"Rasa hadir tanpa permisi, tanpa tanda, dan tiba-tiba. Entah hanya rasa sesaat atau akan jadi selama nya."
.
.
.Pagi hari yang cerah. Hari ini pertandingan final di gelar. Final antara dua sekolah internasional. Altair High School vs Antariksa High School.
"Are u ready guyss?!" Teriak Jeri yang berjalan mendekati teman teman nya. Melihat wajah teman teman nya yang tidak bersemangat membuat Jeri mengangkat alisnya.
"Ada apa?" Tanya Jeri. Teman teman nya diam. Tidak ada yang membuka suara. Jeri melirik ke arah kanan. Disana berdiri Rossa yang menatap dirinya dan teman teman nya.
"Lu liat Afgan ga jer?." Tanya Kelvin. Jeri menggeleng. Kelvin membuang nafasnya. "Oh iya, Afgan kemana? Kok ga ada?" Tanya Jeri baru sadar Afgan tidak ada di antara teman teman nya.
"Kita juga ga tau Afgan kemana. Dia menghilang dari pagi." Ujar Kelvin. Alis Jeri terangkat. "Coba chat, telfon." Ujar Jeri. Bryan berdiri menyandarkan tubuhnya di dinding kedua tangan yang terlipat di dada.
Kelvin mengeluarkan handphone nya. Begitupun dengan yang lainnya. Mereka mengechat Afgan secara pribadi dan juga grup mereka.
"Ayo anak anak, siap siap. Pertandingan akan segera dimulai." Teriak guru mereka. Membuat mereka semua membuang nafasnya berat. Dan bergegas masuk ke dalam ruang ganti.
Selesai mengganti pakaian. Mereka berkumpul di bench. Mempersiapkan strategi. Guru mereka terus bertanya tentang keberadaan Afgan. Namun tidak ada satupun yang mengetahui dimana Afgan. "Ada tidak ada Afgan, berikan yang terbaik untuk sekolah!" Ujar pelatih mereka.
Bryan menggantikan Afgan menjadi kapten basket. Pertandingan dimulai. Antariksa High School berhasil merebut poin pertama. Hal itu membuat semangat anak anak Altair High School menjadi menurun.
Mereka bermain tanpa arah. Permainan yang mereka perlihatkan sangat buruk. Membuat banyak orang kecewa melihat permainan mereka di final ini.
Di tribun penonton. Rossa mengernyitkan dahinya. Melihat permainan teman teman nya yang tidak seperti sebelumnya. "Liv gw ke toilet sebentar ya." Ujar Rossa pada Olivia. Olivia mengangguk. Rossa bangkit dan pergi.
Rossa menyusuri daerah sekitar hotel dan tempat pertandingan. "Lu dimana sih patung. Kasian temen temen lu ga fokus karena mikirin lu." Gumam Rossa. Ia mencari kesana kemari.
Di dekat pantai. Afgan sedang duduk termenung menatap keindahan pantai di hadapan nya. Ia sama sekali tidak ada semangat untuk pergi ke pertandingan. Menang kalah, dia seperti tidak perduli.
Afgan membuka handphone nya. Ada banyak pesan masuk. Afgan menghela nafasnya. Ia membuka pesan dari Rossa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASA
RomanceAfgan Gevanio Bagasditya siswa laki laki yang terkenal cerdas. Afgan dikenal dengan segala kemisteriusan nya juga terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan keras kepala. Gelang hitam di pergelangan tangan kanan nya itu menjadi ciri khas nya. ...