Afgan membawa Rossa ke halaman belakang. Rossa daritadi hanya diam. Mengikuti langkah kaki Afgan. Afgan menghentikan langkahnya. Tangan nya masih menggenggam tangan Rossa.
Rossa melepaskan tangan Afgan. Lalu memeluk Afgan dari belakang. Afgan diam mematung. Tidak ada suara keluar dari mulutnya.
"Makasih banyak." Ujar Rossa. Afgan menghela nafasnya. Memegang tangan Rossa dan melepaskan nya dari perut Afgan. Lalu ia berbalik.
Afgan menyentuh pipi Rossa. Tanpa berkata apapun Afgan menarik Rossa ke dalam pelukan nya. Kali ini sungguh ia berjanji siapapun yang menyakiti Rossa akan berurusan dengan dirinya.
Afgan melepaskan pelukannya. "Ada yang sakit ga?" Tanya Afgan lembut sekali. Rossa tersenyum menggelengkan kepalanya. Afgan hanya mengacak rambut Rossa pelan.
Dari kejauhan Grace, Tari, dan anak anak Ferocious melihat adegan yang sangat mustahil terjadi.
"I-itu Afgan?" Jeri tidak percaya dengan penglihatan nya saat ini.
"Kutub Utara mencair ya?" Celetuk Tari. Grace menelan saliva nya. Pemandangan sangat langka yang ia lihat saat ini.
"For the first time, gw lihat Afgan meluk perempuan setulus itu." Ujar Alfarez. Jeri mengangguk anggukan kepalanya. Benar benar seperti mimpi di siang bolong apa yang ia lihat saat ini.
"Afgan semanis itu sama ocha." Ujar Grace yang sama seperti teman teman Afgan masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Afgan yang menyadari kehadiran teman teman nya menengok. Diikuti dengan Rossa yang juga menengok.
"Ngapain lo semua disitu?" Teriak Afgan. Membuat teman teman nya mengangkat alis mereka.
"Sini lo semua, gw sama ocha bukan pemain film diliat sejauh itu." Teriak Afgan lagi. Membuat teman teman nya bernafas lega.
"Gw kira dia marah, trus kita diusir. Huh aman." Ujar Jeri. Mereka semua mendekati Afgan dan Rossa.
Afgan menatap Rossa saat ini. Sedangkan Rossa melihat ke arah Tari dan Grace dengan senyum diwajahnya.
"Gw punya tugas buat Lo berenam." Ujar Afgan. Membuat semua mata menatap nya saat ini. Termasuk Rossa. Yang saat ini mata mereka bertemu.
"Saat disekolah maupun di luar sekolah, gw mau kalian jaga ocha, jangan sampai ada yang menyakiti dia kayak tadi." Ujar Afgan. Rossa membulat kan matanya.
"Paham?!" Afgan menengok ke arah teman temannya. Teman teman nya serentak menjawab "paham!".
"Kita akan laksanakan tugas dari lu gan. Tugas yang lu kasih adalah perintah buat kita. Lu tenang aja. Ocha aman." Ujar Kelvin.
Rossa melihat bergantian Afgan dan teman teman nya.
"Gan. Ini terlalu berlebihan." Ujar Rossa menentang apa yang Afgan perintah kan pada teman teman nya. Afgan menengok.
"Aku mohon jangan nolak." Pinta Afgan. Rossa diam. Jika Afgan sudah seperti ini apa dia masih menentang. Tapi semua ini berlebihan.
"Tapi gan, berlebihan tau ga sih. Ga usah ya, pliss." Ujar Rossa.
"Cha. Santai aja. Anggap aja kita ini sahabat lu, ya jadi tanggung jawab kita sebagai sahabat laki laki untuk jagain lu. Ga lu doang kok, nanti Tari, Grace, Olivia juga kita jagain." Ujar Kelvin.
"Tapi-"
"Aku mohon jangan menolak yah." Ujar Afgan lembut. Rossa menghela nafasnya.
"Terserah kamu deh." Pasrah Rossa. Afgan tersenyum kecil, tidak terlihat memang tapi dia tersenyum sebenarnya. Walaupun sangat sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASA
RomanceAfgan Gevanio Bagasditya siswa laki laki yang terkenal cerdas. Afgan dikenal dengan segala kemisteriusan nya juga terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan keras kepala. Gelang hitam di pergelangan tangan kanan nya itu menjadi ciri khas nya. ...