23. Aku Pamit

281 18 4
                                    

Hallo semuanyaaaaaaaa

Apa kabar????

Jangan lupa untuk vote dan komen terlebih dahulu yaaaaa!

Jangan lupa follow akun wp : @GulaliMontoQ
Dan Ig : @Ane.sulisti
Ig : @wattpadanee_

Makasih buat yang udah follow dan suka sama cerita yang aku buat!

Buat yang belum mari sukai cerita ini dan share ke te mene-temen kalian semuaaa!

Selamat membaca:*

***

Di sebuah ruangan bernuansa putih, seorang Perempuan yang sedang bersandar pada kepala brankar tengah memperhatikan laki-laki yang sedang merapihkan peralatan makan yang baru saja digunakan untuk menyuapinya. Perempuan itu tersenyum simpul kala melihat Rayhan begitu sibuk dengan urusannya sendiri. Menata beberapa keperluan Meira untuk beberapa hari ke depan. Walaupun tubuh Meira sudah sedikit pilih,  namun tidak dengan luka-luka yang ada di tubuhnya. Dokter pun sudah menyarankan agar Meira dirawat intensif untuk tiga hari ke depan.

Alih-alih memperhatikan Rayhan, Meira baru teringat dengan sikap semua temannya kepada Cila. Entah apa yang mereka sembunyikan darinya, namun ia yakin jika itu bukan hal yang sangat kecil. Tidak akan ada api jika tidak ada yang menyalakannya dan itu semua sudah Meira pastikan jika sesuatu terjadi kepada Mereka.

"Rayhan."

Nama yang dipanggil pun dengan segera menolehkan kepalanya. Ia menghentikan aktifitasnya dan mendekati brankar Meira.

"Kenapa?" tanya Rayhan pelan. Sebelah tangannya mengusap lembut rambut Meira.

Meira tersenyum canggung. Perlakuan Rayhan dapat membuat dunia Meira seketika membaik. Ditambah tatapan sejuk dari laki-laki itu, semakin membuat Meira tak karuan.

"Kamu bisa gak natap akunya jangan kaya gitu?" ujar Meira malu. Wajahnya sudah berubah menjadi merah merona.

Rayhan tersenyum tipis melihat tingkah Meira seperti anak kecil. "Kenapa? Malu, hm?"

Meira menahan senyumnya kala merasakan sentuhan tangan Rayhan berada di atas kepalanya. Sangat lembut dan menuntun.

"Bukan gitu, aku cuma gak biasa aja liatnya," Elak Meira.

"Gak biasa? Bukannya dari dulu aku selalu natap kamu kaya gini?"

"Rayhan, ih! Udah dong jangan godain aku teruss!" kesal Meira.

"Yaudah aku merem," tukas Rayhan seraya memejamkan kedua matanya.

Meira merasa jengkel dengan tingkah Rayhan saat ini. "Bukan itu juga ih!"

Rayhan terkekeh pelan, sangat senang menggoda Meira seperti ini. Perempuan itu terlihat salah tingkah dan seketika wajahnya seperti anak kecil.

"Terus mau apa? Cium? Peluk atau ndusel-ndusel di dada aku?" Canda Rayhan.

Meira dengan refleks mencubit perut Rayhan hingga sang empu meringis kesakitan. "Serius ih! Aku mau nanya!" Kesal Meira.

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang