12. Kedatangan Bian.

273 28 9
                                    

Hallo semuanyaaaaa

Apa kabar??

Gimana? Lama gak nunggu aku??

MAAAF YA, BELAKANGAN INI AKU SIBUK BANGET JADI GAK SEMPET UPDATE CERITA RAYHAN 2

BUAT KALIAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT YA!

FOLLOW AKUN INI TERLEBIH DAHULU SUPAYA AKU SEMANGAT BUAT UPDATE!

SELAMAT MEMBACA SEMUANYAA:*

***

"Ka-kalian?!" pekik Meira dan Cila bersamaan. Mereka berdua merasa terkejut saat melihat siapa pemilik suara itu adalah Bian dan Gerry, Kakak tingkatnya di Kampus. Laki-laki itu datang dengan senyuman yang terukir di kedua sudut bibirnya.

"Hai, Meira. Akhirnya aku bisa ketemu kamu juga," ujar Bian. Membuat Meira tersenyum kikuk.

"Kak Bian ngapain di sini?" Meira beranjak dari duduknya dan menatap wajah Bian dengan lekat.

"Aku gak sengaja mampir ke sini, eh kebetulan liat kamu. Jadi, aku samperin kamu ke sini," jawab Bian. "Oh iya Cil, dari kemarin Gerry maksa gue supaya dia bisa ikut ke Jakarta, katanya dia mau ketemu sama lo." Bian melanjutkan ucapannya. Membuat kedua mata Cila terbelalak.

Gerry Ksatria Prakasa, salah satu Kakak tingkat keturunan darah German yang sudah lama mengincar seorang Pricila Adiguna. Sama halnya dengan Bian, kedua laki-laki itu mengincar Perempuan lokal.yang Cantik nan Manis seperti Meira dan Cila. Keduanya bahkan setiap hari selalu memperhatikan Perempuan Incarannya. Namun, berbeda dengan Gerry, laki-laki itu masih terbilang cukup pendiam untuk mendekati Cila.

"A-apaan sih lo, kak! Gak usah ngomong kaya gitu juga sama gue," ujar Cila tak enak. Membuat Gerry hanya tersenyum manis kepada Cila.

Sementara para teman yang sedari menatap bingung ke arah keempat Orang yang sedang berbincang itu, kini berdehem dengan keras sehingga membuat Meira dan Cila menoleh dengan cepat.

Meira menepuk keningnya, ia kemudian menatap wajah Bian dengan tersenyum. "Oh iya kak, kenalin, mereka semua teman aku." Meira memperkenalkan semua temannya satu per satu.

"Hallo, salam kenal, gue Bian," ujar Bian dengan ramah.

"Gue Gerry," kata Gerry pelan.

Meira masih berdiri di depan Bian tanpa memperhatikan tatapan Rayhan saat ini. Kedua matanya menatap tak suka seorang laki-laki yang terus tersenyum kepada kekasihnya itu. Ia juga merasa kesal kepada Meira, karena Perempuan itu mengenalkan dirinya sebagai teman dan bukan kekasihnya.

"Kalian mau gabung di sini juga?" tawaran Meira membuat semua laki-laki yang berada di satu meja itu membelalakan matanya. Mereka pikir Meira tidak akan berani menawarkan hal itu, namun nyatanya Perempuan itu sama sekali tidak bisa ditebak.

"Bole-"

"Kayanya gak bisa deh Mei, lain kali aja ya. Lagipula kita ke sini lagi ada urusan." Gerry lebih dulu memotong ucapan Bian.

"Lo gak bisa?" tanya Bian dengan kening yang berkerut.

Gerry menggelengkan kepalanya. "Gue ada urusan."

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang