09. Merajuk

327 32 2
                                    

Hallo semuanyaaa

Apa kabar?

Absen yuk, kalian dari mana aja?

Suka gak sama Rayhan yang ini?

YANG SELALU STAY TERUS AKU MAU NGUCAPIN TERIMA KASIH YA!

MAAF KALO SEANDAINYA CERITA INI GAK SEPERTI EKSPEKTASI KALIAN HUHU!

BUAT KALIAN YANG BARU BERGABUNG, HAPPU KIYOWOOO!

SELAMAT MEMBACA:*

***

Sepasang netra hitam milik laki-laki yang sedang meminum secangkir cokelat panas kini tertuju pada seorang Perempuan yang berada di hadapannya. Ia menatap penuh keheranan kepada Perempuan itu, pasalnya sedari tadi dia hanya melamun dengan tatapan kosong hingga mengabaikan kehadirannya di sini.

Rayhan menghela nafasnya dengan kasar, ia menyentuh tangan halus yang sedang bertumpu pada meja hingga membuat Meira menolehkan kepalanya.

"Kamu kenapa, sayang?"

Pertanyaan Rayhan justru tidak membuahkan hasil, karena Meira hanya bisa menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Serius? Dari tadi kamu bengong, lagi ada masalah?" tanya Rayhan dengan lembut. Membuat Meira menghela nafasnya dengan gusar. Bagaimanapun, Meira harus menceritakan semua kejadian yang ia hadapi hari ini.

Meira menatap wajah Rayhan dengan lekat sebelum akhirnya berkata, "Aku lagi bingung."

"Bingung? Bingung kenapa?" tanya Rayhan dengan dibarengi kening yang sudah mengerut.

"Bingung aja, gak tau kenapa aku ngerasa ada yang berbeda dari Cila." Meira seketika merubah raut wajahnya menjadi sedih kembali.

"Kamu berantem sama Cila? Gara-gara aku, ya?"

Meira menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan, bukan karena kamu. Lagipula, kamu gak salah apa-apa," kata Meira.

"Bisa jadi kamu berantem sama Cila karena aku balik lagi sama kamu. Aku tau banget sayang, kalo Cila masih belum bisa terima aku."

"Itu asumsi kamu aja, Cila udah bilang kok sama aku, kalo dia nerima kamu lagi buat deket sama aku. Jadi, kamu gak usah berasumsi yang aneh-aneh," ujar Meira.

"Terus kalo bukan karena Cila, kamu kenapa dari tadi diem aja?" Rayhan menatap lekat wajah Meira. Ia hanya ingin kekasihnya menceritakan semuanya apapun masalah yang terjadi antara dirinya sendiri. Bukan karena tidak percaya, hanya saja Rayhan ingin kembali menjadi tempat hingga rumah agar Meira bisa pulang ke pelukan ternyaman. Ia juga ingin Meira memahami jika Rayhan benar-benar menyayangi Meira dan takut kehilangan Perempuan itu untuk kedua kalinya.

"Jangan natap aku kaya gitu," tegur Meira. Ia menyerupus secangkir cokelat panas itu dengan hikmat.

"Kenapa? Aku natap kamu biasa aja," kata Rayhan.

"Itu bukan tatapan biasa, tatapan kamu kaya orang yang berharap aku mau menjelaskan semuanya."

"Terus, kalo kamu tau kenapa kamu diem aja? Kenapa gak cerita sama aku ada masalah apa kamu sekarang," tegas Rayhan. Membuat Meira menghela nafasnya sedikit kesal.

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang