41. Datang Bulan

126 10 4
                                    

Hallo semuanyaaaaaa

Apa kabar???

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU YAAAA!

FOLLOW
IG : @ANESULISTIAA_
IG : @WATTPADANEE_
TIKTOK : @CEO OF HALU
WP : @GULALIMONTOQ

TERIMA KASIH YANG SUDAH FOLLOW DAN SELALU SUPPORT SEMUA KARYA AKU!!

SELAMAT MEMBACA:*

***

Setelah mendengar teriakan dari Meira, Rayhan dengan gesit berlari menuju toilet dan mengetuk pintu itu sambil memanggil nama Meira dengan lantang. Perempuan itu sangat bisa membuat Rayhan panik setengah mati. Jika tahu bahwa Meira hanya kedatangan tamu bulanan, Rayhan tidak akan berlari sampai khawatir seperti ini. Untung saja Rayhan memiliki Sekretaris perempuan dan itu bisa meringankan bebannya agar bisa pergi ke mini market untuk membeli pembalut.

Meira membuka pintu Toilet dengan pelan, setelah Rayhan memberikan sebuah pembalut, Meira dengan leluasa nya bisa membersihkan semuanya dan menggantinya dengan cepat. Kedua matanya menatap Rayhan dengan malas. Dia pikir Rayhan menunggu dirinya di sofa dan mengkhawatirkan keadaan dirinya, nyatanya laki-laki itu kembali ke meja kebanggaannya dengan melihat berkas-berkas yang berserakan di atas sana.

Suara hempasan tubuh membuat Rayhan mengalihkan pandangannya menatap Meira sekilas kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.

"Udah selesai?" tanya Rayhan tanpa melihat ke arah Meira.

Meira hanya menjawab dengan deheman saja, dia tidak ada selera untuk menjawab pertanyaan Rayhan dengan panjang lebar. Dia membaringkan tubuhnya di sofa dan memejamkan kedua matanya perlahan, lebih baik membaringkan tubuhnya sejenak dari pada harus melihat Rayhan sibuk dengan pekerjaannya. Sudah menjadi rutinitasnya jika hari pertama kedatangan tamu bulanan bagian perut Meira akan terasa sakit dan sudah pasti mood-nya akan naik turun tidak seperti biasanya.

Sementara Rayhan, dia tidak berkutik sedikitpun dari pekerjaannya. Dia harus menyelesaikan semuanya dengan cepat agar bisa mendekati Meira dan memiliki banyak waktu dengan Perempuan itu. Rayhan sudah hafal jika sedang datang bulan, Meira pasti akan sensitif dengan hal di sekitarnya tanpa memperdulikan bahwa Rayhan adalah kekasihnya.

Meira meringis kesakitan saat perutnya kembali terasa nyeri. Kedua matanya terbuka secara perlahan, suasananya begitu tidak bergairah untuk melakukan aktifitas lainnya. Dia pikir dengan matanya terpejam akan segera terlelap dalam tidurnya, namun nyatanya itu tidak membuahkan hasil yang sempurna, yang ada perutnya semakin bertambah nyeri.

Mendengar ringisan yang keluar dari mulut Meira, Rayhan dengan gesit beranjak dan menghampiri perempuannya.

"Kenapa?" Rayhan bertanya dengan penuh rasa khawatir. Dia berjongkok agar bisa dengan mudah mengelus pucuk kepala Meira.

"Perut aku sakit," lirih Meira dengan mata terpejam menahan sakit. Rayhan menarik nafasnya gelisah saat melihat keadaan Meira seperti ini. Terakhir dia melihat keadaan Meira seperti ini satu bulan yang lalu dan ternyata perempuan harus menahan sakit setiap bulannya belum lagi darah haid yang terus keluar, hal itu membuat Rayhan semakin iba melihat Meira meringis kesakitan.

"Mau pulang aja? Aku anterin kamu pulang," saran Rayhan yang langsung diangguki oleh Meira.

"Kerjaan kamu udah selesai?" tanya Meira pelan.

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang