06. Berubah?

123 13 2
                                    

"Sebuah perubahan yang baik, akankah menjadi awal yang baik? Atau justru menjadi penanda sesuatu yang buruk akan terjadi?."
.
.
.

Hari berikutnya. Pertandingan basket dilanjutkan. Altair High School berhasil memenangkan pertandingan. Hingga mereka masuk ke babak semifinal. Altair High School berhasil menyingkirkan banyak sekolah, Altair selalu menang telak. Membuat mereka percaya diri mereka bisa memenangkan kompetisi ini.

"Semifinal we're ready!" Ujar Jeri. Afgan menjulurkan tangannya. Di ikuti teman temannya. "Altair High School." Teriak Kelvin. "We can win!!" Jawab seluruh teman temannya.

Tepukan tangan terdengar dari pendukung Altair High School. Bukan hanya siswa Altair High School yang memiliki kepentingan di Bali. Tetapi beberapa siswa sekolah lain yang berpusat di Bali mendukung Altair. Terutama para perempuan.

"Omaygat afgaannn. Semangaaattt... Ganteng banget tuhaannn." Teriak salah satu penonton perempuan.

"Kelvin juga semangat.. you're so handsome!!" Teriak penonton yang lain.

"Gilaaa Altair penghasil cowo cowo tampan dan kereeennnn paraahhh. Ga ada lawan!!" Ujar penonton lainnya.

"Satu team good looking semua gilaa... Ga main main sih." Ujar temannya.

Tepukan penonton terdengar. Memberikan semangat tersendiri untuk para pemain yang akan bertanding. Tapi tidak dengan Afgan. Dia kini sudah berdiri di tengah lapangan bersama teman temannya.

Namun mata Afgan tidak menuju kepada satu titik. Dia seolah seperti sedang mencari seseorang. "Gan. Nyari siapa sih?" Tanya Kelvin. Afgan menengok melihat Kevin sesaat. "Ga kok, cuman liat aja rame ya." Ujar Afgan.

Mereka siap bertanding. 1 menit lagi pertandingan akan dimulai. Afgan menghela nafasnya. "Gw butuh lu." Ujar Afgan pelan, sangat pelan. Tidak dapat didengar oleh siapapun.

Sebelum Afgan maju menghadap wasit. Afgan menengok ke arah tribun penonton. Mata nya terfokus pada satu titik. Ya gadis dengan rambut kuncir kuda disana berdiri dengan senyum manis.

Kedua pasang mata itu bertemu sesaat. Mata mereka seperti saling mengalirkan perasaan masing masing saat ini. Entah perasaan apa. Afgan mengalihkan pandangannya dan berjalan mendekati wasit.

Sedangkan Rossa. Ya gadis itu Rossa. Gadis yang saat ini memakai kemeja putih dengan rambut di kuncir kuda. "You will be the winner gan." Ujar Rossa di dalam hatinya. Disaat itu senyuman manis terukir di wajahnya.

Pertandingan dimulai. 2 menit pertama Altair berhasil merebut poin pertama. Membuat sorakan dan tepukan tangan terdengar riuh dari tribun penonton. Pertandingan berjalan begitu menyenangkan. Teriakan penonton meramaikan pertandingan yang berlangsung.

Hingga babak pertama selesai. Break time. Afgan dan teman teman nya kembali menyusun strategi untuk bisa mengalahkan lawan nya Harley High School. Sekolah bertaraf internasional dengan prestasi yang tidak main main. Prestasi akademik dan non-akademik selalu memukau.

Babak kedua dimulai. Pertandingan sangat menarik untuk di tonton. Perebutan tempat ke final antara dua sekolah bertaraf internasional begitu sengit. Tidak ada yang mengalah. Semua berambisi untuk bisa menang.

"Harley yang pantas di babak final!" Ujar kapten basket dari Harley. Afgan menghela nafasnya. "Buktikan." Balas Afgan singkat. Mereka bertarung dengan penuh ambisi.

Disini Afgan bertarung dengan penuh ambisi. 'Altair harus menang' kata kata itu memenuhi otak kepala Afgan. Entah apa yang membuat Afgan seperti ini. Dia bahkan tidak memberikan ruang kepada pemain lawan memasuki daerahnya di babak kedua ini.

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang