18. Aku Menyesal

300 25 7
                                    

Hallo semuanyaaaaaaa

Apa kabar?

ABSEN DULU YUK, KALIAN DARI MANA AJA???

GIMANA SAMA MEIRA DAN RAYHAN? SUKAAAA?

KALO KALIAN SUKA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!

SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN!

SELAMAT MEMBACA:*

***

Di dalam ruangan bernuansa putih dengan dibaluti oleh bau obat-obatan, kini seorang Perempuan sedang bertarung agar bisa kembali tersadar dari koma. Ruangan yang dihiasi oleh suara alat monitor detak jantung, garisnya tampak bergelombang. Beberapa alat terpasang ditubuh mungil perempuan itu.

Hanya ada satu orang yang nampak hadir di dalam sana. Dengan pakaian khusus berwarna hijau yang sudah melekat ditubuhnya. Tangannya menggenggam lembut jemari Meira, air matanya mulai menetes.

"Maafin aku, aku nyesel, aku ...." Rayhan menarik nafasnya dengan dibarengi buliran bening yang tak terbendung.

"Aku minta maaf ...." lirih Rayhan.

"Aku mohon kamu bangun, aku janji. Kalo kamu bangun, aku gak akan maksa kamu buat nikah sama aku, aku akan sepenuhnya percaya sama kamu, aku mau kamu bangun ... Maafin aku...." Rayhan mencium punggung tangan Meira dengan lembut.

"Aku mengakui semua kesalahan aku, Meira. Ayok, bangun! Kita main ke tempat yang kamu suka. Aku gak bisa liat kamu kaya gini," ujar Rayhan lagi.

Sementara di luar, dibalik jendela kaca yang besar tanpa terhalang oleh sehelai gorden, segerombolan teman-temannya melihat betapa hancurnya Rayhan. Mereka dapat melihat dengan jelas jika Rayhan sangat menyesali semua perbuatannya.

"Ujungnya nyesel 'kan? Salah sendiri egois," ketus Cila.

"Cil, lo bisa gak, jangan ngedumel gak jelas kaya gitu, nambahin masalah aja!" sela Andika seraya menatap dingin kepada Cila.

"Gak jelas lo bilang?" Cila menggelengkan kepalanya lalu berdecak dengan keras.

"Emang ya, cowok kalo udah salah gak mau disalahin. Sama-sama punya sikap egois dan gak punya perasaan," sambung Cila. Membuat Andika mengerutkan keningnya.

"Maksud lo apa?"

"Pikir sendiri!" ketus Cila.

"Udah Cil," tegur Gerry. Membuat Cila menatap wajah laki-laki itu kemudian menganggukan kepalanya.

"Iya, udah kek debatnya! Gak tau sikon banget! Udah tau temen kita lagi gak sadar,masih aja pada ribut!" Ujar Alvian.

"Iya, udah-udah. Kita kan mau masuk ke dalam setelah ini. Jangan pada ribut terus," kata Keyla menambahi. Membuat semuanya mengangguk setuju.

***

Bian, laki-laki itu tengah terduduk di kursi tunggu depan ruangan rawat inap Meira. Setelah Perempuan itu dipindahkan ke ruang ICU, Bian sama sekali tidak berkutik dan tidak ikut keluar mencari udara segar seperti apa yang dilakukan teman-temannya. Bian tidak sendiri, melainkan duduk bersampingan bersama Rayhan. Mereka saling diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang