03. Rindu

455 26 8
                                    

Hallooooo semuanyaaa

Gimana kabarnya?

Jangan lupa untuk vote dan komen ya! Supaya aku lebih semangat lagi untuk update:)

Selamat membaca:*

***

"Udah lama nih gue, gak main ke sini." Keyla duduk di sofa bersampingan dengan Meira. Kedua matanya menatap sekeliling rumah Meira yang sama sekali tidak ada perubahan.

Setelah acara reuni kemarin, Mereka sengaja merencanakan untuk berkunjung ke rumah Meira dengan niatan untuk sekedar bernostalgia.

"Rumah lo itu paling sejuk tau gak, sayang banget lo harus kuliah di Jogja. Kalo nggak, mungkin gue bakalan tiap hari ke sini," ujar Keyla.

"Tiap hari pala lo! Berkunjung atau ngekost  di sini?" ledek Cila.

"Ngomong-ngomong soal zaman sekolah, lo tau Mei, kalo Dara dikeluarin karena hamil?"

Meira menolehkan kepalanya. Menatap Keyla sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan.

"Kok gak cerita sama kita?" sarkas Cila. Kedua matanya terkejut hebat.

"Untuk apa? Gak baik ngomongin kejelakan orang, cukup tau aja dan semuanya bakalan selesai," ujar Meira bijak.

"Dari dulu sampai sekarang, lo selalu bijak kaya gini. Tapi, kenapa lo masih jomblo ya?" celetuk Keyla. Membuat Molly dan Cila menahan tawanya.

"Kalo bisa semuanya sendiri, kenapa harus punya pacar?" balas Meira.

"Ambil contoh aja deh, Cila deket sama Andika udah lama. Tapi, apa mereka pacaran?" ujar Meira. Membuat ketiga perempuan itu terdiam.

"Dari masa lalu, gue belajar kalo gue termasuk kita harus pandai memilih pasangan. Jangan sampai salah lagi untuk kedua kalinya."

Ketiga Perempuan itu menganggukan kepalanya. Merasa paham dengan apa yang sudah Meira katakan. Memang bukan mudah bagi Meira untuk kembali percaya pada seseorang yang hanya mengobralkan ucapan daripada perbuatan. Akhirnya pasti akan sama, ditinggalkan karena lebih memilih dan percaya kepada Orang lain.

"Oh iya, cowok-cowok pada mau ke sini, boleh 'kan?" ujar Molly. Membuat semuanya menatap ke arah Meira.

"Ngapain liatin ke gue? Ya, bolehlah! Masa iya gak boleh." Kata Meira sambil tertawa.

"Serius?"

Meira mengangguk dengan cepat saat Cila sedang bertanya.

Tak lama dari perbincangan, mereka mendengar suara bel yang sudah berbunyi. Meira menahan kedua tangan Cila yang akan beranjak dari duduknya.

"Biar gue aja." Meira kemudian beranjak dari duduknya dan melanglahkan kaki untuk membuka pintu rumah agar mengetahui siapa yang datang hari ini.

Setelah pintu dibuka, Meira melihat segerombolan laki-laki yang sudah berdiri di depan teras rumahnya. Meira tersenyum tipis saat melihat Alfa membawa satu kantung plastik berisi cemilan.

"Masuk Al, lo tau aja kalo persediaan makanan di rumah gue udah menipis." Meira terkekeh pelan dan mengambil alih plastik itu dari tangan Alfa.

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang