Hallo semuanyaaaaa
Jangan lupa follow, vote dan komen ya, supaya aku lebih semangat lagi update-nya!
Jangan lupa follow Ig : @WattpadAne_ aku minta supportnya dari kalian!
Selamat membaca:*
***
"Assalamu'alaikum."
Dua paruh baya yang sedang mengobrol di depan teras rumah itu mengalihkan pandangannya ketika sepasang remaja baru saja keluar dari dalam mobil.
Wanita paruh baya dengan balutan hijab berwarna hitam itu terkejut kala melihat siapa Perempuan yang baru saja tiba. Tubuhnya beranjak dari duduk dan kedua matanya tidak berkedip, pertanda bahwa beliau masih terkejut dengan kedatangan Perempuan itu.
"Meira? Ini beneran kamu?" Sekar menatap tidak percaya ke arah Meira. Dengan gerakan cepat Sekar membawa Meira ke dalam dekapannya, ia menyalurkan rasa rindu yang selama ini tak kunjung usai.
"Iya Bunda, ini aku, Meira." Dibalas pelukan itu tak kalah erat oleh Meira.
"Bunda kangen banget sama kamu," ucap Sekar antusias.
"Meira juga, Meira kangen ... Banget sama, Bunda."
"Udah dong Bun pelukannya, lebih baik kita masuk ke dalam. Ada tamu masa dibiarin berdiri di teras."
Mereka mengalihkan pandangannya pada seorang Pria paruh baya, lalu melepaskan pelukan itu dengan senyuman yang masih terukir di kedua sudut bibir mereka.
"Hallo, Om." Meira menghampiri Anton dan mencium punggung tangannya.
"Long time no see, Meira. Om senang kamu bisa main lagi ke sini," ujar Anton.
"Sama-sama Om, Aku juga seneng bisa ketemu lagi sama Om dan Bunda."
Sekar mengangguk kecil dan menyuruh Rayhan agar membawa Meira masuk ke dalam rumah.
Setelah berada di ruang tamu, Meira ditinggalkan begitu saja karena Sekar izin untuk membuatkannya minum. Sementara Rayhan, laki-laki itu ikut meninggalkan Meira bersama Anton, dia izin naik ke lantai dua untuk masuk ke dalam kamar.
"Meira, Om turut berduka cita atas apa yang menimpa kedua Orang tua kamu. Maaf, jika dulu Om punya salah sama kamu," lirih Anton.
"Sampai sekarang, Om masih tidak menyangka bahwa nasib Pak Bagas dan Bu Fani akan seperti ini."
Meira tersenyum tipis menanggapi ucapan Anton. "Gak ada yang tau takdir kita sebenarnya gimana, Om. Mungkin Tuhan lebih sayang sama Mama dan Papa jadi, Tuhan lebih dulu manggil mereka."
"Om salut sama kamu, kamu bisa setegar ini menghadapi semuanya." Anton menatap lekat wajah Meira. Rautnya sudah berubah, kedua mata berkaca-kaca dan hidungnya sudah memerah.
"Makasih Om, apa yang aku alami mau bagaimanapun harus tetap dijalani, termasuk kehilangan dua orang yang aku cintai sekaligus," lirih Meira. Membuat Anton mengangguk kecil, rasanya sudah dua tahun tidak bertemu dengan Meira, ada perubahan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Meira semakin dewasa dan terlihat begitu cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYHAN 2 || Be With You
Novela Juvenil• SQUEL RAYHAN!! PLAGIAT JANGAN DEKET-DEKET! DIHARAPKAN BACA CERITA RAYHAN TERLEBIH DAHULU AGAR KALIAN TIDAK BINGUNG DENGAN ALURNYA! *** Setelah dua tahun tidak bertemu, mereka kembali dipertemukan dalam sebuah acara 'Reuni'. Banyak hal yang berub...