Hallo semuanyaaaaaa, ih aku seneng banget banyak yang antusias kalo Rayhan ada yang keduanya:)
Mungkin alurnya akan berbeda dari Rayhan pertama ya! So, makasih banyak buat kalian yang selalu support aku! Kisah ini akan berbeda dengan kisah yang pertama.
Jadi, jangan banyak mikir mari kita lanjutkan membaca kisah antara Rayhan dan Meira.
Jangan lupa vote dan komen supaya aku bisa lebih semangat untuk update!
***
Seorang Peremuan sedang menikmati indahnya pemandangan Kota Yogyakarta dari dalam gedung Apartement-nya. Di balik sebuah jendela kaca besar, Perempuan itu dapat melihat dengan jelas lampu jalanan yang menghiasi malam ini. Banyak orang yang berlalu lalang menikmati indahnya Kota istimewa, mereka semua sengaja keluar untuk berdiam atau menongkrong disalah satu tempat angkringan yang terkenal di Yogyakarta.
Bukan hal yang sangat rahasia lagi bagi para pelajar atau Mahasiswa ketika mendengar kata angkringan. Selain tempatnya yang nyaman, mereka juga bisa menikmati beberapa sate-satean dan juga racikan minum herbal yang resepnya turun-temurun dengan harga yang sangat murah. Biasanya, mereka menghabiskan waktunya berada di angkringan pada saat malam hari.
Meira tersenyum tipis saat mengingat betapa inginnya ia dahulu untuk menempuh Pendidikan di Daerah Istimewa ini. Selain ramai, Kota ini juga sangat terkenal dengan kearifan lokal dan juga banyak tempat wisata yang selalu mengedepankan Sejarah.
Jika saja Orang tua Meira masih ada, mungkin semua yang Meira temui di sini akan ia ceritakan kepada mereka. Ingin sekali rasanya Ia mengulang kembali waktu yang pernah terjadi. Jika bisa, Meira akan lebih memperbanyak waktunya untuk kedua Orang tua dan mungkin saja saat ini Meira tinggal bersama dengan Orang tuanya di Yogyakarta.
Suara pintu terbuka membuyarkan lamunannya, kepala Perempuan itu menoleh ke arah sumber suara. Kedua alisnya terangkat saat melihat seorang Perempuan baru saja kembali dengan beberapa kantung plastik yang terisi penuh.
"Gue kira lo gak di rumah," ujar Cila— Sahabat Meira sejak SMA. Entah mendapat hidayah dari mana, Cila justru mengikuti langkah Meira untuk menempuh Pendidikan di Kota yang sama. Setelah Meira sudah hampir satu minggu di sini, Cila baru saja menginjakan kakinya di Kota Istimewa. Hanya berbeda satu minggu antara keduanya untuk pergi ke Kota ini. Bukan hanya satu Kota, mereka juga dikabarkan satu Universitas dan fakultas yang sama. Meira kira ucapan Cila tempo dulu hanya candaan, ternyata, semua Cila lakukan dengan benar dan nyata.
"Gue lagi males ke mana-mana." Meira melangkahkan kakinya untuk menghampiro Cila yang sedang mengeluarkan camilan dan makanan instan yang sudah dia beli.
"Ajakan Kak Bian lo tolak? Lumayan loh, bisa bikin otak fresh kalo lagi di angkringan," ujar Cila. Membuat Meira menggelengkan kepalanya.
"Gue lagi gak mau ke mana-mana. Lo juga sih, ngapain kasih Nomor gue ke dia, lo 'kan tau, dia sering banget spam DM gue," gerutu Meira. Pasalnya, Meira sangat tidak menyukai jika dirinya diganggu saat sedang ingin sendiri. Terlebih lagi, Bian adalah salah satu laki-laki yang selalu mengejar Meira di kampus.
Saat Meira pertama kali masuk ke Kampus itu, Bian tak henti-hentinya mengejar dan berusaha untuk mendekati Meira. Hal itu membuat Meira sangat risih dan tidak nyaman berada di lingkungan Kampus. Walaupun Bian menjabat sebagai Ketua BEM, namun hal itu justru membuat Meira tidak nyaman. Banyak sekali para Mahasiswi yang tertarik dan kagum padanya, karena wajah Bian yang tampan dan terlihat seperti blasteran antara Australia-Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN 2 || Be With You
Genç Kurgu• SQUEL RAYHAN!! PLAGIAT JANGAN DEKET-DEKET! DIHARAPKAN BACA CERITA RAYHAN TERLEBIH DAHULU AGAR KALIAN TIDAK BINGUNG DENGAN ALURNYA! *** Setelah dua tahun tidak bertemu, mereka kembali dipertemukan dalam sebuah acara 'Reuni'. Banyak hal yang berub...