kak Agas tanggung jawab sama apa yang udah dia perbuat, Nau! Mau bagaimana pun ini salah kak Agas!"

Naura mengatur nafasnya, "Ibarat aja Sha, lo dilecehin terus di nikahin sama orang yang ngelecehin lo, lo marah gak?!" ucap Naura, ia menjeda penuturannya sejenak lalu kembali berujar, "Itu yang dirasain Lara!"

"Tapi mereka saling cinta, Nau!"

"Bullshit!" ucap Naura lalu pergi meninggalkan Asha yang masih berdiri disana.

Harsa menarik kekasihnya kedalam dekapannya lalu mengecup keningnya berulang, "Udah jangan nangis ya."

Asha menggeleng, "Naura bener ya? Tapi emangnya aku salah kalo mau nyatuin mereka lagi?" lirih Asha.

"Engga, kamu benar. Mungkin temen kamu lagi emosi aja."

"Sha, jadi Lara kenapa?" tanya Agas yang sedari tadi hanya diam.

"Dia diusir kak." jawabnya pelan bahkan mereka sampai tidak terdengar.

"Lara di usir." Harsa mengulang ucapan kekasihnya.

Mata Agas, Samudra dan Tian membulat. Agas meraih ponselnya lalu mengusap wajahnya gusar. Ternyata sejak lima menit lalu Lara sudah mengirimkan pesan kepadanya.

Lara🤍: Gua diusir.

Lara🤍: Gua numpang di apart lo dulu untuk sementara. Gua janji gak bakal acak-acakin barang lo kayak lo acak-acakin hati gua.

Agas membaca chat tersebut dengan lirih, Lara mengganti kosakatanya. Wanita itu pasti sudah sangat kecewa padanya.

"Gua langsung balik, ada urusan."

"Kak, video sama photo Lara udah kesebar lagi." celetuk Asha, "Gua mohon bantuin gimana caranya biar bisa ilang dari ponsel mereka."

Agas mengangguk, "Aman, Sha." jawabnya lalu beralih menatap tiga temannya, "Ambilin surat kelulusan gua, kalo ada guru yang nanya gua kemana, bilang aja gua ada urusan."

"Siap!" jawab Samudra.

Mereka semua kembali pada kegiatan masing-masing, begitupun dengan Asha yang memilih mencari Naura untuk meminta maaf. Sedangkan satu diantara pemuda itu tengah sibuk mengotak-atik laptopnya melakukan sesuatu yang bahkan tidak boleh dilihat oleh kedua temannya.

Palembang, 10 Juli 2024.
Salam manis, Liza.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang