11. Kalian?

320 31 3
                                    

Hallo semuanyaa

Kembali lagi sama akuuuuu

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA SUPAYA AKU SEMANGAT BUAT UPDATE CERITA LAGI SETIAP HARINYAAA!

JANGAN BAPER ATAU JANGAN BANTING HP KARENA PART INI MENGANDUNG EMOSII!!

SELAMAT MEMBACA:*

***

Sadarku tak berhak untuk terus memaksamu...

Memaksamu mencintaiku, sepenuh hati....

Aku 'kan berusaha untuk, melupakanmu....

Potongan lirik dari sebuah lagu yang Cila dengar disebuah Cafe yang ia kunjungi sangat mewakili perasaannya. Saat ini Cila tidak sendiri, ia bersama dengan teman-temannya termasuk adanya keberadaan Andika di sini. Mereka sengaja berkumpul untuk sekedar menghabiskan waktunya bersama-sama.

Cila menelan salivanya, ia menatap sekilas wajah Andika yang terlihat begitu sangat datar. Kali ini usahanya untuk melupakan Andika dan membuka hatinya untuk Orang lain harus berhasil Cila lakukan. Karena jika tidak seperti itu, ia akan terus menerus merasakan sakit dibagian hatinya karena ulahnya sendiri.

"Cil, lo diem aja, kenapa?"

Cila menolehkan kepalanya ke arah Gustur yang tengah bertanya kepadanya. "Gue gak papa. Kenapa gitu?"

"Dari tadi lo diem aja, gak kaya biasanya."

"Emang biasanya gue gimana, Tur?" Cila tertawa pelan mendengar penuturan dari Gustur.

"Biasanya lo cerewet. Tapi, kali ini lo diem aja. Lagi ada masalah?" Gustur menatap lekat wajah Cila.

"Iya Cil, lo kenapa?" tanya Keyla.

"Kalo ada masalah cerita lah sama kita," timpal Molly.

"Palingan juga berantem sama nyokapnya," celetuk Andika. Membuat Cila tertawa hambar.

"Tau apa lo tentang hidup gue?" tanya Cila dengan nada dingin.

Andika membelalakan matanya saat Cila berbicara menggunakan nada dingin. Ia terkejut karena Cila tiba-tiba merubah sikapnya. Bukankah Perempuan itu selalu bersikap manis di depannya, apakah Cila sudah benar-benar tidak peduli lagi pada Andika?

"Gu-gue-"

"Gak usah lo sok tau tentang hidup gue! Lo, bukan siapa-siapa gue!" tegas Cila. Ia beranjak dari duduknya, membuat teman-temannya menatap bingung pergerakan Cila.

"Mau ke mana, Cil?" tanya Molly dengan panik.

"Gue mau ke Toilet dulu, sebentar." Cila berlalu dari hadapan semua temannya. Sudah cukup muak Ia terus menerus sabar dengan sikap Andika padanya. Tidak kah sedikit saja laki-laki itu menghargai dan berempati pada Cila? Sampai sejauh ini, ia merasa hanya dirinya sendiri yang terus berjuang. Sementara Andika? Laki-laki itu sengaja ingin membuat Cila terus mengejar laki-laki seperti Andika.

"Lo sih! Kalo ngomong asal jeplak aja!" tegur Keyla.

"Seharusnya lo bersyukur Dik, Cila sampai sekarang masih suka sama lo, walaupun sikap lo dingin kaya gini. Lo harus inget waktu SMA, lo kan yang ngejar Cila? Sekarang giliran Cilanya luluh, lo kaya gini," ujar Gustur.

RAYHAN 2 || Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang